Pola distribusi barang dan jangkauan pelayanan pasar tradisional di Kota Bengkulu
PURWANTO, Slamet, Ir. Bambang Hari Wibisono, MUP.,M.Sc.,Ph.D
2006 | Tesis | Magister Perencanaan Kota dan DaerahKota Bengkulu memiliki keterbatasan-keterbatasan dalam melakukan derap langkah pembangunan. Sumber daya manusia yang terbatas dan keterisolasian daerah menjadikan perlambatan bagi laju pertumbuhan ekonomi. Keberadaan pasar tradisional memiliki peran strategis dalam membangkitkan kegiatan ekonomi masyarakat Kota Bengkulu. Pasar tradisional merupakan pasar yang dikelola oleh pemerintah daerah, swasta atau koperasi dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dimana dalam proses jual beli dapat dilakukan secara tawar-menawar. Terdapat enam pasar tradisional yang di kelola oleh pemerintah dan swasta, antara lain: pasar Minggu, pasar Panorama, Pasar Tradisional Modern (PTM), pasar Barukoto I, pasar Barukoto II, Pasar Pagar Dewa dan dua pasar tradisional yang dikelola oleh masyarakat, yaitu pasar Pematang dan pasar Perumdam. Penelitian ini bertujuan mengetahui pola distribusi barang dan jangkauan pelayanan pasar-pasar tradisional di Kota Bengkulu serta mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode penelitian yang digunakan deduktif kualitatif, dengan pendekatan rasionalistik. Unit analisis penelitian adalah informasi dari responden dengan setting pengamatan di seluruh pasar tradisional Kota Bengkulu Hasil penelitian menunjukkan tiga hal utama, Pertama; Terdapat pola distribusi yang teratur dan bertingkat pada komoditas non pertanian dibandingkan dengan komoditas pertanian. Komoditas pertanian dihasilkan di wilayah yang terpencar baik dari dalam dan luar kota Bengkulu, sifat komoditas tidak tahan lama membutuhkan perantara dengan saluran distribusi yang lebih pendek dan pembayaran bersifat langsung. Komoditas non pertanian lebih terkonsentrasi, berasal dari luar kota Bengkulu, sifat komoditas tahan lama dengan saluran distribusi yang panjang, sifat pembayaran terjadi secara langsung dan tidak langsung. Kedua; Terdapat jangkauan pelayanan pasar tradisional yang saling overlap dipengaruhi oleh faktor karakteristik konsumen dan karakteristik lokasi. Ketiga; Secara spasial pola distribusi dan jangkauan pelayanan pasar terbagi menjadi dua bagian yaitu Utara dan Selatan. Masyarakat yang berdomisili di bagian Utara Kota Bengkulu cenderung dilayani oleh pasar Minggu sedangkan masyarakat yang berdomisili di bagian Selatan Kota Bengkulu cenderung dilayani oleh pasar Panorama. Pemerintah Kota Bengkulu perlu melakukan perencanaan lebih lanjut terkait dengan peningkatan, perluasan dan pemerataan jangkauan pelayanan pasar tradisional yang menunjukkan ketimpangan antara wilayah bagian Utara dan Selatan di Kota Bengkulu
Bengkulu City has shortcomings in carrying out its development programs. Lack of human resources and isolation from other regions together make it difficult to accelerate the economic growth. Traditional market plays a strategic role in generating economic activities in Bengkulu. Traditional market is operated by regional government, private, or cooperatives by providing business spaces such as shops, kiosks, and stalls where buying and purchasing activities take place under bargaining system. There are six traditional markets operated by the government and private agent, namely: pasar Minggu, pasar Panorama, pasar traditional Modern, pasar Barukoto I, pasar Barukoto II, Pasar Pagar Dewa and two others operated by local communities, namely pasar Pemantang and pasar Perumdan. The research aims to investigate goods distribution pattern and service coverage of these traditional markets in Bengkulu city and to study the affecting factors. It uses deductive qualitative method with rationalistic approach. The unit of analysis is information from respondents who were observed in all traditional market in Bengkulu city. The research results show 3 main findings. First, the distribution pattern is orderly and has levels for non-agricultural commodities when compared with agricultural commodities. Agricultural commodities are produced in different regions both in and outside Bengkulu city. Its short-lived characteristics need mediator through shorter distribution channel and direct payment. Non-agricultural commodity is concentrated, especially from outside Bengkulu city. It is long lasting, has long distribution channel, and may receive either direct or indirect payment. Second, there is an overlap in the service coverage as affected by the factors of consumers and location characteristics. Third, the distribution and service coverage of these traditional markets are spatially divided into north and south. Citizens residing in the northern Bengkulu city tend to get service from pasar Minggu while those in southern Bengkulu city tend to get service from pasar Panorama. The municipal government needs to make further planning related to improvement, extension, and distribution of service coverage from these traditional markets, which is currently showing gap between northern Bengkulu city and southern Bengkulu city.
Kata Kunci : Pasar Tradisional,Distribusi Barang,Layanan, Goods distribution, Service coverage, Traditional market