Laporkan Masalah

Community participation in the development of irrigation infrastructure :: Case study of the community participation in the rural areas infrastructure development project in Titian Teras Village Merangin Regency Indonesia

BAHRI, Syamsul, Prof.Ir. A. Djunaedi, MUP.,Ph.D

2006 | Tesis | Magister Perencanaan Kota dan Daerah

Penelitian ini bertujuan untuk menilai partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan proyek Pembangunan Prasarana Perdesaan (P2D), khususnya dalam pembangunan saluran irigasi di Desa Titian Teras, Kecamatan Bangko, Kabupaten Merangin, Jambi. Penelitian ini didasarkan pada observasi awal terhadap saluran irigasi, dimana saluran irigasi tersebut telah ditinggalkan atau tidak dimanfaatkan dan dipelihara oleh masyarakat. Untuk mengetahui penyebab diabaikannya saluran irigasi ini, maka dilaksanakan penelitian studi kasus, dengan melihat sejauhmana keterlibatan masyarakat dalam seluruh tahapan kegiatan proyek serta faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan tersebut. Untuk mendapatkan data yang lebih rinci dan dalam, maka digunakan metode in-depth interview terhadap masyarakat desa (dalam hal ini adalah pemilik sawah) serta pihak-pihak lain yang juga terlibat dalam pelaksanaan proyek (apartur desa, tokoh masyarakat, pemerintah daerah, konsultan, dan kontraktor). Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan proyek sangat kurang, yang diindikasikan oleh minimnya keterlibatan masyarakat di hampir seluruh tahapan kegiatan proyek (tahap persiapan dan perencanaan, pembangunan, pemsnfaatan dan pemeliharaan, dan monitoring dan evaluasi). Namun demikian, kurangnya partisipasi masyarakat ini bukan merupakan satu-satunya penyebab terhadap kegagalan atau ketidakberlangsungan pemanfaatan hasil proyek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksana proyek (aparatur pemerintah dan konsultan) yang terlibat dalam proyek ini kurang memahami realitas serta sistem yang ada di dalam masyarakat tersebut. Pelaksana proyek masih beranggapan bahwa masyarakat merupakan suatu kesatuan yang homogen dan harmonis serta memiliki kemampuan yang memadai untuk mengorganisir atau melaksanakan proyek. Hasilnya, proses pengambilan keputusan proyek ternyata lebih didominasi oleh kalangan tertentu (terutama kepala desa), dan keputusan yang dibuat tidak merepresentasikan kebutuhan, atau apa yang diinginkan oleh anggota masyarakat. Tidak mengherankan bahwa masyarakat (petani) kemudian mengabaikan saluran irigasi yang telah dibangun, karena sesungguhnya mengolah sawah bukanlah sesuatu yang sangat mereka inginkan

The research is conducted in order to asses community participation in the Rural Areas Infrastructure Development (RAID) project, mainly in the construction irrigation infrastructure in the village of Titian Teras, Kecamatan Bangko, Kabupaten Merangin, Jambi It was based on an initial observation that the project output (irrigation infrastructure) has been left or has not been utilized and maintained by the community. To find out the causes of the community avoidance toward such an irrigation infrastructure, the case study approach is used to explore the performance of community participation in any sequence of the project and the factors affecting community participation. To obtain deep and detailed information, in-depth interviews with community members (farmers) and key informants (village’s formal and informal leaders, project staff from government agencies and consultant, and private sector), were carried out. The research has found the lacks of community participation in all sequences of the RAID project. It is indicated by the less of community members or farmers’ involvement in the preparation and planning, construction, utilization and maintenance, and monitoring stage. However, community members or farmers are not the main actor who responsible for the failure or for the un-sustainability of the project output (irrigation infrastructure). The research results show that the project staffs have failed to understand and recognize the community and its system. They assumed that community is a homogenous and harmonious entity and able to organize the project. As the result, the decision making processes were dominated by certain people (mainly by the chief of the village) and the decision did not represent the community needs/aspirations. The evidence is that the irrigation infrastructure has been abandoned by the community members or farmers, because to cultivate the paddy field is actually not what they want to do.

Kata Kunci : Pembangunan Prasarana Pedesaan,P2D,Partisipasi Masyarakat, Community, Community participation, and the RAID project


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.