Faktor prediktor epilepsi refrakter onset anak di awal terapi obat anti epilepsi

RAMZI, dr. Srisuparyati Soenarto, Ph.D.,Sp.AK

2006 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Klinis (Ilmu Kesehatan Anak)

Latar belakang : Epilepsi merupakan salah satu penyakit neurologi utama pada anak. Lebih dari 20 % penderita epilepsi akan menjadi refrakter terhadap pengobatan. Memprediksi kelompok dengan risiko tinggi epilepsi refrakter di awal terapi akan membantu dalam memberikan konseling yang adekuat dan pengambilan keputusan medis untuk tindakan terapi dan investigasi lebih lanjut. Tujuan : untuk mengetahui peran karakteristik klinis dan faktor-faktor lain dalam memprediksi epilepsi refrakter pada anak. Metode : dilakukan penelitian kasus-kontrol pada penderita epilepsi usia 2-18 tahun yang berobat rutin minimal selama 2 tahun di RSUP Dr. Sardjito. Hasil : Didapatkan 47 anak yang memenuhi kriteria epilepsi refrakter dan dibandingkan dengan 122 penderita epilepsi yang sudah bebas kejang minimal selama 1 tahun. Berdasarkan analisis univariat, beberapa prediktor terhadap kejadian epilepsi refrakter pada anak adalah onset kejang pertama ≤ 5 tahun, kejang frekuensi sering sebelum terapi, asfiksia neonatorum, status epileptikus, epilepsi simptomatik, adanya defisit neurologi, adanya kelainan penyerta, ketidakpatuhan dan jumlah bangkitan kejang dalam 6 bulan pertama-kedua terapi OAE. Setelah dianalisis secara multivariat, temuan lebih dari 20 bangkitan kejang sebelum terapi (ratio odds [OR] 3.40, IK 95% 1.03-11.3) dan lebih dari 3 bangkitan kejang di 6 bulan kedua setelah terapi dimulai (OR 16.02, 95% CI 4.98-51.5) merupakan prediktor bebas epilepsi refrakter onset anak. Kesimpulan : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak yang datang dengan frekuensi kejang yang tinggi dan didapatkannya lebih 3 bangkitan kejang di 6 bulan kedua setelah terapi dimulai akan berpeluang lebih tinggi untuk menjadi epilepsi refrakter

Background. Epilepsy is one of the most common pediatric neurological disorders. Twenty percent of epilepsy patients will develop refractory epilepsy. Early identification of high risk patients with refractory epilepsy will be helpful to do adequate counseling and select patients for more intensive investigation and treatment. Objectives. This study aims to identify the clinical characteristics and other factors that can predict refractory epilepsy in children and calculate contribution of each factor. Methods. A case control study was conducted in patients of 2-18 years old with epilepsy who routinely visit Dr. Sardjito Hospital. Results. There were 47 children with refractory epilepsy. Their data were compared with 122 subjects who have been seizure free for more than 1 year. Strong univariate association was noted between refractory and several clinical factors: early age ot onset of seizure, high initial seizure frequency, history of neonatal asphyxia, symptomatic etiology, history of status epilepticus, abnormal neurodevelopmental status and early breakthrough seizures after treatment initiation. On multivariate analysis, more than 20 seizures before treatment initiation (odds ratio [OR] 3.40, 95% CI 1.03-11.3), and more than three seizures in the subsequent 6 month after treatment initiation (OR 16.02, 95% CI 4.98-51.5), were independent clinical predictors of refractory epilepsy. Conclusions. This study suggests that children who present with frequent seizures at onset and more than 3 breakthrough seizures in the subsequent 6 month after treatment have risks of developing refractory epilepsy.

Kata Kunci : Epilepsi Refraktor Onset,Terapi Obat Anti Epilepsi,epilepsy, child, refractory, predictors