Hubungan antara hasil pemeriksaan HER-2/NEU metode MLPA dengan reseptor hormonal, klinikopatologis dan angka ketahanan hidup penderita kanker payudara di Yogyakarta
NUGRAHA, Satya Budi, Dr.dr. Teguh Aryandono, SpB(K).Onk
2007 | Tesis | PPDS I Ilmu BedahPendahuluan: Insidensi kanker payudara di Indonesia masih sangat tinggi, frekuensinya menempati urutan kedua setelah kanker rahim, sedangkan di RS Dr Sardjito Yogyakarta menempati urutan pertama dan penyakit ini merupakan penyebab kematian yang sangat penting. Faktor prognosis seperti ukuran tumor, status limfonodi regional, stadium, derajat diferensiasi histologi, Reseptor estrogen progesteron dan HER-2/neu berperan terhadap kejadian kematian dan ketahanan hidup penderita. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menilai seberapa besar pengaruh hubungan antara amplifikasi HER-2/neu sebagai faktor prognosis kanker payudara dibandingkan dengan reseptor estrogen progesteron serta faktor prognosis yang baku dengan kejadian kematian ketahanan hidup penderita kanker payudara. Bahan dan cara: Penelitian dilakukan terhadap 66 penderita yang masuk dalam penelitian. Analis kesintasan dengan metode Kaplan-Meier diujikan pada variabel HER-2/neu dan reseptor hormonal. Untuk melihat variabel yang paling berpengaruh , variabel yang signifikan diuji dengan analisis multivariat Cox Regresi. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan penderita kanker payudara terbanyak usia antara 41 - 45 tahun, sebagian besar datang pada stadium IIIB(31,8%). Sebagian besar dengan kelenjar limfe positif (50%),ukuran tumor dua sampai 5 cm (75,8%), derajat diferensiasi sedang (56,1%), reseptor hormonal positif (52,4%). Sebagian besar dengan amplifikasi HER-2/neu positif (54,5%), dan sebagian besar usia lebih dari 40 tahun (71,2%). Dengan analisis univariat faktor prognosis terhadap status HER-2/neu tidak terdapat perbedaan yang bermakna: stadium ( p >0,005), ukuran tumor ( p >0,005), status kelenjar limfe (p >0,005), Usia (p >0,005), Derajat histoplogi (p >0,005), Gambaran histologi (p >0,005), Kematian (p >0,005), dan Status Hormonal (p >0,005). Pada penelitian ini tidak dilakukan analisa multivariat baik untuk logistic regresi maupun Cox Regresi karena dari analisa univariat tidak terdapat variabel yang secara statistik bermakna terhadap variabel outcome, sedangkan pada analisa Kaplan Meyer juga tidak ada variabel bebas yang mempengaruhi atau secara statistik tidak bermakna terhadap outcome survival, sehingga tidak dilakukan analisa cox regresi. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara amplifikasi HER-2/neu sebagai faktor prognostik dengan faktor prognostik lain seperti reseptor hormonal dan klinikopatologis. Ternyata tidak dapat dibuktikan Amplifikasi HER-2/neu sebagai faktor prognostik yang berperan dalam ketahanan hidup dan gabungan faktor prognosis amplifikasi HER-2/neu dengan reseptor hormonal secara bersama-sama ternyata tidak terdapat korelasi terhadap ketahanan hidup penderita kanker payudara
unavailable in fulltext
Kata Kunci : Kanker Payudara,Pemeriksaan HER,2/NEU,Ketahanan Hidup