Laporkan Masalah

Alternatif pengembangan sumberdaya budaya di Keraton Buton, Sulawesi Tenggara

AWAT, Rustam, Prof.Dr. Sumijati Atmosudiro

2007 | Tesis | S2 Arkeologi

Keraton Buton yang terletak di Kotamadya Bau-Bau, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan salah satu benda cagar budaya (BCB) yang dimanfaatkan sebagai objek wisata dan dikelola oleh Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya Kotamadya Bau-Bau. Keraton Buton sebagai pusat kerajaan dan kesultanan adalah salah satu wisata budaya yang paling menonjol di Provinsi Sulawesi Tenggara. Hingga kini, bukti tinggalan fisik (tangible) dan non-fisik (intangible) dari masa kerajaan dan kesultanan masih dapat disaksikan. Tulisan ini bertujuan untuk mengevaluasi sumberdaya budaya yang terdapat di Keraton Buton dan untuk mengetahui pengelolaan dan pemanfaatannya. Objek penelitian berupa sumberdaya budaya yang meliputi sumberdaya fisik (Benteng, Mesjid Agung Keraton Buton, Batu Pelantikan Raja/Sultan Buton, Rumah Sultan (Kamali), Makam Sultan, Tiang Bendera, Jangkar Kapal, Baruga (Galampa Syara), Meriam, Parit, Pusat Kebudayaan Wolio, Mesjid Quba, Bak air, Koleksi Naskah Buton (Rumah Pak Mujazi), dan sumberdaya non-fisik (Kesenian, Upacara Adat, Ritual Keagamaan, dan Atraksi Wisata). Dilihat dari keragaman temuan yang tersebar, Keraton Buton merupakan situs pemukiman yang awalnya digunakan sebagai pusat pemerintahan kerajaan dan beralih menjadi pusat kesultanan ketika masuknya Islam. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan berupa observasi, wawancara, dan studi pustaka, dengan menggunakan pendekatan yang berhubungan manajemen sumberdaya budaya (Cultural Resource Management). Berdasarkan pada data sumberdaya budaya, hasil penelitian menunjukkan bahwa keragaman tinggalan belum diimbangi dengan sumberdaya manusia yang memadai untuk mengelola dan memanfaatkan sumberdaya budaya di Keraton Buton. Selain itu, terdapat beberapa kendala dalam pengembangan pengelolaan dan pemanfaatan Keraton Buton akibat adanya perbedaan kepentingan dan persepsi. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan pemanfaatan yang berwawasan pada pelestarian sumberdaya budaya yang memberi manfaat kepada masyarakat sekitar ketika Keraton Buton dimanfaatkan sebagai wisata budaya.

Buton Palace which is located in Bau-Bau District, Buton Regency, Province of Southeast Sulawesi, is one of the cultural preserve object that is used for tourist resort and manage by culture, art, and tourism department of Bau-Bau. Buton Palace as the center of the kingdom and sultanate is one of the most attractive cultural tourism in the Province of Southeast Sulawesi. The physical and non-physical history’s evidence of the kingdom’s glory can be seen until nowadays. This thesis aimed to evaluation the cultural resource management in the Buton Palace. The object of research are culture resource including tangible (fortress, Mosque of Buton Palace, sultan’s palace, sultan’s grave, center of Wolio culture, rifle, trench) and intangible (arts, costumary ceremony, ritual religious, and tourism attraction). Seen from the variant from what were found which were spread out, Buton Palace is settlement site that formerly used for the government’s palace center of kingdom and move as the centre of sultanate when islam entering this area. The research method that is used are field research such like observation, interview, and study of literature, with using approachment that has connection with cultural resource management. Based on the cultural resource data, the research’s result are showing that there’s no balance yet between the kinds of heritage and human resource to manage of Buton Palace. Besides it, there are some obstacles in management development and taking advantage of Buton Palace, it caused by the different of importance and perception. Because of that, it need management which has concept at preservation of cultural resource and give advantage to society around it when Buton Palace is used as cultural tourism.

Kata Kunci : Keraton Buton,Sumberdaya Budaya, Buton Palace, Southeast Sulawesi, Management, Cultural Resource


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.