Laporkan Masalah

Pemakaian sistem SKor dalam menegakkan diagnosis apendisitis akut pada anak usia 6-14 tahun di bagian bedah anak RS Dr. Sardjito tahun 2004-2006

ARSYAD, Rudi Ali, dr. H. Rochadi, SpB.,SpBA(K).Onk

2006 | Tesis | PPDS I Ilmu Bedah

Latar Belakang : Sakit perut sebagai keluhan utama masih memberikan banyak kemungkinan diagnosis, sehingga diagnosis apendisitis akut menjadi tidak mudah terutama pada anak-anak. Insiden apendisitis akut anak ± 25 % dari seluruh kasus pada semua kelompok umur, dan umumnya terjadi pada umur 6-10 tahun. Diagnosis apendisitis akut pada anak tidak mudah ditegakkan hanya berdasarkan gambaran klinis, hal ini menimbulkan apendektomi negatif. Beberapa penelitian didapatkan bahwa insiden apendektomi negatif pada anak sebanyak 14,3 % . Penderita nyeri perut kanan bawah akut di klasifikasikan : segera dilakukan tindakan operasi , tidak memerlukan tindakan operasi , serta belum jelas apakah memerlukan tindakan operasi atau tidak. Klasifikasi yang terakhir diperlukan sarana diagnostik tambahan untuk kepastiannya. Berkaitan dengan klasifikasi diatas, telah banyak upaya yang dikemukakan untuk mempertajam diagnosis, termasuk disini memaksimalkan parameter klinik seperti keluhan, tanda klinis serta laboratorium sederhana guna mencapai akurasi diagnosis . Untuk itu diperlukan upaya-upaya guna mengurangi kesulitan dalam mendiagnosis apendisitis akut pada anak sehingga dapat menekan insiden apendektomi negatif. Metode Penelitian : Penelitian diagnosis dengan pendekatan crossectional. Data berasal dari rekam medik penderita apendisitis akut anak umur 6 – 14 tahun yang menjalani operasi serta dilakukan pemeriksaan histopatologi di RS Dr. Sardjito selama kurun waktu Juni 2004 sampai dengan Juni 2006, Data yang diambil meliputi karakteristik klinis apendisitis : jenis kelamin, umur, gejala periumbilikal, migrasi pain, anoreksia, mual dan muntah, nyeri perut kanan bawah, nyeri lepas tekan, suhu tubuh, jumlah lekosit, jumlah netrofil, defans muskular, demam, tanda rovsing, tanda psoas serta tanda obturator. Selanjutnya dilakukan uji analisa dan pembuatan skor. Hasil : Didapatkan 84 kasus yang didiagnosis apendisitis. Hasil pemeriksaan histopatologi pasca apendektomi, didapatkan apendisitis 68 kasus (81%) dan bukan apendisitis 16 kasus (19%). Pada analisa data didapatkan perbedaan bermakna secara statistik dimana nilai –p < 0,05 sebanyak tujuh variabel, meliputi nyeri periumbilikal, migrasi pain, anoreksia, mual dan muntah, nyeri perut kanan bawah, nyeri lepas tekan serta Rovsing sign. Ketujuh variabel dihitung nilai sensitifitas, spesifitas, nilai prediksi positif serta nilai prediksi negatif serta dilakukan uji sensitifitas dan spesifitas pada masing-masing skor Didapatkan batas skor yang mempunyai nilai sensitifitas dan spesifitas paling baik (sensitifitas = 0,83% dan spesifitas = 0,94% ) adalah 8 atau dengan kata lain merupakan cutt of point untuk dilakukan tindakan operasi pada anak umur 6 – 14 tahun Kesimpulan : Skor Alvarado sistem bisa diterapkan pada apendisitis akut anak dan faktor prediktif dalam sistem skor mempunyai nilai sensitifitas dan spesifitas tinggi dalam menegakkan apendisitis akut anak

Not Available

Kata Kunci : Apendisitis Akut,Diagnosis,Sistem Skor


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.