Laporkan Masalah

Analisis Hidraulika banjir Tukad Badung

WIARTA, I Nyoman, Dr.Ir. Bambang Yulistiyanto

2007 | Tesis | S2 Teknik Sipil (Magister Pengelolaan Bencana Alam

Di sepanjang alur Tukad Badung merupakan daerah pemukiman yang sangat padat sehingga sungai berfungsi sebagai saluran pembuangan. Dengan kondisi ini badan sungai menjadi tempat pembuangan sampah, limbah rumah tangga dan limbah industri. Di hulu banyak terjadi erosi/longsoran tebing. Kondisi ini juga menyebabkan pendangkalan di beberapa ruas sungai akibat sedimentasi sehingga kapasitas alur untuk mengalirkan debit banjir berkurang. Dalam beberapa tahun ini Tukad Badung mengalami degradasi fungsi karena berbagai faktor yang terjadi di sepanjang sungai mulai dari hulu sampai hilir, sehingga Tukad Badung tidak dapat mengalirkan debit secara optimal. Perubahan tata guna lahan yang terjadi di sekitar daerah aliran sungai, menyebabkan perubahan pola aliran di sungai yang ditandai dengan fluktuasi debit pada musim hujan dan musim kemarau sangat tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil muka air banjir untuk kala ulang 50 tahun dan menentukan alternatif penanganan banjirnya. Dalam penelitian ini dilakukan analisis hidrologi dan analisis hidraulika. Pemodelan hidraulik dari sistem sungai menggunakan software Hydrologic Engineering Center-River Analysis System (HEC-RAS) Versi 3.1.2. Alur sungai diasumsikan sebagai alur tunggal dengan batas hulu penelitian adalah pada AWLR Wangaya sampai ke batas hilir waduk muara Nusa Dua, input geometrik dibuat untuk kondisi eksisting, normalisasi, dan tanggul dimana flow hidrograf dan rating curve digunakan sebagai batas hulu dan batas hilirnya. Berdasarkan hasil analisis hidraulika yang telah dilakukan, pada kondisi eksisting terjadi limpasan di 27 River Station pada tebing sebelah kiri dan 23 River Station pada tebing sebelah kanan. Penanganan banjir dengan normalisasi mampu menurunkan muka air banjir tanpa terjadinya limpasan di kanan kiri tebing. Penanganan dengan tanggul mampu menampung debit banjir tanpa limpasan di kiri dan kanan tebing. Dengan demikian dapat disimpulkan melalui penanganan dengan normalisasi maupun pembuatan tanggul, Tukad Badung masih mampu mengalirkan debit banjir kala ulang 50 tahunan. Dari hasil perhitungan diperoleh penanganan banjir dengan pembuatan tanggul memerlukan biaya sebesar Rp. 1.118.376.638,35,- dan pekerjaan normalisasi membutuhkan biaya sebesar Rp. 1.316.571.000,00,-

There is densely populated residence along Tukad Badung reach resulting in the misuse of stream for waste disposal outlet. This condition causes the stream becoming the disposal place of waste, household sewage, and industrial waste. Also, there is erosion and sliding of river bank in the upstream. This condition also causes river reaches to shallow due to sedimentation resulting in the decrease of stream capacity to carry off the flood discharge. During recent years, Tukad Badung has been degraded in its function due to various factors occurring from the upstream to downstream resulting in the stream incapable to carry off the flood discharge optimally. The change of land use occurred in the watershed causes the change in stream flow pattern that can be seen from the high discharge fluctuation during rainy and dry seasons. The objective of this study is to observe 50 year return period flood water surface profile and to determine the flood control alternatives. Hydrology and hydraulic analyses are carried out in the study. Hydraulic modeling of the river system is accomplished using the Hydrologic Engineering Center-River Analysis System (HEC-RAS) software of version 3.1.2. The stream is assumed to be a single reach using the upstream boundary at AWLR Wangaya and downstream boundary at Nusa Dua estuary dam. The geometric input is conducted for the existing, normalization, and dikes conditions, whereas the flow hydrograph and rating curve are using for upstream boundary and the downstream boundary respectively. Based on the result of hydraulic analysis, the overtopping is occurred at 27 River Stations at the left bank and 23 River Stations at the right bank. The flood controlling by normalization is capable of decreasing flood water surface with the non existence of overtopping both at the left and right banks. The flood controlling by dike is also capable of retaining the flood discharge without the overtopping at the left and right banks. That can be concluded, by normalization or by dike the Tukad Badung is capable of carrying off the 50 year return period flood discharge. Calculation results shows the flood controlling by dike requires cost of Rp 1.118.376.638,35,- and by normalization requires cost of Rp. 1.316.571.000,00,- .

Kata Kunci : Model hidraulik, profil muka air, alternatif penanganan banjir, Hydraulic modeling, Water surface profile, Flood control alternatives


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.