Analisis pengaruh penerapan pembumian netral trafo tenaga di sisi 20 KV sesuai standart PLN 88:1991 di sistem merawang PT. PLN (Persero) cabang Bangka

SASMITA, Candra, Ir. Soedjatmiko, M.Sc

2007 | Tesis | S2 Teknik Elektro (Magister Sistem Energi Elektrik

Sistem Pembumian menggunakan NGR (Neutral Grounding Resistor) dalam sistem tenaga listrik dimaksudkan untuk membatasi arus hubung singkat satu fase ke tanah. Pembumian titik netral trafo tenaga di sisi 20 kV pada sistem Merawang PT. PLN (Persero) Wilayah Bangka Belitung Cabang Bangka menggunakan NGR 40 Ω yang dibumikan hanya pada satu trafo tenaga di unit pembangkit terbesar. Standar SPLN 88:1991 menyatakan bahwa untuk pembumian sistem 20 kV dengan dua sumber atau lebih, maka harus dibumikan di dua sumber, masingmasing menggunakan NGR 80 Ω, sedangkan hubungan pembumian di sumber yang lain dilepaskan. Tesis ini meninjau penerapan sistem pembumian trafo tenaga sesuai dengan standar SPLN tersebut di sistem Merawang dan membandingkannya terhadap sistem pembumian existing. Penerapan sistem pembumian standar SPLN 88:1991 di sistem Merawang akan menurunkan arus gangguan hubung singkat satu fase ke tanah di penyulang PLTD Merawang rata-rata 12,0 %, sedangkan di penyulang PLTU Listrindo arus gangguan hubung singkat satu fase ke tanah akan naik rata-rata 56,1 %. Sehingga waktu kerja rele gangguan tanah / GFR (Ground Fault Relay) di penyulang PLTD Merawang akan lebih lambat rata-rata 5,4 % dan waktu kerja GFR di penyulang PLTU Listrindo akan lebih cepat 83,9 %.

Grounding system using NGR (Neutral Grounding Resistor) in electric power system is aimed at limiting single line to ground fault current. Neutral grounding system at 20 kV side of power transformer on Merawang System of PT. PLN (Persero) Wilayah Bangka Belitung Cabang Bangka uses NGR 40 Ω which is grounded only at one transformer of the largest power plant. SPLN 88:1991 Standard expresses that 20 kV grounding system with two sources or more, has to be grounded at two sources, using a NGR 80 Ω each while other grounding connection on that system must be released. This Thesis evaluates the application of power transfomer neutral grounding system according to SPLN standard in Merawang system and then compares it with the existing grounding system. The application of SPLN 88:1991 standard on Merawang System will decrease the single line to ground fault current at PLTD Merawang feeders about 12.0 %, while it will increase single line to ground fault current at PLTU Listrindo feeders about 56.1 %. Pick-up time for Ground Fault Relay (GFR) at PLTD Merawang feeders will be slower about 5.4 % and pick-up time for GFR at PLTU Listrindo feeders will be faster about 83.9 %.

Kata Kunci : Sistem Tenaga Listrik,Pembumian,NGR, grounding, earthing, NGR, GFR, SPLN 88:1991