Laporkan Masalah

Perkembangan wilayah pemekaran Kota Pekanbaru

ATRI, Paulina, Dr. Yeremias T. Keban, MURP

2005 | Tesis | Magister Perencanaan Kota dan Daerah

Kota Pekanbaru merupakan salah satu kota di Indonesia yang saat ini berkembang cepat. Selain sebagai kota pelabuhan, letak Kota Pekanbaru pada simpul transportasi jalur lintas Timur Sumatera, dan terdapatnya area pertambangan di dalam wilayah kota (urban mining), yaitu daerah operasi perusahaan minyak internasional PT. Caltex Pacific Indonesia mengakibatkan Kota Pekanbaru berkembang semakin cepat. Sebagai pusat kegiatan regional, Kota Pekanbaru berfungsi sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, perdagangan dan industri. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 pada tahun 1987, Kota Pekanbaru mengalami pemekaran wilayah dari 62.96 km² menjadi 632.26 km². Fenomena ini menyebabkan Kota Pekanbaru khususnya Kecamatan Bukit Raya, Kecamatan Rumbai dan Kecamatan Tampan yang merupakan wilayah pemekarannya berkembang tidak terkendali. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan arah dan merumuskan pola perkembangan wilayah pemekaran sebelum (tahun 1985-1987) dan setelah pemekaran wilayah (tahun 1990-2002), (2) mengkonfirmasikan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan wilayah pemekaran, (3) mencari tahu hubungan antara perkembangan wilayah pemekaran dengan kebijakan pemekaran wilayah. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan metode kuantitatif, menggunakan data time series periode tahun 1985-1990, 1990-1996 dan 1996-2002. Penelitian ini menyimpulkan bahwa: (1) perkembangan wilayah pemekaran sebelum pemekaran wilayah merupakan akibat meluasnya perkembangan fisik Kota Pekanbaru sehingga terjadi tarikan perkembangan kota ke arah luar wilayah administrasi Kota Pekanbaru sebelum pemekaran wilayah, (2) arah dominan perkembangan fisik tersebut adalah ke arah barat dan selatan Kota Pekanbaru, (3) perkembangan fisik yang terjadi membentuk pola konsentris di sekitar pusat kota, pola linier yang mengikuti jalur transportasi darat dan pola meloncat mengikuti pemicu pertumbuhan seperti fasilitas pendidikan dan industri, (4) pertumbuhan penduduk yang terjadi diakibatkan oleh semakin banyaknya lapangan pekerjaan yang merupakan dampak langsung dari keberadaan Kota Pekanbaru di simpul jalur transportasi Sumatera, sehingga perekonomian Kota Pekanbaru ikut berkembang, (5) faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan wilayah pemekaran terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa sosial kependudukan, perekonomian kota, kondisi geografis, jaringan transportasi, fasilitas dan utilitas dan kebijakan pemerintah daerah. Faktor ekternal yang mempengaruhi adalah interaksi yang tinggi antara Kota Pekanbaru dan kota-kota di sekitarnya, (7) melihat perkembangan wilayah pemekaran sebelum pemekaran wilayah diketahui bahwa wilayah pemekaran telah berkembang sebelum menjadi bagian dari Kota Pekanbaru. Perkembangannya semakin pesat dipicu oleh kebijakan pemekaran wilayah. Rekomendasi yang dapat diberikan untuk menciptakan keseimbangan pengembangan wilayah pemekaran adalah: (1) perlu penelitian lebih dalam lagi tentang potensi dan kendala pengembangan wilayah, (2) perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui seberapa besar penyimpangan dari rencana yang telah digariskan pemerintah daerah baik dari segi fisik maupun kependudukan

Within the system of cities in the Riau Province, the city of Pekanbaru (the capital city of the Riau Province) has been classified into the first hierarchy of cities. Within the regional constellation, as a city that strategically located in the junction of Sumatera’s transportation route and characterized by the presence of a leading international oil manufacturer, PT. Caltex Pacific Indonesia, lead Pekanbaru’s to rapid growth and development. As the center of regional activity, Pekanbaru’s function is center of government, education, economic and industrial activity. Based on Government Regulation No. 19, in 1987 Pekanbaru experienced an expansion in its area from 62.96 km² to 632.26 km². However, the phenomenon especially for Kecamatan Bukit Raya, Kecamatan Rumbai and Kecamatan Tampan as enlargement area are leading the area to the uncontrolled growth of the city in every direction. The aim of this research is: (1) to describe enlargement regions development pattern before and after the regulation, (2) confirming significant factors that affect enlargement regions development, (3) and to know the relation between region’s enlargement policy with area development. Method in this research used descriptive approach with quantitative method of enlargement region time series development data period of 1985-1990, 1990-1996, and 1996-2002. This research results: (1) the development of enlargement area before and after government regulation happened as uncontrolled growth of physical development of Pekanbaru, (2) the conversion of land use pattern and the development of built areas to be the dominating change after the city’s expansion to the South and West, (3) the present spatial development pattern of Pekanbaru takes the form of a concentric circle in the downtown area, whereas along the transportation route and the commercial areas the pattern takes the form of a linear line, and within the settlement areas the settlement pattern takes the form of a leap showing the leap frog development within the area, (4) social demography was increasing as an effect of economic increment, (5) the dominant factors influencing the spatial development of Pekanbaru can be categorized into internal and external factors. The internal factors include local economic activities, social demography, geographical characteristics, transportation system, municipal facilities & utilities and regional government policy. The external factors include the effects of high interaction and the extensive relation Pekanbaru has with its surroundings, (7) the development of enlargement area happened before its being part of Pekanbaru. It developed rapidly because of govenment policy. To create balance development in the enlargement area, this study recommends: (1) its need to make research about area development potency and obstruction, (2) its need to make research to know how much different between government policy and development that happened especially in physical and social demography factor.

Kata Kunci : Perkembangan Wilayah,Pemekaran Kota, Enlargement, Development, Internal Factors, External Factors


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.