Laporkan Masalah

Uji diagnostik sindrom klinis kejang dengan demam dibandingkan dengan pemeriksaan cairan serebrospinal

SUSYANTO, M. Bambang Edi, dr. Sunartini Hapsara, Ph.D.Sp.A(K)

2006 | Tesis | PPDS I Ilmu Kesehatan Anak

Kejang dengan demam merupakan masalah yang banyak dijumpai pada masa bayi dan anak. Tantangan diagnostik yang sangat penting adalah membedakan anakanak dengan infeksi sistem saraf pusat di antara anak dengan kejang demam. Beberapa gejala dan tanda klinis diketahui dapat membedakan dua kelompok diagnosis tersebut, namun masih terdapat kontroversi di antara ahli, di antaranya mengenai tidak jelasnya gejala dan tanda meningeal pada bayi dan anak di bawah 18 bulan serta akibat pemberian antibiotika sebelum kejang. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai diagnostik sindrom klinis anak kejang dengan demam, yakni tipe kejang, penurunan kesadaran dan tanda rangsang meningeal, dengan baku emas pemeriksaan cairan serebrospinal. Subyek penelitian adalah bayi dan anak berusia 3 bulan sampai 5 tahun dengan masalah aktif kejang dengan demam yang dirawat di RS Dr. Sardjito, Yogyakarta. Pemeriksaan dilakukan secara independen dan kedua pemeriksa dibutakan. Penurunan kesadaran saja mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang baik (86 dan 84%); nilai duga positif maupun negatif yang tinggi (75% dan 91%), serta rasio kecenderungan positif cukup tinggi (5,4) Kejang tipe kompleks mempunyai sensitivitas yang tinggi (91%) tetapi spesifisitasnya rendah (51%); nilai duga negatif 91%, sedangkan nilai duga positifnya 51%. Tidak adanya kejang tipe kompleks mempunyai nilai tinggi untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi sistem saraf pusat. Tanda meningeal mempunyai spesifisitas yang sangat tinggi (97%) tetapi sensitivitasnya rendah (51%); nilai duga positif dan negatif cukup baik (91% dan 78%) dan rasio kecenderungan positif sangat tinggi (16,5). Penemuan kejang tipe kompleks jika digabungkan dengan penurunan kesadaran mempunyai sensitivitas 100% dan spesifisitas 79%; nilai duga negatif 100% dan nilai duga positif 77%; rasio kecenderungan positifnya cukup tinggi (4,7) Kejang tipe kompleks yang ditemukan bersama-sama tanda meningeal menghasilkan sensitivitas 86% dan spesifisitas 94%; nilai duga positif dan negatif yang tinggi (90 dan 91%); rasio kecenderungan positif yang tinggi 14,6. Penemuan adanya penurunan kesadaran dan tanda meningel yang positif menghasilkan sensitivitas 81% dan spesifisitas 98%; nilai duga positif dan negatifnya tinggi (94 dan 93%) dan rasio kecenderungan positif sangat tinggi 43; Penemuan ketiga gejala/tanda klinis tersebut bersama-sama menghasilkan sensitivitas dan spesifisitas masing-masing sebesar 85% dan 97%; nilai duga positif dan negatif 94% dan 91%; rasio kecenderungan positif 28. Disimpulkan, bahwa sindrom klinis kejang dengan demam yang dirawat di rumah sakit rujukan mempunyai nilai diagnostik yang baik.

Seizure associated with fever remains a significant problem in infant and childhood. The important diagostic challenge is differentiate children with central nervous system infection between children with febrile seizure. Some symptomps and signs known to be able to differentiate both diagnosis classification, but there is controversion between researhers, particularly regarding the sign and simptomps that is subltle in infant and children under 18 months age and as a result from antibiotics administration before seizure. This study aim is to determine the diagnostic values some clinical sydrome of seizure with fever, including type of seizure, decrease of conciousness and meningeal signs with cerebrospinal analysis as gold standard. Subjects of this study include infant and children 3 months up to 5 years aged, with active problem seizure with fever hospitalized in Sardjto’s hospital, Yogyakarta. Clinical and laboartory examination were performed independently and blinded. Decrease of conciousness has a high sensitivity and specivicity (86 and 84% consecutively); high positive and negatuve predictive value (75% and 91%), and high positive likelihood ratio (5,4) Complex type seizure has high sensitivity (91%) but poor specivicity (51%); negative predictive value of 91%, with positive predictive value of 51%. Absence of complex type seizure has a good value for rule out the possibility of central nervous system infection. Meningeal signs have a high specificity (97%), but the sensitivity is poor (51%); positive and negative predictive value of 91% and 78%), and also very high positive likelihood ratio (16,5). Finding of complex type seizure in combination with decrease of conciousness have sensitivity of 100% and specivicity of 79%; negative predictive value is 100% and positive predictive value of 77%; positive likelihood is quite high (4,7). Complex type seizure found accompanied with meningeal signs produce quite high sensitivity and specivicity (86% and 94%); highly positive and negative predictive value (90 and 91%) with positive likelihood ratio of 14,6. Positive findings of decrease of conciousness and one of meningeal signs result in sensitivity of 81% and specificity of 98%; high positive and negative predicyive values (94 dan 93%) and also very high positive likelihood ratio (43). Positive findings of 3 clinical signs/symptoms produce sensitivitity and specivicity of 85% and 97% consecutively; positive and negative predictive values of 94% and 91%; while positive likelihood ratio is very high (28). In conclusion, clinical syndrome of seizure associated with fever have a good diagnostic values for children hospitalized in a referral hospital.

Kata Kunci : kejang dengan demam, kejang demam, infeksi susunan saraf pusat, sindrom klinis, nilai-nilai diagnostik, seizure associated with fever, febrile seizure, central nervous system infection, clinical syndrome, diagnostic values


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.