Laporkan Masalah

Pengaruh pemberian estrogen oral terhadap ketebalan endometrium pada induksi ovulasi dengan klomifen sitrat

NURTJAHYO, Awan, dr. H. Zain Alkaff, SpOG(K)

2006 | Tesis | PPDS I Obstetri dan Ginekologi

Latar belakang: Penggunaan klomifen sitrat dewasa ini masih luas penggunaannya untuk induksi ovulasi. Klomifen sitrat mempunyai sifat antiestrogenik, manifestasi klinisnya adalah hot flushes, perubahan mukus servik dan endometrium. Menurut penelitian yang pernah dilakukan dilaporkan bahwa pemberian klomifene sitrat dapat menyebabkan insufisiensi ketebalan endometriun sebesar 50 % karena efek antiestrogeniknya. Gerli et al (2000) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pemberian estrogen oral dapat meningkatkan ketebalan endometrium secara bermakna pada pasien-pasien yang diinduksi dengan klomifen sitrat. Tujuan penelitian: Mengetahui pengaruh pemberian estrogen oral terhadap ketebalan endometrium pada pasien yang dilakukan induksi ovulasi dengan klomifen sitrat Rancangan penelitian: Metode hystorical Cohort Subyek dan cara penelitian: sampel penelitian adalah pasien infertil di Permata Hati RS Dr. Sardjito Jogjakarta yang dilakukan induksi ovulasi dengan klomifen sitrat yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pasien tersebut dilakukan induksi dengan klomifen sitrat 100 mg yang diberikan pada hari ke 2-5 siklus mentruasi selama 5 hari dan diberikan estrogen oral (0.625 mg) selama 10 hari. Kelompok kontrol adalah pasien yang dilakukan induksi ovulasi dengan klomifen sitrat 100 mg tanpa diberikan estrogen oral. Hasil evaluasi dilakukan pengukuran ketebalan endometrium pada hari ke 12 siklus mentruasi atau dari menjelang penyuntikan hCG dengan menggunakan ultrasonografi yang dilakukan oleh spesialis Obstetri dan Ginekologi. Hasil penelitian: Komparabilitas antara kelompok klomifen sitrat dan klomifen sitrat plus estrogen menunjukkan hasil yang tidak bermakna secara statistik (p>0.05). Pemberian estrogen oral tidak dapat menaikkan ketebalan endometrium ≥ 7 mm, tetapi bila dilakukan pengukuran mean ketebalan endometrium antara ke 2 kelompok terdapat perbedaan yang secara statistik bermakna (Δ mean: 0.94; 95% CI 0.08-1,78; p<0.05). Berdasarkan perbedaan mean ketebalan endometrium (7,93 dan 6,99) sekitar 1 mm menunjukkan bahwa secara klinis pemberian estrogen oral tidak bermakna dalam meningkatkan ketebalan endometrium pada siklus klomifen sitrat. Insiden peningkatan ketebalan endometrium ≥ 7 mm pada umur diatas 40 tahun adalah 1,07 kali (95% CI 0,67-1,71). Resiko relatif lama infertil < 3tahun untuk meningkatkan ketebalan endometrium ≥ 7 mm adalah 1,16 kali (p>0.05). hari pemberian klomifen sitrat tidak bermakna secara statistik untuk meningkatkan ketebalan endometrium ≥ 7 mm (p>0.05). lama siklus mentruasi tidak berpengaruh secara statistik terhadap ketebalan endometrium. Kesimpulan: Secara klinis pemberian estrogen oral tidak bermakna untuk meningkatkan ketebalan endometrium.

Background: In this decade administration of clomiphene citrate for ovulation induction still high. Clomiphene citrate has antiestrogenic effect, it’s clinical manifestations are hot flush, changing of cercical mucus and endometrium. According to the last study reported that administration of clomiphene citrate cause insufficiensi 50% of endometrial thickness due to antiestrogenic effect. Gerli et al (2000) stated that administration of oral estrogen can increase endometrial thickness significanly in the patient conducted by clomiphene citrate. Objective: Determining the effect of oral estrogen administration on the endometrial thickness in ovulation induction with clomiphene citrate. Study design: Hystorical cohort Materials and method: the subjects are all infertile patients that induction of ovulation by clomiphene citrate, those who’s fulfilled inclution and exclution criteria’s in Permata hati dr. Sardjito General Hospital in the last 3 years. These patients had given 100 mg of clomiphene citrate at 2nd - 5th day of mentrual period for 5 consecutive days and also oral estrogen (0,625 mg) for 10 days. The control group are the patients induction of ovulation by 100mg clomiphene citrate without the administration of oral estrogen. The evaluation in this programme by measuring endometrial thickness in the 12 days of mentrual cycle using ultrasound examination. Result: The comparability of the groups clomiphene citrate and clomiphene citrate plus oral estrogen was not statistically significant in the endometrial thickness ≥ 7 mm (p>0,05), but the both groups was statistically significant in the mean of endometrial thickness (Δ mean: 0.94; 95% CI 0.08-1,78; p<0.05). According to the mean of endometrial thickness just 1 mm (7,93 dan 6,99), it’s show us that clinically estrogen by orally can not increase the endometrial thickness. The incidence of increasing endometrial thickness ≥ 7 mm in the age over 40 was 1.07 (95% CI 0,67-1,71). Relative risk length of infertil below 3 years on the endometrial thickness ≥ 7 mm was 1,16 (p>0.05). The initiation day of clomiphene citrate was not statistically significant to increase the endometrial thickness ≥ 7 mm (p>0.05) and the length of mentrual cycle was not statistically significant to increase endometrial thickness ≥ 7 mm (p>0.05) Conclution: estrogen by orally can not increase the endometrial thickness

Kata Kunci : Induksi Ovulasi,Ketebalan Endometrium,Klomifen Sitrat, clomiphene citrate, endometrial thickness, estrogen


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.