Laporkan Masalah

Kajian laboratorium pemanfaatan batu vulkanik dan batu sungai dalam campuran Hot Rolled Sheet - Binder Course (HRS-BC) (Material Lokal Kabupaten Halmahera Barat)

WAHNIA, Dr.Ir. Latif Budi Suparma, M.Sc

2007 | Tesis | Magister Sistem dan Teknik Transportasi

Ketersediaan agregat merupakan salah satu aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan pembangunan konstruksi jalan raya. Penggunaan agregat kasar bernilai abrasi tinggi (> 40%) yaitu Batu Vulkanik yang padukan dengan agregat yang bernilai abrasi rendah (<40%) yaitu Batu Sungai pada campuran Hot Rolled Sheet Binder Course (HRS-BC) dalam penelitian ini untuk mengantisipasi apabila sulit memperoleh agregat kasar yang bermutu baik juga memanfaatkan material lokal yang ada untuk menekan biaya konstruksi perkerasan khususnya untuk Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara. Penelitian ini dilakukan dengan membuat benda uji lima variasi prosentase agregat kasar yang berabrasi tinggi (Batu Vulkanik) yang dipadukan dengan agregat kasar yang berabrasi rendah (Batu Sungai) yang variasi prosentasenya adalah 100/0 (100% Batu Vulkanik), 75/25 (75% Batu Vulkanik, 25% Batu Sungai), 50/50 (50% Batu Vulkanik, 50% Batu Sungai), 25/75 (25% Batu Vulkanik, 75% Batu Sungai) dan 0/100 (100% Batu Sungai). Pada masing-masing variasi agregat kasar dibuat benda uji dengan kadar aspal 5,0%, 5,5%, 6,0%, 6,5% dan 7,0%, pengujian dilakukan dengan metode Marshall untuk memperoleh kadar aspal optimum. Selanjutnya dibuat benda uji dengan kadar aspal optimum pada tiap variasi untuk perendaman standar (0,5 jam) dan perendaman 24 jam, diuji Marshall untuk mengetahui stabilitas dan durabilitasnya, pengujian kepadatan mutlak (Refusal Density) untuk mengetahui nilai VIM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar aspal optimum masing-masing variasi prosentase agregat kasar berturut-turut yaitu 6,20%, 6,18%, 6,15%, 6,14% dan 6,0%. Pengujian Marshall pada kadar aspal optimum dengan lama perendaman 0,5 jam menunjukkan setiap penambahan agregat kasar yang bernilai abrasi rendah (Batu Sungai) atau semakin sedikit kadar Batu Vulkanik menyebabkan kenaikan nilai stabilitas, MQ serta penurunan nilai flow dengan nilai berturut-turut sebesar 2,337 gr/cm3, 1346 kg, 1373 kg, 1461 kg, 1457 kg dan 1458 kg, 384 kg/mm, 403 kg/mm, 443 kg/mm, 452 kg/mm, 486 kg/mm, 3,5 mm, 3,4mm, 3,3 mm, 3,2 mm dan 3,0 mm, indeks perendaman pada masing-masing variasi yaitu 90,2%, 90,4%, 91,1%, 90,5%, 90,8%. Hasil penelitian yang telah dilakukan, semua variasi campuran memenuhi spesifikasi Departemen Pekerjaan Umum 2000 akan tetapi semua variasi campuran tidak memberikan kinerja perkerasan yang lebih baik khususnya dalam melayani lalu lintas berat (> 1 juta ESA) berdasarkan pengujian Refusal Density. Dari hasil penelitian, direkomendasikan menggunakan campuran Variasi III dan Variasi IV untuk jalan dengan lalulintas rendah sampai sedang, khususnya di Kabupaten Halmahera Barat

Aggregate availability is one of the important aspects that should be considered in planning development of road construction. Utilization blend of high abrasion level (>40%) raw aggregate, (volcanic stone) and low abrasion level (<40%) aggregate (river stone) in mixed hot rolled sheet binder course (HRS-BC) in this research was to anticipate difficulty of obtaining good quality raw aggregate and to use local material to reduce cost of hardening construction especially in district of Halmahera Barat, North Maluku province. This research was performed by manufacturing specimens with five variations of high abrasion raw aggregate (volcanic stone) to low abrasion raw aggregate (river stone) ratio. The various ratios were 100:0 (100% volcanic stone), 75:25 (75% volcanic tone, 25% river stone), 50:50 (50% volcanic stone, 50% river stone), 25:75 (25% volcanic tone, 75% river stone) and 0:100 (100% river stone). In each variation of raw aggregate test material was made with asphalt content of 5,0%, 5,5%, 6,0%, 6,5%, and 7,0%. The test was conducted according to marshall method to get optimum asphalt content. Then, test material was made with optimum asphalt content in each variation for standard inmersion (0,5hour) and 24 hour inmersion. Marshall test was used to identify stability and durability, and refusal density was used to identify VIM value. Result of the research indicated that optimum asphalt content of each variation of raw aggregate percentage ware the 6,20%, 6,18%, 6,15%, 6,14% and 6,0%, respectively marshall test in optimum asphalt content with inmersion period of 0,5 hour indicated that more addition of low abrasion raw aggregate (river stone) or less volcanic stone result in increase in stability score, MQ and decrease in flow score with score of 2,337 gr/cm3, 1346 kg, 1373 kg, 1461 kg, 1457 kg and 1458 kg, 384 kg/mm, 403 kg/mm, 443 kg/mm, 452 kg/mm, 486 kg/mm, 3,5 mm, 3,4 mm, 3,3 mm, 3,2mm, and 3,0mm. Inmersion indexes in each variation were 90,2%, 90,4%, 91,1%, 90,5%, and 90,8%. The results indicated that all mixture variation met the 2000 specification of Public Work Ministry but all mixture variation did not provide better hardness especially in servicing heavy traffic (>1 million ESA) based on the Refusal Density test. The recommendation is to use Variation III and Variation IV for low to medium traffic levels application, especially in Halmahera Barat.

Kata Kunci : Perkerasan Jalan,HRS,BC,Batu Vulkanik dan Batu Sungai, Local material, volcanic stone, river stone, HRS-BC, Marshall Method


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.