Perbandingan pemakaian lensa intraokular PMMA yang dilapisi fluorine dengan lensa PMMA konvensional terhadap inflamasi setelah operasi ekstraksi katarak ekstrakapsular

YUNIWATI, Tetri, Prof.Dr. Suhardjo, SU.,SpM(K)

2007 | Tesis | PPDS I Ilmu Penyakit Mata

Tujuan : Untuk membandingkan inflamasi yang terjadi pada lensa intraokular dari bahan polymethylmethacrylate yang dilapisi fluorine dengan lensa polymethylmethacrylate konvensional setelah operasi ekstraksi katarak ekstrakapsular. Bahan dan cara : Merupakan studi randomized clinical trial dengan uji tersamar ganda. Subyek penelitian adalah pasien-pasien yang akan menjalani operasi katarak di ruang bedah sentral terpadu RS.Dr.Sardjito dan ruang katarak bersubsidi IP.Mata FK.UGM flamboyan. Subyek penelitian secara random dibagi dalam kelompok yang mendapat lensa intraokular polymethylmethacrylate dan kelompok yang mendapat lensa polymethylmethacrylate dengan pelapisan fluorine, setelah dilakukan operasi ekstraksi katarak ekstrakapsular. Dilakukan pemeriksaan terhadap tanda dan gejala inflamasi pada hari ke 1, 8, 15 dan 30 setelah operasi. Tanda yang dinilai meliputi rasa nyeri, sensasi benda asing, silau, dan mata berair, sedang gejala yang dinilai meliputi injeksi silier, derajat flare dan sel di bilik mata depan serta deposit pigmen pada permukaan lensa. Hasil : Terdapat 65 subyek penelitian yang terdiri dari 65 mata yang ikut serta pada penelitian ini. Hasil penilian terhadap tajam penglihatan saat evaluasi terakhir tampak adanya perbedaan yang bermakna (p=0.002), PMMA konvensional rerata visusnya adalah 0.160 (6/40) sedang pada kelompok PMMA fluorine rerata 0.174 (6/36). Setelah 1 bulan operasi tampak perbedaan visus sebesar 1 baris Snellen antar kedua kelompok, kelompok fluorine lebih unggul. Hasil evaluasi skor inflamasi secara keseluruhan pada semua kunjungan menunjukkan adanya perbedaan nilai dimana lebih tinggi pada kelompok PMMA konvensional dan secara statistik perbedaan tersebut bermakna (p=0.000) yang berarti bahwa tanda dan gejala inflamasi lebih berat pada kelompok konvensional. Variabel nyeri hanya berbeda bermakna pada kunjungan pertama, variabel flare dan sel berbeda bermakna sampai kunjungan kedua sedang variabel sensasi benda asing, rasa silau, nrocos, injeksi silier dan deposit pigmen berbeda bermakna (p<0.05) pada semua kunjungan. Simpulan : Inflamasi yang terjadi setelah operasi ekstraksi katarak ekstrakapsular dengan pemasangan lensa intraokular pada kelompok pasien yang mendapat lensa polymethylmethacrylate dilapisi fluorine lebih rendah daripada lensa polymethylmethacrylate konvensional.

Purpose: To compare the inflammation induced by fluorine coated polymethylmethacrylate intraocular lens to those induced by conventional polymethylmethacrylate intraocular lens which were implanted after extracapsular cataract extraction. Methods: This was a double blind randomized clinical trial. Patients undergoing cataract extraction in the Integrated Surgical Centre of Dr. Sardjito Hospital and in the subsidized cataract clinic “Flamboyan” of Ophthalmologic Department of Gadjah Mada University Medical School were recruited as the study subjects. They were randomly divided into two groups; the first group undergoing fluorine coated polymethylmethacrylate intraocular lens implantation after extra capsular cataract extraction; while the second group undergoing conventional polymethylmethacrylate intraocular lens implantation. The visual acuity, signs and symptoms of inflammation were evaluated on the day 1, 8, 15, and 30 after the surgical procedure. The symptoms evaluated including pain, foreign body sensation, glaring, and watery eyes; the signs evaluated including ciliary’s injection, the degree of flare and cells in the anterior chamber, and pigment deposit on the lens surface. Results: There were sixty five subjects, i.e. sixty five eyes, participating in the study. Visual acuity examination conducted in the last follow up visit showed significant difference (p=0.002) of final visual acuity outcome between conventional PMMA (mean 0.160, i.e. 6/40) and fluorine coated PMMA (mean 0.174, i.e. 6/36). The visual acuity one month after the operation, patients undergoing fluorine coated PMMA implantation exceeded those of patients undergoing conventional PMMA implantation by one row of Snellen chart. Overall inflammation score evaluation derived from all follow up visits showed that conventional PMMA groups had statistically significant higher score (p=0.000), i.e. the inflammation was more severe in the conventional PMMA group. Conclusions: The inflammation induced by fluorine coated polymethylmethacrylate intraocular lens implanted after extracapsular cataract extraction was milder compared to those induced by conventional polymethylmethacrylate intraocular lens.

Kata Kunci : Bedah Katarak,Reaksi Inflamasi,Lensa PMMA,polymethylmethacrylate, fluorine,post operative inflammation,pigment deposit