Laporkan Masalah

Stomatitis pada ular Sanca Kembang (Python reticulatus) peliharaan di Yogyakarta

MURTONO, Dodot Budi, Dr.drh. Irkham Widiyono

2007 | Tesis | S2 Sain Veteriner

Tujuan dan penelitian ¡ni adalah mengkaji gambaran kiinis dan keterlibatan hakte ri Psedomonas aeruginosa pada kasus stomat iii s pada ular sanca kembang yang dipelihara di Yogyakarta. Hewan yang digunakan dalarn penelitian ¡ni adalah 8 ekor ular sanca kembang yang dipelihara minimal 6 bulan d Daerah Istirnewa Yogyakarta dan pada saat perielitian didiagnosis menderita si )matitis ulserativa. Sebagai hewan kontrol digunakan 7 ular sanca kern bang yang secara kiinis seliat dan dipelihara selingkungan dengan ular penderita stornatitis. Perneriksaaii kliiiis lisik (mukosa mulut, gerak Iidah) dan laboratorik (perneriksaan hematologik, lolaiproteinpiasma, fibrinogen. dan tinja) dilakukan sesuai dengan metode Waters el al. (2000). Selain ¡tu juga dilakukan isolasi dan identilikasi serta UJI sensitivitas ¡solat Pseudornonas aeruginosa terhadap balian antibakterial dengan metode yang djjelaskan dalam CIDA (1980). Hasil pemeriksaan fisik, ular menunjukkan kondisi tubuh yang bervariasi antar individu. Tampak ada keterkaitan yang erat antara keadaan mulut dengan aktifïtas penjuhiran lidah. Ular yang mengalami lesi ulserasi pada mulut rnenunjukkan ketidakaktifan dalam menjulurkan lidah. Tidak ada”perhcdaan gambaran heinatologik yang signifikan antara ular sehat dengan tilar penderita stomatitis. Tampak adanya keterkaitan yang erat antara stornatiis dengan keberadaan Pseudomonas aeruginosa. Pseudo,nonaLsl (leuginosa leb ì h sen ng ditemukan pada rongga mulut ular yang mengalarnI stornatiti s. d I band ¡ng ular yang sehat. Pada uji sensitivitas, seluruh isolat bakteri P. aeruginos’a sensitif terhadap siprofloksasirì, sulfonamid, imipenem, ofloksasin. amikasin. seftadiziiii, dan Iefofloksasin (100%). Sementara itu, isolat menunjukkan respon sensilifitas yang bervariasi terhadap sefepim (66,6%), sefriakson(66, 6%) dan gentamisin (33,3%). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) stomatitis ulserativa pada ular sanca kernbang mengakibatkan gerak juIur lidah menurun, (2) stornatitis tidak rnengakìbatkan perubahan gambaran hernatologik yang sign ifikan, (3) bakteri Pseudotnonas aeruginosa lebih sering ditemukan pada mulut ular sanca kembang dengan lesi ulseratif, dan (4) isolat Pseudomonas aeruginosa pada mulut Lilar sanca kembarig penderita stomatits bersifat sensitif terhadap siprotloksasin, sulfonamid kombinasi, imipenem. ofloksasin, amikasin, seftadizim, dan Ievofloksasin; dan bersifat resisten terhadap ampisilin, ampisilin suihakiam, ampisil ill asam kiavulanat, kioramfenikol, ki indarn ¡sin scftiraksiiri. tetrasik lin, eritrorn ¡sin, sefpodoksim, spektinomisin, vankornisin, asitrosikiin, metisilin, apramisin.

The objectives of these studies were to evaluate ‘linicai findings of ulcerative stomatitis and role ofPseúdomonas aeruginosa in stornatitis in captived reticulated python snake. Eight snakes suffered from ulcerative stornatitis and 7 clinically healthy ones had been used ¡n this research. These animals had been captived in Yogyakarta for the period of 6 months or longer. Physical examinations (mucous membrane, tongue movement, hematological values, total protein plasma, fibrinogen and fecal examination) were performed by the method described by Wate rs el. al (2000) . 1 so I at I Ofl and ¡ dent I ficat I on of’ Pse uc/onlonas (leruginosa were conducted by the methods described by CIDA (1980). Body condition varied among individuals. There was a close relationship between mouth condition and tongue activity (P

Kata Kunci : Stomatitis,Ular Sanca Kembang, hernatological values, physical exam¡nations, Pseudornonas aeruginosa, Python reticulat us, stomatitis


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.