Pengaruh pemberdayaan psikologis terhadap perilaku kewargaan organisasional yang dimediasi oleh kepuasan kerja :: Studi pada PT PLN
BAYURINI, Dyah, Dra. Diah Retno Wulandaru, MBA
2006 | Tesis | Magister ManajemenPemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi hal yang penting dalam perusahaan. Melalui pemberdayaan semua elemen memiliki peran dalam kesuksesan perusahaannya melalui sumbangan pengetahuan, ide, energi, maupun kreativitas. Pemberdayaan memiliki pengaruh terhadap perilaku kewargaan organisasional. Perilaku kewargaan organisasional penting karena perilaku yang melebihi harapan peran formal ini dapat meningkatkan keefektifan perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh langsung pemberdayaan psikologis terhadap perilaku kewargaan organisasional dan pengaruh tidak langsung dengan dimediasi oleh kepuasan kerja. Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) P3B di Cinere Gandul. Sampel sebanyak 117 karyawan dipilih secara quota sampling. Pada penelitian ini digunakan tiga kuesioner. Pengukuran pemberdayaan psikologis menggunakan Psychological Empowerment Scale (PES). The Minnesota Satisfaction Questionnaire-short form (MSQ-short form) digunakan untuk mengukur kepuasan kerja sedangkan untuk mengukur perilaku kewargaan organisasional digunakan OCB Scale. Data diolah menggunakan regresi dari program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) release 10.0 for windows. Untuk menguji hubungan mediasi, ada beberapa hal yang harus dipenuhi. Independen variabel (IV) harus memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen (DV); IV harus memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel mediator, variabel mediator harus memiliki pengaruh signifikan terhadap DV; efek DV terhadap IV harus lebih kecil ketika sudah memasukkan variabel mediator kedalam persamaan. Dalam penelitian ini, diperoleh hasil pemberdayaan psikologis berpengaruh terhadap perilaku kewargaan organisasional dengan dimediasi secara parsial oleh kepuasan kerja. Hasil ini menggambarkan bahwa ada dua pola hubungan yang terjadi antara pemberdayaan psikologis dan perilaku kewargaan organisasional. Pertama, pemberdayaan psikologis memiliki pengaruh langsung terhadap perilaku kewargaan organisasional. Kedua, pengaruh pemberdayaan psikologis terhadap perilaku kewargaan organisasional muncul dengan dimediasi oleh kepuasan kerja. Dari hasil penelitian, terkait dengan pemberdayaan psikologis, dimensi competence memiliki nilai rata-rata tertinggi. Di urutan kedua adalah dimensi meaning . Berikutnya adalah self determination dan yang terakhir adalah impact. Terkait dengan perilaku kewargaan organisasional, diperoleh urutan (mulai dari nilai rata-rata tertinggi sampai dengan terendah) sebagai berikut: conscientiousness, altruism (helping), courtesy, civic virtue, dan sportmanship . Keterbatasan dan saran (teoritis maupun praktis) untuk penelitian selanjutnya juga dibahas dalam penelitian ini.
Human resources empowerment is important thing that has to be applied in company. Through empowerment, each element has role in company’s success by giving knowledge, idea, and creativity. Empowerment influences Organizational Citizenship Behavior (OCB). OCB is also important because the behavior which goes beyond existing formal role expectations can improve company’s effectiveness. The purpose of this paper was to study direct influence between psychological empowerment and OCB and indirect influence through mediation of job satisfaction. Sample in this research were the employees in PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) P3B at Cinere Gandul. One hundred-seventeen employees were chosen to be given questionnaires by using quota sampling method. Psychological empowerment was assessed using Psychological Empowerment Scale (PES). The Minnesota Satisfaction Questionnaire-short form (MSQ-short form) was used to assess job satisfaction and OCB Scale was used to measure OCB. The mediation was assessed using regression from SPSS (Statistical Package for Social Sciences) release 10.0 for windows. There were preconditions need to be met. The independent variable (IV) should have a significant relationship with the dependent variable (DV); IV should have a significant relationship with the mediator ; t he mediator should have a significant relationship with the DV; and the effect of the IV on the DV should be less after also entering the mediator into the equation. Result showed job satisfaction partially mediates the relationship between psychological empowerment and OCB. It means there were two forms of relationship. First, psychological empowerment exerted a direct influence on OCB. Second, job satisfaction did mediate the relationship between psychological empowerment and OCB. Related to psychological empowerment measurement, the result showed competence had the highest mean, followed by meaning in second position. In the third position, there was self determination, and impact in the last position. For the OCB, the result showed that the order or sequence (from the highest mean to the smallest mean) was: conscientiousness, altruism (helping), courtesy, civic virtue, and sportsmanship. The limitations and the suggestions (theory and practice) for future research were discussed in this paper.
Kata Kunci : Kepuasan Kerja,Pemberdayaan psikologis,Perilaku Kewargaan Organisasional, psychological empowerment, Organizational Citizenship Behavior (OCB), job satisfaction