Laporkan Masalah

Hak Politik perempuan :: Studi tentang keterwakilan perempuan di DPRD Kabupaten Gunungkidul

TERNALEM PA, Drs. Djoko Suseno, SU

2006 | Tesis | S2 Sosiologi (Kebijakan dan Kesejahteraan Sosial)

Selama ini, ada kesan bahwa dunia politik adalah dunia laki-laki. Kesan ini muncul akibat adanya image yang mungkin tidak sepenuhnya tepat tentang kehidupan politik, bahwa politik itu kotor, keras, penuh intrik dan semacamnya. Akibatnya, di belahan dunia manapun jumlah perempuan yang terjun di dunia politik relatif kecil, termasuk di negara-negara yang tingkat demokrasi dan persamaan hak asasinya cukup tinggi. Namun, seiring dengan perkembangan tingkat modernisasi dan globalisasi informasi serta keberhasilan gerakan emansipasi perempuan dan feminimisme, sikap dan peran perempuan khususnya yang memiliki pandangannya tentang dunia politik mulai mengalami pergeseran. Perempuan tidak lagi hanya berperan sebagai ibu rumah tangga yang menjalankan fungsi reproduksi, mengurus anak dan suami dan sebagainya, tetapi sudah aktif berperan di berbagai bidang kehidupan, baik sosial, ekonomi maupun politik. Kusus Keanggotaan DPRD Kabupaten Gunungkidul pada masa bakti 1999-2004 telah terdapat 4 orang anggota DPRD perempuan tetapi pada pereode 2004-2009 hanya satu orang anggota DPRD perempuan. Hal itu merupakan satu permasalahan yang menarik untuk diteliti. Permasalahan dalam penelitian ini adalah mengapa terjadi kesenjangan keterwakilan perempuan dan laki-laki di legislatif Kabupaten Gunungkidul? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana keterwakilan perempuan dan laki-laki di legislatif Kabupaten Gunungkidul. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Unit analisa dalam penelitian ini adalah : ormas perempuan, LSM Perempuan, Aktivis partai perempuan, ketua partai politik, perempuan independen dan pengamat. Teknik Pengumpulan Data yang digunakan adalah wawancara atau Interview, observasi dan dokumentasi. Dalam menganalisa data menggunakan data kualitatif dengan sifat deskriptif analisis yaitu dengan cara interpretasi data kemudian data tersebut dianalisa dari awal hingga akhir penelitian. Berdasarkan analisis data maka diperoleh hasil sebagai berikut: Pemahaman perempuan terhadap partai politik pada umumnya masih kurang sehingga aktivitas-aktivitas partai dianggap tidak layak untuk perempuan. Pemahaman perempuan tentang legislatif sudah cukup baik, dengan menjadi anggota legislatif adalah seseorang akan dapat memperjuangkan aspirasi masyarakat termasuk kaum perempuan. Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Gunungkidul tahun 2005 jumlah pemilih pemilu tahun 2004 di Kabupaten Gunungkidul adalah 528.870 pemilih yang terdiri dari 257.047 pemilih laki-laki dan 271.823 pemilih perempuan sehingga dapat disimpulkan bahwa pemilih perempuan di Kabupaten Gunungkidul lebih banyak di banding pemilih laki-laki. Pada setiap partai politik yang ada berupaya untuk menerapkan kesamaan kesempatan bagi kaum perempuan maupun kaum pria, bahkan kepada setiap kader yang ada, sejauh kader tersebut memenuhi syarat secara organisatoris dan memiliki kompetensi yang tinggi untuk menjabat dalam posisi pengurus akan diorbitkan pada tingkat lembaga legislatif. Laki-laki dan perempuan belum memiliki kesamaan hak dalam bidang politik, khususnya sebagai anggota DPRD Kabupaten Gunungkidul karena aturan quota 30% perempuan menjadi anggota DPRD Kabupaten Gunungkidul belum terpenuhi selain itu peluang yang diberikan tidak sama dengan laki-laki. Dari data yang ada beberapa partai politik memiliki sayap Partai politik yang menghimpun wanita adalah partai Golkar dan PKB. Partai Golkar Kabupaten Gunungkidul belum menepatkan perempuan di legislatif sedangkan PKB telah menempatkan 1 orang kadernya di legislatif.

There is impression that politic is world of men. Especially, there are four women who become members of Society Representative Council (DPR) in Gunung Kidul at period of 1999-2004, but at period 2004-2009 there is a woman in Society Representative Council (DPR). It is an interesting case to be researched. The problem of this research is why does discrepancy of women and men representative happen in legislative of Gunung kidul? The objectives of this research is to know how the women and men representative in legislative of Gunung Kidul. Kind of this research is qualitative descriptive. Analysis unit in this research is: women society organizations (ormas), women LSM, activists of women party, chives of politic party, independent women and observers. Data gathering techniques used are interview, observation, and documentation. In analyzing data, this research uses qualitative data with analysis descriptive. It is done by way of data interpretation and then the data are analyzed from beginning to ending of research. Based on data analysis which is done, the following is the result: Understanding of women to politic party generally still decreases so activities of the party regarded not suitable with women. Understanding of women about legislative is good enough. Becoming members of legislative, people are able to struggle society aspirations include women group. Based on general election commission of Gunung Kidul in 2005, there are 528,823 voter of general election in 2004 that consist of 257,047 men and 271,823 women so this can be concluded that women voters in Gunung Kidul are more than men ones. Every politic party tries to apply same opportunity for either women or men group. Even, every cadre, as long as he fills requisites organizationally and has high competence to take hold of board position, will be orbited in legislative institution degree. Men and women do not have same rights in politic field, especially as member of Society Representative Council (DPR) of Gunung Kidul because the rule of women quota 30% to be member of Society Representative Council of Gunung Kidul is not filled. Besides, the given opportunity of women is not as same as given opportunity of men. From the data, some politic parties that have branches of politic party which gather women are Golkar and PKB

Kata Kunci : Perempuan, Hak Politik, DPRD, Representative, Legislative, Women (pl) / Woman (sing.).


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.