Laporkan Masalah

Faktor-faktor yang berpengaruh pada fungsi Mandibula pasca Interdental Wiring dan Intermaxillary Wiring pada fraktur Mandibula Satu Sisi di RSUP Dr. Sardjito

ISWADI, dr. Ishandono Dachlan, M.Sc.SpB-Sp.BP

2007 | Tesis | PPDS I Ilmu Bedah

Latar belakang: Meningkatnya kasus kecelakaan lalu lintas di kota besar, dari kasus tersebut banyak didapatkan trauma yang mengenai regio wajah yang mengakibatkan fraktur pada mandibula. Pengelolaan pada pasien fraktur mandibula dengan interdental dan intermandibular wiring juga mengalami banyak perkembangan yang bertujuan agar fraktur pada mandibula dapat ditangani secara mudah, dengan biaya yang murah dan waktu perawatan yang singkat. Metode: Dilakukan penelitian kohort retrospektif dari data pasien dengan fraktur wajah yang mengakibatkan fraktur mandibula satu sisi, yang dilakukan interdental wiring dan intermandibular wiring di Sub-bagian Bedah Plastik RSUP Dr Sardjito Yogyakarta dari tanggal 1 Januari sampai dengan 30 Desember 2006. Kriteria inklusi dan eksklusi meliputi pasien dengan fraktur mandibula, laki-laki dan perempuan, usia > 16 tahun. Pasien yang bisa dilakukan kontrol lanjutan sebanyak 55 orang. Dilakukan penilaian variabel tergantung yang meliputi: jenis kelamin, umur, sisi fraktur dari mandibula, lokasi fraktur dan pemendekan mandibula terhadap variabel bebas, yang meliputi: oklusi mandibula serta kemampuan membuka mulut. Analisis ke dua variabel menggunakan Mann-Whitney test, Ttest, dan regression analyzis. Hasil: Fungsi membuka mulut paska interdental wiring dan intermandibular wiring dipengaruhi oleh lokasi fraktur pada mandibula p=0,03 (p<0,05) dan pemendekan mandibula yang mengalami fraktur p=0,02 (p<0,05). Hasil penanganan interdental wiring dan intermandibular wiring tidak maksimal jika lokasi fraktur terjadi pada kaput mandibula. Hal ini ditunjukkan pada 6 kasus (10,9%) setelah dilakukan tindakan, didapatkan hasil 3 kasus (5,5%) fungsi membuka mulut tidak baik, dan pada 22 kasus (40,0%) lokasi fraktur yang terjadi pada angulus mandibula setelah dilakukan tindakan, didapatkan hasil 9 kasus (16,4%) fungsi membuka mulut juga tidak baik. Pada kasus pemendekan mandibula ≥ 5 mm ada 6 pasien (10,9%) setelah dilakukan tindakan interdental dan mandibular wiring 4 pasien (7,3%) fungsi membuka mulut tidak baik. Pada kasus fraktur mandibula, jenis kelamin, umur, sisi fraktur tidak mempengaruhi fungsi membuka mulut dari mandibula dan oklusi mandibula setelah paska interdental wiring dan intermandibular wiring (p>0,05). Simpulan: Pada fraktur mandibula yang dilakukan operasi interdental wiring dan intermandibular wiring fungsi membuka mulut dan oklusinya dipengaruhi oleh lokasi fraktur dan pemendekan fragmen fraktur pada mandibula.

Background: to investigate the factors increase traffic light accident influences mandibular function after interdental and intermandibular wiring treatment of unilateral mandibular fracture. The result parameters of interdental and intermandibular wiring treatment results which were mandibular function (i.e. mouth opening) and mandibular occlusion were evaluated. Excellent recovery of mandibular function after interdental and intermandibular wiring treatment gives valuable information in determining simple surgical technique, cheap, no need a long time treatment in hospital. Methods: retrospective cohort study was carried out on 55 samples using unilateral mandibular fracture due to facial trauma data in plastic surgery subdepartment Dr Sardjito hospital Yogyakarta in period of January 1st to December 30th 2006. Inclusion and exclusion criteria were mandibular fracture patient, male and female, more than 16 years of ages, pasient with multiple fracture. Dependent variabel was evaluated, that consist of sex, age, side of mandibular, location of fracture and shortening of mandibular, mouth opening and mandibular occlusion as independent variable. Both of that variable are analyzed with Mann-Whitney test and T test and regression analyzis. Results: sex and age did not influence mandibular function and occlusion after interdental and intermandibular wire treatment of mandibular fracture (p>0,05). Mandibular function after interdental wire dan intermandibular wire treatment was influenced by mandibular fracture location (p<0,03) and fracture segment movement (p<0,02). The results of interdental and intermandibular wire treatment were not optimal if the fracture located in caput mandibula in which 3 cases (5,5%) out of 6 cases (10,9%) did not showed recovered mandibular function and if the fracture located in ramus mandibula in which 22 cases (40,0%) out of 9 cases (16,4%) did not showed recovered mandibular function. Conclusions: mandibular function recovery after interdental and intermandibular wire treatment of unilateral mandibular fracture is influenced by fracture location and fragment.

Kata Kunci : Fraktur Mandibula,Interdental Wiring dan Intermadibular Wiring,mandibular fracture, interdental wire, intermandibular wire, mandibular function mouth opening and occlusion


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.