Analisis pembiayaan penanggulangan gizi buruk pada balita di Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah
AIN, Masdiana Husain, drg. Julita Hendrartini, M.Kes
2007 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Kebij. Pembiayaan daLatar Belakang : Sampai saat ini, Kabupaten Donggala mengalami masalah gizi yang sangat besar, terutama banyaknya kasus gizi buruk. Namun demikian, pembiayaan untuk penanggulangan masalah gizi buruk masih juga kurang memadai karena alokasi dana melalui APBN maupun APBD untuk program penanggulangan gizi buruk tidak memadai. Tujuan : Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui besar pembiayaan dan kerugian ekonomi yang hilang dalam penanggulangan gizi buruk di Kabupaten Donggala dari masyarakat serta besar dana yang harus dialokasikan untuk penanggulangan gizi buruk di Kabupaten Donggala. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasinya adalah seluruh balita yang mengalami gizi buruk di Kabupaten Donggala pada tahun 2004 yang jumlahnya 113 balita. Jumlah sampel yang diambil adalah 43 balita. Variabel dalam penelitian ini adalah biaya langsung dan tidak langsung dari pemerintah dan masyarakat untuk penanggulangan gizi buruk pada balita. Alat pengambilan data adalah kuesioner. Hasil : Besar pembiayaan penanggulangan gizi buruk di Kabupaten Donggala dari pemerintah dan masyarakat secara keseluruhan adalah sebesar Rp163.897.167 yang dialokasikan untuk 43 balita penderita gizi buruk, sehingga diperoleh rata-rata biaya penanggulangan gizi buruk sebesar Rp3.811.562 per orang. Besar kerugian ekonomi yang timbul dalam penanggulangan gizi buruk di Kabupaten Donggala adalah biaya langsung yang harus ditanggung oleh masyarakat yaitu sebesar Rp1.510.167. Besar dana yang harus dialokasikan untuk penanggulangan gizi buruk di Kabupaten Donggala melalui public health program agar tercapai efektivitas dan efisiensi biaya adalah sebesar Rp3.708.542 untuk setiap balita.
Background : Until recently, Donggala regency had a big problem of nutrient, especially in many cases of bad nutrients. However, the costing to alleviate the bad nutrient problem was less enough to alleviate the bad nutrient problems because the allocation of fund in APBN and APBD was not enough to alleviate the bad nutrient. It needed to conduct a cost measuring in bad nutrient alleviation by utilization of health service in health service location which owned by the government that compensated in the loss of bad nutrient in Donggala Regency. Purpose : The purpose of this research was to determine the how much the cost of and the loss economic disadvantage of the bad nutrient alleviation in Donggala Regency from the community and how much the fund that might be allocated to alleviate the bad nutrient in Donggala Regency. Method : This research was a descriptive research. The population was all the five years’ old infant having bad nutrient in Donggala Regency in the year 2004 that numbered of 113. The number of sample taken were 43 five years’ old infants. The variables used in this research were direct and indirect cost from the government and community. The data obtained by questionnaire. Result and Conclusion : The cost of bad nutrient alleviation in Donggala Regency from the government and the community as a whole was Rp48,524,333 that were allocated to 43 five years’ old infants having bad nutrient, so the means value obtained in bad nutrient alleviation cost was Rp1,125,472.83 per infant. The economic loss from the bad nutrient alleviation in Donggala Regency is the direct cost that must be burdened by the community by Rp340.333. The cost that must be allocated to alleviate the bad nutrient in Donggala Regency trough public health program was all the cost in bad nutrient alleviation by the minimal value of Rp48,524,333 plus the allocation trough health insurance fund for the poor community whose infant having bad nutrient.
Kata Kunci : Pembiayaan Kesehatan,Gizi Buruk,Penanggulangan