Populasi dan penyerangan Ndoke (Macaca brunnescens) pada lahan pertanian di kawasan hutan lindung Lahontohe Kabupaten Muna
ASHAR, Dr.r. Djuwantoko, M.Sc
2007 | Tesis | S2 Ilmu KehutananMasalah populasi dan penyerangan ndoke (Macaca brunnescens) sebagai salah satu primata endemik di pulau Muna dan Buton sangat kompleks sehingga memerlukan informasi agar dapat menentukan mekanisme penanganan yang serius. Penelitian ini menyoroti populasi dan penyerangan ndoke (Macaca brunnescens) pada lahan pertanian di kawasan hutan lindung Lahontohe Kabupaten Muna. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah anggota populasi ndoke (Macaca brunnescens) secara total, jumlah berdasarkan struktur populasi dan kepadatannya yang ada dalam kawasan hutan lindung Lahontohe, untuk mengetahui pola dan frekwensi penyerangan ke dalam kebun petani yang ada dalam kawasan hutan lindung Lahontohe. Pengumpulan data penelitian ini diawali dengan survei lokasi agar memudahkan penggunaan metode yang tepat. Metode yang digunakan adalah sensus yang dimodifikasi yaitu penghitungan menggunakan pohon tidur dan penghalauan dengan menggunakan umpan. Hal ini digunakan untuk mengetahui kepadatan dan struktur populasi, sedangkan pengamatan langsung untuk mengetahui pola dan frekwensi penyerangan. Data yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif diuraikan secara deskriptif sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil penelitian mengungkap bahwa jumlah total anggota populasi ndoke (Macaca brunnescens) di kawasan hutan lindung Lahontohe pada hutan primer dengan 13 titik fragmentasi adalah 361 ekor dan pada hutan sekunder dengan 14 titik fragmentasi sebanyak 576 ekor. Jumlah anggota populasi berdasarkan struktur umurnya pada hutan primer adalah 52 ekor (14,4%) jantan dewasa, 112 ekor (31%) betina dewasa, 56 ekor (15,5%) jantan muda, 49 ekor (13,6%) betina muda, 64 ekor (17,7%) anak dan 28 ekor (7,8%) bayi dan pada hutan sekunder terdiri dari 80 ekor (13,6%) jantan dewasa, 175 ekor (29,8%) betina dewasa, 90 ekor (15,3%) jantan muda, 116 ekor (19,7%) betina muda, 82 ekor (13,9%) anak dan 45 ekor (7,7%) bayi. Kepadatan total populasi pada hutan primer adalah 1,7 ekor/Ha, setelah dikurangi luas kebun petani adalah 1,4 ekor/Ha dan kepadatan total populasi pada hutan sekunder adalah 3 ekor/Ha, setelah dikurangi luas kebun petani adalah 2,6 ekor/Ha, sehingga kepadatan total seluruh kawasan adalah 2,5 ekor/Ha dan setelah dikurangi luas kebun petani adalah 2 ekor/Ha. Pola penyerangan yang terungkap saat memasuki kebun petani adalah mengintai, serangan awal, makan dan pengamanan saat meninggalkan kebun petani. Frekwensi penyerangan pada hutan primer selama satu minggu rata-rata 13 kali,sedangkan pada hutan sekunder rata-rata 10,5 kali. Ketersediaan pakan dalam kawasan hutan, ada tidaknya koridor antara daerah fragmentasi hutan dan musim sangat mempengaruhi frekwensi penyerangan ndoke (Macaca brunnescens) terhadap lahan petani, sedangkan jumlah anggota populasi tidak mempengaruhi frekwensi penyerangan pada lahan petani.
Population problem and aggression of ndoke (Macaca brunnescens) as one of the primate endemic in Muna and Buton island was very complex so that need information in order to determine serious steaming mechanism. This research spotlight populatio n and aggression of ndoke on the farmland protected forest area Lahontohe in Muna regency. The purpose of the research are : to know the number population of ndoke (Macaca brunnescens) in a totally manner, based on structure population and density on protected forest area Lahontohe, to know pattern and frequency aggression in to farmland an protected forest area Lahontohe. Data collecting in this research early with survey location in order to facilitate precise method. The method tha t used census method which modify such count used slumber tree and bait to herding. Therefore, to know density and structure of population, while direct monitoring pattern and frequency of aggression. Quantitative as well as qualitative data apart descriptive appropriate to purpose of research. The result of research expressed total number population of ndoke (Macaca brunnescens) on protected forest area Lahontohe at primary forest with 13 focus fragmentation are 361 tail and secondary forest with 14 focus fragmentation are 576 tail. Number of population based on structure of age at primary forest 52 tail (14,4%) adult males, 112 tail (31%) adult females, 56 tail (15,5%) sub adult males, 49 tail (13,6%) sub adult females, 64 tail (17,7%) juveniles and 28 tail (7,8%) infant, and secondary forest 80 tail (13,6%) adult males, 175 tail (29,8%) adult females, 90 tail (15,3%) sub adult males, 116 tail (19,7%) sub adult females, 82 tail (13,9%) juveniles and 45 tail (7,7%) infant. Density of total population at primary forest 1,7 tail/Ha, after decrease wide farmland 1,4 tail/Ha and density of total population at secondary forest 3 tail/Ha, after decrease wide farmland 2,6 tail/Ha, so density to the whole area 2,5 tail/Ha after the crease wide farmland 2 tail/Ha. Pattern of aggression whe n entering farmland as such as spy in, early attack, feed on, pacification when leave farmland. Frequency aggression at primary forest during a week average 13 times, while at secondary forest average 10,5 times. Readiness of woof on forest area, be present or not corridor between fragmentation forest area and season very influence aggression of ndoke (Macaca brunnescens) to ward farmland, then number of population are not influence frequency aggression on farmland.
Kata Kunci : Hutan Lindung,Lahan Pertanian,Populasi Ndoke, population, aggression, ndoke (Macaca brunnescens), Lahontohe