Laporkan Masalah

Komunikasi antar Shift di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah dr. H.M. Rabain Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan

MUHAJIR, dr. Mubasysyir Hasanbasri, MA

2007 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Kebij. dan Manaj. Pe

Latar Belakang: Adanya 112 keluhan pelayanan perawatan rawat inap pada tahun 2004, dan 152 keluhan pada tahun 2005, 79% dari 264 (209 kasus) disebabkan oleh kurangnya komunikasi. Survey tahun 2005, 60% menyatakan tidak puas dengan pelayanan rawat inap, dan 46% pelayanan perawat. Penyebabnya adalah kurangnya komunikasi antar petugas. Penelitian ini untuk mengetahui gambaran komunikasi antar shift. Metode Penelitian: Penelitian cross sectional dengan metode kualitatif. Observasi 199 shift selama tiga bulan dengan melibatkan 87 perawat di instalasi rawat inap dan satu kali diskusi kelompok terarah dengan 9 orang perawat. Ceklis observasi diadopsi dari Patterson, et al. Analisis data dengan deskriptif. Hasil: Strategi komunikasi yang tidak konsisten yaitu update dari orang lain selain yang digantikan, interupsi selama update, pelibatan perawat yang digantikan dalam perubahan rencana, update dilakukan pada saat yang sama, monitoring perawat yang bertugas, penerimaan informasi terbaru, pengawasan perawat yang digantikan terhadap perawat pengganti selama update dan penundaan perpindahan tanggung jawab selama ada yang kritis. Media komunikasi yang langsung dipergunakan saat operan jaga yaitu buku laporan 100%, tatap muka 97%, buku injeksi 51% dan status pasien 43%.Tatap muka dengan informasi lengkap perpasien hanya (17%). Penulisan pesan khusus pada buku laporan 46 shift (23%). Ada perbedaan warna map status pasien. Transfer informasi dengan langsung tatap muka dan tidak terburu-buru (17%). Transfer informasi dilakukan di ruang jaga 191 dari 199 shift. Ditemukan 7 kasus medical error akibat kesalahan komunikasi. Kesimpulan: Strategi komunikasi yang tidak konsisten adalah untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi, akses data, dan deteksi kesalahan. Jenis komunikasi yang dominan adalah bentuk tertulis. Media komunikasi yang langsung dimanfaatkan dalam transfer informasi adalah media yang berhubungan dengan pasien yaitu tatap muka, status pasien, buku laporan, dan buku injeksi. Informasi yang dominan tidak disampaikan adalah rencana dan persiapan tindakan, penunjang diagnostik, kondisi pasien yang kritis, aktivitas terapi dan tindakan yang sedang berlangsung, serta rencana tindak lanjut. Hambatan yang dominan adalah faktor sistem yaitu tidak adanya pembagian tugas perawat, pengaturan jadual jaga perawat, terhentinya supervisi, tidak ada standard operation procedure strategi transfer informasi, media, informasi, dan mekanisme sanksi.

Background: Existence of 112 sighs of service inpatient installation in the year 2004, and 152 sighs in the year 2005, 79% from 264 (209 cases) because of lack of communications. Survey year of 2005, 60% expressing to dissatisfy with service inpatient installation, and 46% service of nurse. Its cause is the lack of communications between officers. This study to explore communications between shift. Method: A cross-sectional study with qualitative method. We observed 199 shifts during three mounths involving 87 nurses in inpatient installation and carried out 1 focus group discussion with 9 nurses. Observation check list was adopted from Patterson et al. The data was analysis descriptively. Results: Communication strategies not consistent was additional update from practitioners other than one being replaced, limit interruptions during updates, includes outgoing team’s stance toward changes to plan, update information in the same order every time, intermittent monitoring while on call, incoming receives primary acces to the most uptodate informations, outgoing overses incoming’s work following update and delay transfer of responsibility during critical activities. Communication medias used was direct book 100%, face to face 97%, injection book 51%, and patient status of 43%. Face to face with complete patient informations 17%. Writing of special message at report book of 46 shifts (23%). There is difference of colour map patient status. Transfer information with direct face to face and not hurry 17%. Transfer informations done in nurses station 191 from 199 shifts. Found 7 case medical error because mistake of communications. Conclusions: The Communication strategies no consistence was to improve efektifitas, efficiency, data access, and detect mistake. Dominant Communications used written. Communications media which direct to be exploited in information transfer of media related to patient was face to face, patient status, report book, and injection book. Dominant informations not submitted was planning and preparation of action, supporter diagnose, critical patient condition, the action and therapy activity underway, and also follow-up plan. Dominant communications barriers was system factor that was inexistence of job spesification of nurse, arrangement of schedule take care of nurses, desisting of supervision, no standard operation procedure, strategy of transfer of information, media, information and mechanism of sanction.

Kata Kunci : Manajemen Layanan Kesehatan,Komunikasi,Transfer Informasi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.