Laporkan Masalah

Pengobatan Recurrent Apthous Stomatitis (RAS) dengan ekstrak bawang putih (Allium Sativum L.) :: Laporan kasus pada anak wanita usia 8 dan 15 tahun

BRAMANTI, Indra, Prog.Dr.drg. Al Supartinah S., SU.,Sp.KGA(K)

2007 | Tesis | PPDGS I Ilmu Kedokteran Gigi Anak

Recurrent Apthous Stomatitis (RAS) merupakan penyakit pada mukosa mulut yang paling sering dijumpai yang ditandai dengan terjadinya ulkus berulang, terasa sakit dengan penyebab yang multifaktorial dan menyerang hampir pada semua umur termasuk anak-anak dan remaja. Sasaran terapi ulkus pada RAS adalah mengurangi inflamasi dan mempercepat kesembuhan. Bawang putih merupakan obat tradisional, relatif murah, aman dan mudah didapat merupakan alternatif yang baik dalam pengobatan karena mengandung allicin yang berkhasiat sebagai antibiotik dan antiinflamasi. Tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk mengetahui efek ekstrak bawang putih dalam pengobatan RAS. Dilaporkan dua kasus RAS pada anak perempuan usia 8 tahun dan 15 tahun. Pada kasus pertama, ulkus berjumlah satu buah dan pasien belum pernah mendapatkan pengobatan terhadap RAS yang dideritanya, sedangkan pada kasus kedua, ulkus berjumlah empat buah dengan disertai adanya riwayat pengobatan RAS baik obat-obatan kimiawi maupun tradisional. Kedua pasien mendapatkan pengobatan menggunakan ekstrak bawang putih 30% dengan cara dioleskan 3 kali sehari selama 7 hari. Sebelum pengobatan, terlebih dahulu dilakukan pengukuran diameter ulkus, persepsi rasa sakit, kultur bakteri dan jamur. Hasil kultur bakteri pasien pertama hanya didapatkan Streptococcus alpha dan pada kasus kedua adalah Pseudomonas aeruginosa, Klebseilla pneumoniae dan Streptococcus alpha, sedangkan hasil kultur jamur negatif. Evaluasi penyembuhan ulkus dilakukan pada hari ketiga dan ketujuh dengan cara mengukur diameter ulkus, persepsi rasa sakit, lama penyembuhan dan kultur bakteri. Hasil perawatan kedua kasus selama 7 hari pengobatan menunjukkan adanya penyembuhan ulkus yang ditandai dengan berkurangnya diameter ulkus, jumlah ulkus, berkurangnya rasa sakit, dan berkurangnya jenis bakteri menjadi hanya bakteri Streptococcus alpha. Dari hasil perawatan kasus tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa ekstrak bawang putih 30% dapat digunakan dalam pengobatan RAS yakni mempercepat penyembuhan dibandingkan dengan lama penyembuhan pada ulkus sebelumnya yang pernah diderita pasien.

Recurrent Apthous Stomatitis (RAS) is the most common oral mucosal disease noted by recurring ulceration, painfull and the etiology are multifactors. It represents in all ages, including children and adolescent. The goal of the therapy are reducing inflamation and stimulate healing. Garlic is a traditional medicine which is relatively cheap, safe and easy to get, that it is a good alternative treatment because it contains allicin which act as antibiotic and antiinflamation. The aim of this case report was to determine the effect of garlic extract in RAS treatment. It were reported two cases of RAS in 8 years and 15 years old girls. There was one ulcers in the first case and the patient never gets any treatment, while in the second case, four ulcers were found and she has history of RAS treatments. Both patients where given 30% garlic extracts for 7 days. The extract was applicated over the ulcers three times a day. Before the treatment, diameters of ulcers, pain severity, bacterial and fungi culture were measured. In the first case only Streptococcus alpha was found while in the second case, Pseudomonas aeruginosa, Klebseilla pneumoniae dan Streptococcus alpha were found. Fungi culture in both cases were negative. The healing evaluation were done in the third and seventh day by measuring ulcers diameters, pain severity, time of healing and bacterial culture. On the seventh-day treatment, ulcers diameters, number of ulcers and pain severity were decreased also only Streptococcus alpha was found. It was concluded that 30% garlic extract could be stimulate the ulcers healing.

Kata Kunci : Terapi Ulkus,RAS,Ekstrak Bawang Putih


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.