Laporkan Masalah

Pengelolaan sedimen Kali gendol pasca erupsi Merapi Juni 2006

RAHMAT, Ali, Prof.Dr.Ir. Djoko Legono

2007 | Tesis | S2 Teknik Sipil (Magister Pengelolaan Bencana Alam

Kali Gendol merupakan salah satu sungai yang mempunyai hulu di lereng Tenggara Gunung Merapi dengan panjang sungai ± 22 km dan DAS ± 66 km2. Dalam rangka mengantisipasi bencana sedimen berupa aliran lahar hingga saat ini telah dibangun fasilitas sabo sebanyak 19 (sembilan belas) buah.Bangunan paling hulu adalah bangunan sabo dam Kaliadem (elevasi +1100 m) sedangkan bangunan paling hilir adalah bangunan konsolidasi dam GE-C0 (elevasi +163 m). Usaha penambangan Galian C yang dilakukan secara terus menerus oleh masyarakat disekitar Kali Gendol akan menimbulkan kerusakan lingkungan. Pengelolaan sedimen diperlukan sebagai upaya dalam menjaga kelestarian lingkungan dan imbangan sedimen di Kali Gendol. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengkaji imbangan sedimen. Analisis volume sedimen yang masuk sebagai produksi sedimen (VS) didasarkan rumus empiris Takahashi (1991) dan Mizuyama (1977) sedangkan volume sedimen yang melimpas (VE) berdasarkan rumus empiris Shimoda (1995). Analisis imbangan sedimen diperhitungkan berdasarkan volume sedimen yang masuk dengan curah hujan harian rencana (R24) kala ulang 25 tahun. Hasil kajian menunjukkan bahwa sistem sabo yang diterapkan di Kali Gendol cukup efektif dalam menahan, menampung dan mengendalikan aliran lahar. Kapasitas pengendalian dengan adanya bangunan sabo telah terisi 56 % dari rencana dan sebagian besar kapasitas sabo dam masih cukup memadai dalam mengendalikan aliran lahar dengan rata-rata sebesar 46 %, sehingga imbangan sedimen yang diharapkan masih dapat dicapai oleh fasilitas bangunan sabo yang sudah ada. Volume penambangan yang tersedia di Kali Gendol adalah sebesar 1.253.422 m3 dengan produksi penambangan rata-rata perhari mencapai 836 m3.

The Gendol River, with its catchment area of 66 km2 and the river length of about 22 km, originates from the south east of Mount Merapi. Nineteen sabo dams have been built in order to anticipate and control sediment disaster. The most upstream dam is Kaliadem (+1.100 msl) and the most downstream dam is consolidation dam of GE-C0 (+163 msl). Sand mining occurs at several points along the river and cause environmental damage. In order to conserve environment and to maintain sediment balance a proper sediment management is required. The research is conducted based on sediment balance. The analysis of transportable sediment volume (VS) is conducted using empirical formula of Takahashi (1991) and Mizuyama (1977). Over flow sediment volume (VE) was analyzed using empirical equation of Shimoda (1995). Sediment balance was analyzed based on maximum daily rainfall (R24) with 25 years return period. The result of the study shows that the sabo system in Gendol River effectively works to control lahar flow. As a conclusion, the existing sabo dams are able to maintain sediment balance in Gendol River. The possible amount of sand mining is estimated about 1.253.422 m3 and the allowable daily sand mining volume is estimated about 836 m3 per day.

Kata Kunci : Sedimen,Pengelolaan,Sabo Dam,Erupsi Merapi, sediment management, sabo dam, sand mining, sediment balance


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.