Perbandingan analisis biaya dan efektivitas antara Ondansetron dengan Deksametason dalam mencegah mual dan muntah pasca bedah pada pasien bedah elektif

GUNADI, Wihandra, dr. Muhdar Abubakar, SpAn.KIC

2006 | Tesis | PPDS I Anestesiologi dan Reanimasi

Tujuan: Mengetahui perbandingan analisis biaya dan efektivitas (cost-effectiveness) antara ondansetron 4mg iv pada akhir pembedahan dengan deksametason 5 mg i.v sepuluh menit sebelum induksi dalam mencegah mual dan muntah pasca bedah pada pasien bedah elektif. Desain: Randomized Controlled Trial (RCT) dengan pembutaan ganda Ruang lingkup: pasien bedah rawat jalan terencana dengan anestesi umum dan intubasi endotrakea yang berumur antara 17 – 50 tahun di Instalasi Bedah Sentral Terpadu RS Dr.Sardjito Yogyakarta, RSU Panembahan Senopati ,Bantul serta RSU Banyumas. Subjek: 160 orang pasien laki- laki dan wanita,usia 17-50 tahun ,status fisik ASA I-II Intervensi: Subyek dibagi dalam dua kelompok, tiap kelompok sebanyak 80 orang. Kedua kelompok mendapat premedikasi dengan Midazolam 0,05 mg/kg BB iv. Kelompok O diberikan NaCl 0,9% 10 ml iv sedangkan kelompok D diberikan deksametason 5 mg iv dalam NaCl 0,9% 10 ml. Setelah 10 menit pada kedua kelompok dilakukan induksi dengan propofol 2 mg/kgBB, Intubasi endotracheal , pemeliharaan dengan Oksigen-N20- Isofluran 1-2% volume. Pada akhir pembedahan kelompok O diberikan ondansetron 4 mg i.v dalam NaCl 0,9% 10 ml,sedangkan kelompok D diberikan NaCl 0,9% 10 ml serta kedua kelompok diberikan analgetik ketoralak 30mg.iv. Dilakukan observasi mual dan muntah,tekanan darah,laju nadi, efek samping, terapi anti muntah tambahan serta efek samping . Pengukuran utama: pengukuran outcome primer adalah biaya tambahan -efektivitas rata-rata Ondansetron ( biaya tambahan untuk mendapatkan profilaksis yang sukses). Biaya - efektivitas rata rata (biaya rata rata manajemen PONV yang berhasil) di kalkulasi untuk kedua terapi tersebut. Profilaksis yang berhasil didefinisikan sebagai tidak adanya gejala PONV. Biaya di evaluasi dari sudut pandang pasien. Hasil: Biaya manajemen PONV yang berhasil per-pasien adalah Rp 12.683,325,- untuk ondansetron dan Rp 9716,625,- untuk deksametason . Rasio biaya tambahan - efektivitas memperlihatkan bahwa dengan menambah Rp 2966,7,- akan memberikan setiap pasien bebas PONV sebanyak 10% . Angka ini lebih kecil daripada perbedaan biaya pengadaan obat (Rp 9350,-) diantara kedua kelompok obat. Rasio biaya-efektivitas untuk ondansetron adalah Rp 16.911,1,- sedangkan deksametason Rp 14.948,65,- . Rasio biaya-efektivitas ini lebih rendah pada kelompok deksametason karena total biaya manajemen PONV deksametason lebih rendah melebihi biaya pengadaan obat untuk ondansetron. Kesimpulan: Ondansetron 4mg iv lebih efektif ,tetapi tidak berdampak biaya lebih murah (cost-effectiveness) dibandingkan dengan deksametason 5 mg iv dalam mencegah mual dan muntah pasca bedah pada pasien bedah elektif .

Objective : to compare cost-effectiveness of Ondansetron and Dexamethasone for the prevention of Postoperative Nausea and Vomiting in patients undergoing elective surgery. Design : Double blind randomized controlled trial study Setting : In-patients underwent elective surgery , performed under general anaesthesia and tracheal intubation at Central Operating Theatre of Sardjito General Hospital Yogyakarta, Panembahan Senopati District General Hospital Bantul and Banyumas District General Hospital. Subject : 160 patients, ages between 17 – 50 years old , the physical status ASA I-II. Intervention: Subject were divided into two groups, each group consist of 80 patients. Both of groups were premedicated by Midazolam 0.05 mg/kg body weight intravenously. The group O were administered 10 ml Sodium Chloride 0.9% and the group D were administered 5 mg Dexamethasone intravenously in 10 ml Sodium Chloride 0.9% . After 10 minutes ,both of groups were administered Propofol 2 mg/kg body weight intravenously for induction and Rocuronium 0.6 mg/kg body weight, Endotracheal Intubation,maintenance by 02 - N20 – Isoflurane 1-2% volume. The group O were administered 4 mg Ondansetron in 10 ml Sodium Chloride 0,9% after surgery and the group D were administered 10 ml Sodium Chloride 0.9% and both of groups were given 30 mg Ketoralac intravenously. The incidence of post-operative nausea and vomiting (PONV), blood pressure, heart rate, side effect of drugs and the direct medical resources used to treat it were collected for 24 hours after administration of treatment . Outcome measure : The primary outcome measures was the incremental costeffectiveness of Ondansetron (additional cost of successful treatment). Mean cost effectiveness (the mean cost of successful PONV management) was also calculated for both treatments. Succesful prophylactic was defined as no symptom of PONV. Cost were evaluated from the hosp ital perspective. Results : The mean cost of successful PONV management per patient was Rp 12.683,325 for Ondansetron and Rp 9716,625 for dexamethasone. Incremental cost effectiveness demonstrated that an additional Rp 2966,7 will give each patient a 10% improved chance of complete control of nausea and vomiting. This is less than the difference in the acquisition cost (Rp 9350) between the two drugs. The mean cost effectiveness ratio was Rp 16.911,10 for ondansetron and Rp 14.948,65 for dexamethasone. The cost effectiveness ratio was lower for dexamethasone because lower cost of PONV management outweight the increased drug acquisition cost.

Kata Kunci : Mual dan Muntah Pasca Bedah,Ondansetron dan Deksametason