Evaluasi promosi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) DBD di Kecamatan Wirobrajan Kota Yogyakarta
KAUT, Yohana, Dra. Ira Paramastri, M.Si
2006 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Perilaku dan PromosiLatar belakang. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan karena DBD selalu ada dan ABJ kurang dari 95%, yang penanggulangannya membutuhkan kerjasama antara petugas kesehatan, pemerintah dan masyarakat secara serentak bersama. Berbagai upaya telah dilakukan salah satunya adalah promosi kesehatan. Promosi kesehatan yang telah dilakukan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta belum pernah dievaluasi. Masalahnya adalah apakah promosi kesehatan sudah mencapai sasaran seperti yang diharapkan atau belum ? Tujuan Penelitian. Mengidentifikasi pemahaman dan penilaian ibu terhadap petugas kesehatan sebagai promotor kesehatan, materi yang diberikan, media promosi kesehatan, efek dan program promosi kesehatan PSN-DBD di Kecamatan Wirobrajan Kota Yogyakarta. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif. Subjek Penelitian adalah ibu di wilayah Kecamatan Wirobrajan, sedangkan petugas kesehatan merupakan informan tambahan untuk melengkapi informasi. Pengumpulan data dilakukan dengan Diskusi Kelompok Terarah (DKT) dan wawancara mendalam, alat bantu tape recorder, dan buku catatan. Analisis data memakai analisis isi. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan metode. Hasil Penelitian: Secara umum pemahaman dan penilaian ibu terhadap PSN-DBD baik, namun masih ada sebagian yang belum memahami dengan benar tentang penyakit DBD, tanda dan gejala, tempat berkembang biak serta cara mencegahnya. Ibu-ibu mengharapkan penyuluhan langsung secara rutin, agar mendapat informasi lebih jelas. Ibu yang aktif ikut penyuluhan cukup baik pemahamannya, namun cara penyampaian ibu kurang menarik. Media yang dianggap lebih efektif adalah televisi, karena umumnya mereka memilikinya, dapat mendengar dan melihat gambar serta peragaanya. Kesimpulan : Pemahaman ibu terhadap PSN-DBD agar tehindar dari penyakit DBD cukup baik, namun masih ada ibu yang kurang paham mengenai penyakit DBD. Media yang dianggap lebih efektif adalah televisi; Brosur atau leaflet tidak efektif untuk yang tidak dapat membaca terutama yang sudah lanjut usia.
Background: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a health problem because it is always exist and the ABJ (larvae free rate) is less than 95%, as the control need collaboration between health, government and community simultaneously. Various efforts have been done which one of them is health promotion. Health promotion which has been implemented by municipality health office of Yogyakarta was not yet being evaluated. The problems concerned are whether health promotion has achieved the target as it is expected or not. Objective: This research was aimed to identify understanding and appraisal of mothers toward health care provider as health promoter, the given material, health promotion media, effect and program of mosquito net control (PSN-DBD) in the sub district of Wirobrajan, Yogyakarta municipality. Method: This was a qualitative research. The subjects were mothers in Wirobrajan sub district while the health care providers were additional informants in order to complete information. Data was collected by using Focus Group Discussion and indepth interview with tape recorder and notebook. Data analysis used content analysis and data validity used source and method triangulation. Result: Generally, mother’s understanding and appraisal toward PSN-DBD was good although there were some of them who did not understand the DHF, it’s sign and symptom, breeding place as well as how to prevent. The mothers expected routine direct information in order to obtain clear information. Mothers who were active in the information were good in their understanding yet lack in the way of conveying. The more effective media was television because everyone has it, could hear and see the visualization. Conclusion: Mother’s understanding toward PSN-DBD was good, although there were some mothers who did not understand the DHF disease. The more effective media was television. Brochure and leaflet was not effective for those who could not read especially the elderly.
Kata Kunci : Perilaku Sehat,Pemberantasan DBD