Laporkan Masalah

Populasi Rusa Sambar (Rusa unicolor Brookei) di hutan Kerakau Desa Pangkalan Batu Kecamatan Kendawangan Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat

SHAP, Paskalis, Dr.Ir. Djuwantoko

2007 | Tesis | S2 Ilmu Kehutanan (Magister Konservasi Sumber Daya

Pelestarian populasi rusa sambar sangat diperlukan untuk mencegah kepunahan, mengontrol keseimbangan dan meningkatkan populasinya perlu dilakukan dengan tujuan sebagai berikut : mengetahui kepadatan populasi, ukuran populasi, struktur umur dan sex rasio rusa sambar, mengidentifikasi pakan dan kesukaan pakan rusa sambar di habitatnya. Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Kerakau Desa Pangkalan Batu Kecamatan Kendawangan Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat. Untuk mengestimasi populasi rusa sambar menggunakan metode strip transect. Untuk mengidentifikasi pakan menggunakan metode pengamatan langsung dan metode pengamatan tidak langsung melalui bekas gigitan rusa pada tumbuhan. Data primer yang diperoleh untuk mengestimasi populasi rusa sambar akan dihitung menggunakan metode inventore hutan dan stratifikasi dengan analisis varian biostatistik menggunakan program microsoft excel sedangkan data sekunder diperoleh melalui informasi Balai Konservasi dan data-data dari Pemerintah Daerah setempat. Kepadatan rusa sambar pada lokasi penelitian dipengaruhi keadaan kondusifnya suatu lingkungan habitat. Hal ini mempengaruhi angka kepadatan dan sex rasio rusa sambar yang ada. Hasil analisi varian menunjukan bahwa populasi rusa sambar tidak mengalami perbedaan pada jantan, betina dan anak. Hal ini dikarenakan tiap vegetasi yang ada di habitatnya Hutan Kerakau sama-sama disukai oleh rusa sambar yang ada. Kepadatan pupulasi untuk vegetasi padang rumput 3,62 ekor/ha pada jantan, betina 1,35 ekor/ha dan anak 0,35 ekor/ha. Untuk per vegetasi 434 ekor/120ha pada jantan dengan SE 3,03 kisaran kepadatan 430,97-437,03 ekor, betina 163 ekor/120 ha dengan SE 2,99, kisaran kepadatan 160,01-165,99 ekor dan anak 43 ekor/120 ha dengan SE 0,22, kisaran kepadatan 42,78-43,22 ekor. Angka sex rasio 81:217. Kepadatan populasi untuk vegetasi padang rumput terbakar 1,65 ekor/ha pada jantan, betina 1,43 ekor/ha dan anak 0,15 ekor/ha. Untuk per vegetasi 198 ekor/120ha pada jantan dengan SE 3,44 kisaran kepadatan 194,56-201,44 ekor, betina 171 ekor/120 ha dengan SE 2,23, kisaran kepadatan 168,77-173,23 ekor dan anak 18 ekor/120 ha dengan SE 0,12, kisaran kepadatan 17,88-18,12 ekor. Angka sex rasio 37:66. Kepadatan populasi untuk vegetasi hutan 0,85 ekor/ha pada jantan, betina 0,65 ekor/ha dan anak 0,03 ekor/ha. Untuk per vegetasi 101 ekor/120ha pada jantan dengan SE 1,62 kisaran kepadatan 99,38-102,62 ekor, betina 76 ekor/120 ha dengan SE 0,95, kisaran kepadatan 75,05-76,95 ekor dan anak 4 ekor/120 ha dengan SE 0,07, kisaran kepadatan 3,93-4,07 ekor. Angka sex rasio 38:51. Total jumlah rusa sambar untuk keseluruhan area (habitat) yaitu jantan sebanyak 733 ekor untuk 360 ha, betina 410 ekor untuk 360 ha dan anak 65 ekor untuk 360 ha. Kerapatan per hektarnya untuk seluruh area penelitian yaitu jantan sebanyak 2/ha, betina 1/ha dan anak 0,2/ha.

Remaining the sambar deer population is an urgent thing to avoid deer distortion, balance controlling and increasing their population. This research was conducted to know: population massiveness of sambar deer, population size, age structure and sex ration and feed identification in their habitat. This research was carried out in Kerakau wood, Pangkalan Batu village, Kendawangan district, Ketapang region, West Kalimantan. Strip Transect method was using to estimate the sambar deer population. Direct and indirect observation through deer beating on the plants was using for feed identification. Primary data were analyzed with Wood Inventore Method. Stratification was analyzed with Biostatistics Variance Analysis with Microsoft Excel Programs. Secondary data was obtained from Conservation Department and Government. The populations of sambar deer were affected by environment conduciveness. Those would affected their population number and sex ratio. Based on variance analysis it showed that sambar deer population was not different on male, female and kids population, because Kerakau Wood is exactly the same like for sambar deer. Population massiveness in ranch vegetation for male, female, and kid were 3.62, 1.35 and 0.35 deer/ha, respectively. For each vegetation 434 deer/ha for male with SE 3.03 and population range 430.97-437.03, female 163 deer/ha for female with SE 2.99 and population range 160.01-163.99, and kids 43 deer/ 120 ha with SE 0.12 and population range 42.78-43.22. Sex ratio value were 81:217. The population massiveness for burned ranch were 1.65, 1.43 and 0.15 deer/ ha for male, female and kids respectively. For each vegetation 198 deer/ 120 ha for male with SE 3.44 and population range 194.56-201.44, female 171 deer/120 ha with SE 2.23 with population range 168.77-173.23 and kids 18 deer/120 ha with SE 0.12 with population range 17.88-18.12. Sex ratio value were 37:66. The population massiveness for forest were 0.85, 0.65 and 0.03 deer/ ha for male, female and kids respectively. For each vegetation 101 deer/ 120 ha for male with SE 1.62 and population range 99.38-102.62, female 76 deer/120 ha with SE 0.95 with population range 75.05-76.95 and kids 4 deer/120 ha with SE 0.07 with population range 3.93-4.07. Sex ratio value were 38:51 Total number of sambar deer for all habitat were 733 deer of 360 ha for male, 410 deer of 360 ha for female and 65 deer of 360 ha for kids. The density per hectare for all research area were 2/ha, 1/ha, and 0.2/ha for male, female and kids respectively.

Kata Kunci : Satwa Liar,Rusa Sambar,Pengelolaan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.