Laporkan Masalah

Proses pemberdayaan petani dalam konteks proyek peningkatan pendapatan petani miskin melalui inovasi (P4MI) :: Studi kasus Desa Sembalun Lawang Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur

IRAWATI, Prihatin, Ir. Sudaryono, M.Eng.,Ph.D

2006 | Tesis | Magister Perencanaan Kota dan Daerah

Proyek Peningkatan Pendapatan Petani Miskin melalui Inovasi (P4MI) atau Poor Farmers Income Improvement Through Innovation Project (PFI3P) merupakan salah satu program pembangunan yang didesain untuk membantu petani dalam membangun sistem agribisnis di lahan marjinal sebagai kantong kemiskinan selama ini melalui pemberdayaan masyarakat petani. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses dan merumuskan konsep-konsep empiris pemberdayaan petani dalam konteks Proyek Peningkatan Pendapatan Petani Miskin melalui Inovasi (P4MI) di Desa Sembalun Lawang. Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur. Desa Sembalun Lawang merupakan lokasi P4MI dari sepuluh desa pilot project, yang satu-satunya mempunyai agroekosistem lahan marginal dataran tinggi dengan mayoritas penduduk tergolong miskin dan bekerja di sektor pertanian. Untuk menggambarkan dan menjelaskan proses serta merumuskan konsep pemberdayaan petani, digunakan pendekatan naturalistik dengan paradigma fenomenologi, sedangkan metodanya kualitatif dengan analisis data induktif yaitu mendeskripsikan fenomena sebagai sesuatu yang empiris berdasarkan atas kenyataan kehidupan sehari-hari sebagai realita utama. Berdasarkan temuan lapangan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa sistem setting kegiatan P4MI di Desa Sembalun Lawang dalam konteks natural memperlihatkan bahwa proses pemberdayaan petani yang terjadi merupakan serangkaian kegiatan dengan memampukan potensi yang dimiliki dan keterlibatan masyarakat dalam berbagai macam kegiatan pembangunan investasi desa sebagai bentuk dari realita perubahan sosial. Kepercayaan, interaksi serta hubungan kekerabatan yang terjalin merupakan modal sosial yang tumbuh dalam masyarakat sehingga melalui kelembagaan KID dan kelompok tani yang ada, mampu menggali nilai-nilai lokal sebagai bentuk dari kemampuan inovatif meskipun secara formal belum ada mobilisasi kelompok tani, dan semua ini tidak terlepas dari peranan unsur eksternal baik pemerintah maupun LSM pendamping dalam memberikan trasformasi pengetahuan dan keterampilan. Namun disadari, institusi lokal di masyarakat yaitu KID yang terbentuk dan keberadaan FD masih lemah dan kapasitas manajemen penyelenggaraan proyek masih di luar kemampuan pelakunya, terutama sekali keberlanjutan pasca kegiatan investasi. Untuk itu, perlu dilakukan penguatan kelembagaan dengan menjalin kemitraan baik dengan pemerintah maupun pihak swasta sehingga lebih progresif dalam meningkatkan produktivitas usaha tani.

The Poor Farmer Income Improvement through Innovation Project is one of the development programs designed to help farmers in developing agribusiness system on marginal land where poverty concentrates through farmer empowerment. The research aims to describe the process and to formulate the empirical concepts of farmer empowerment in the context of Poor Farmer Income Improvement through Innovation Project in Sembalun Lawang village, Sembalun subdistrict, Lombok Timur regency. Sembalun lawang is chosen as one of the 10 vilages for pilot project, it is the only village with an agrosystem of marginal land on plateau and poor villagers working in agricultural sector. In order to describe and discuss the process and formulate the concept of farmer empowerment, the research applies a naturalistic approach with phenomenological paradigm. It adopts a qualitative method with inductive data analysis, i.e., describing phenomena as empirical facts based on daily events as the main reality. Based on the findings in the field and discussion results, the research concludes that the setting system of the PFI3P in Sembalun Lawang village in the natural context shows the process of farmer empowerment as a series of activity to enable all potencies and to involve the society in many activities of village investment development as a form of reality of social change. Trust, interaction and kinship relation being established are social capital growing in the community. As the result despite no formal mobilization of farmer groups, through the existing KID institution and farmer groups farmers are able to explore the local values as form of innovative ability. It is inseparable from the participation of external parties such as government or NGOs which offer assistance in the transformation of knowledge and skills. However, it is also realized that the local institutions in the society like KID and FD are still weak and the management capacity in the implementation of the project is beyond the actor’s capacity. Sustainability becomes a particular concern. Therefore, it needs institutional strengthening by building partnership with both the government and private sector so that the improvement of farmer’s productivity becomes more progressive.

Kata Kunci : Petani Miskin,Pemberdayaan,P4MI, poor farmer, empowerment process, sustainability after investment


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.