Pengaruh penerapan kawasan tanpa rokok di Sekolah terhadap sikap dan perilaku berhenti merokok di kalangan siswa SMA di Kota Bogor
NURKANIA, Nia, Prof.dr. M. Hakimi, Sp.OG.,Ph.D
2007 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Kes. Ibu dan Anak-KeLatar Belakang: Menurut Data Susenas (1995, 2001), terjadi peningkatan komsumsi rokok tertinggi pada tahun 2001 terhadap kelompok umur 15-19 tahun dari 13,7% menjadi 24,2% atau naik 77% dibandingkan dengan tahun 1995. Remaja merupakan kelompok yang rentan untuk merokok. Sekolah sebagai institusi pendidikan mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap remaja. Penerapan larangan merokok dan menciptakan kawasan tanpa rokok (KTR) di sekolah dapat menanggulangi masalah merokok pada remaja. Sekolah yang menerapkan KTR diasumsikan dapat mempengaruhi sikap remaja tentang merokok dan perilaku berhenti merokok. Tujuan: Dengan asumsi tersebut, penelitian ini berupaya membuktikan pengaruh penerapan kawasan tanpa rokok di sekolah terhadap perubahan sikap remaja tentang merokok dan perilaku berhenti merokok. Metodologi: Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimental (non equivalent control group design). Dalam penelitian ini terdapat 2 kelompok sampel yang akan diteliti, yaitu sekolah KTR (kelompok perlakuan) dan sekolah tidak KTR (kelompok kontrol). Responden adalah siswa SMA di Kota Bogor usia 15-19 tahun dengan besar sampel untuk masing-masing kelompok adalah 123 orang siswa. Data yang dikumpulkan adalah data primer dengan instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis yang digunakan adalah univaribel, bivariabel dengan uji chisquare, stratifikasi dan multivariabel menggunakan uji regresi logistik dengan taraf signifikansi 5% (p=0,05). Hasil: Dengan mengontrol varibel status tinggal, kebiasaan merokok orangtua, dan akses terhadap media rokok, regresi logistik menunjukkan hubungan yang signifikan antara jenis sekolah dengan sikap tentang merokok dan perilaku berhenti merokok. Proporsi remaja yang memiliki sikap positif (tidak setuju merokok) dan perilaku berhenti merokok lebih tinggi pada remaja sekolah KTR. Remaja sekolah KTR mempunyai kemungkinan 3,2 kali lebih tinggi untuk memiliki sikap positif dan mempunyai kemungkinan 2,6 kali lebih tinggi untuk berhenti merokok dibandingkan remaja sekolah tidak KTR. Kesimpulan: Penerapan KTR di sekolah merupakan prediktor dominan terhadap perubahan sikap remaja tentang merokok dan perilaku berhenti merokok di kalangan remaja. Variabel status tinggal, kebiasaan merokok orangtua dan akses terhadap media rokok memiliki risiko dalam menentukan sikap remaja tentang merokok dan perilaku berhenti merokok.
Background : Adolescents are a vulnerable group tending to smoke. In fact, according to the data of National Health Survey in 1995 and 2001 on cigarette consumption in adolescent aged 15 to 19 years old, the highest percentage was 24.2% in 2001 whereas in 1995 only reached 13.7%. Schools are institutions that are assumed to be able to influence adolescents’ behavior to quit smoking and their attitude toward smoking by implementing some rules such as creating smoke free area and conducting no smoking programs. Objective : To assess the effect of free smoke area implementation at schools toward the change in adolescents’ attitude on smoking and their behavior to quit smoking. Methodology : It is a quasi experimental study (non equivalent control group design). Data collected by questionnaire among two sample groups, namely smoke free area school (intervention group) and non smoke free area school (control group). The respondents were senior high school students in Bogor municipality aged 15 – 19 years old with each group consisting of 123 students. The analyses used were univariable, bivarable with chi-square test, stratification and multivariable with logistic regression test with significant level of 5% (p=0.05). Result : By controlling status of students living arrangement, parents’ habit of smoking, and access on smoking media variables, logistic regression test showed a significant correlation between type of school and smoking attitude and behavior to quit smoking. Students in smoke free area school had positive attitude 3.2 times higher and have possibility to quit smoking 2.6 times higher than those in non smoke free area school. Conclusion : Smoke free area implementation at schools is a dominant predictor toward the adolescents’ attitude change on smoking and their behavior to quit smoking. Status of students living arrangement, parents’ habit of smoking, access on smoking media variables have risks in determining adolescents’ attitude on smoking and their behavior to quit smoking.
Kata Kunci : Rokok dan Kesehatan,Perilaku Berhenti Merokok,Kawasan Tanpa Rokok,smoke free area, school, adolescent, smoking