Karakteristik dinding Styrofoam dengan perbaikan tulangan diagonal eksternal pasca uji statik
AGUSTINNE, Lily, Ir. Iman Satyarno, ME.,Ph.D
2006 | Tesis | S2 Teknik SipilWilayah Indonesia sebagian besar merupakan wilayah yang rawan gempa bumi. Pada 27 Mei 2006 terjadi gempa tektonik yang melanda Yogyakarta dan daerah sekitarnya, dengan intensitas 5,9 skala richter. Bencana alam ini mengakibatkan banyak korban jiwa, kerugian material, dan kerusakan struktur bangunan. Oleh karena itu, bahan yang ringan dan liat (ductile) akan lebih baik jika digunakan sebagai dinding bangunan tahan gempa dan tingkat resikonya pun lebih rendah. Dalam penelitian ini, perilaku perbaikan model kerusakan dinding panel styrofoam yang diteliti meliputi hubungan beban-simpangan dan drift ratio, pola retak, kekakuan (stiffness), Elastic-plastic curve, kuat geser ultimit (ultimit shear strength), daktilitas, dan desain jumlah kebutuhan tulangan diagonal/bracing. Sebagai simulasi beban gempa, dilakukan pembebanan secara lateral statik pada ujung atas dinding panel styrofoam berdasarkan ASTM E-00. Pengujian terdiri dari 2 model benda uji, yaitu perbaikan dinding panel styrofoam tanpa tulangan menggunakan tulangan diagonal/bracing eksternal (DPSTT-B), perbaikan dinding panel styrofoam dengan tulangan horisontal φ5,14–250 mm menggunakan tulangan diagonal/bracing eksternal (DPSDT-B). Dari penelitian didapatkan, pola/ tipe kerusakan yang terjadi pada DBSTT-B merupakan retak diagonal, retak yang ditimbulkan merupakan retak dinding terdahulu dan pada DPSDT-B merupakan retak diagonal, retak yang terjadi adalah retak dinding baru. DPSTT-B memiliki kapasitas tahanan lateral sebesar 72888,3000 N, simpangan sebesar 22,2800 mm, kekakuan maksimum sebesar 28205,3840 N/mm, luasan penyerapan energi sebesar 1324560,7433 mm2, kuat geser ultimit sebesar 24,2961 N/mm dan daktilitas sebesar 10,0442. DPSDT-B memiliki kapasitas tahanan lateral sebesar 88044,7500 N, simpangan sebesar 59,5965 mm, kekakuan sebesar 12907,1487 N/mm, luasan penyerapan energi 4702804,1771 mm2, kuat geser ultimit sebesar 29,3483 N/mm dan daktilitas sebesar 9,2193.
Indonesian region has a high risk towards the earthquake. On 27th May 2006 had a techtonic earthquake, that happened in Yogyakarta and around, with scale intensity 5,9 Ritcher. This disaster has caused suffer the worst is to fall victims, risk of materials and damage of bulding structure. Therefore, the light and ductile materials are better utilized as the earthquake resist building’s wall and lower risk to earthquake. In this research, characteristic retrofitting of styrofoam wall damage of observed objects includes the relationship between lateral load-displacement curve, drift ratio, stiffness, crack pattern, elastic-plastic curve, ultimate shear strength, ductility and desaign using diagonal/bracing bar. As the stimulation of earthquake load, it wold be laterally static load in top of styrofoam wall, based on ASTM E-00. Two specimens with different configuration of, retrofitting styrofoam walls without bar use external bracing bar (DPSTT-B), retrofitting styrofoam walls with horizontal bar ∅5,14-250 mm use external bracing bar (DPSDT-B). The results of this research are; crack pattern of DPSTT-B is diagonal failure, crack that happen before retrofitting (old crack) and DPSDT-B is diagonal failure, crack that happen after retrofitting (new crack). DBSTT-B has lateral load resistance as 72888,3000 N, deformatian capability as 22,2800 mm, elastic shear stiffness as 28205,3840 N/mm, energy absorb capability as 1324560,7433 mm2, ultimate shear strength as 24,2961 N/mm and ductility as 10,0442. DPSDT-B has lateral load resistance as 88044,7500 N, deformation capability as 59,5965 mm, elastic shear stiffness as 12907,1487 N/mm, energy absorb capability as 4702804,1771 mm2, ultimate shear strength as 29,3483 N/mm and ductility as 9,2193.
Kata Kunci : Dinding Styrofoam,Tulangan Diagonal Eksternal,Uji Statik,Styrofoam wall, lateral load (static), horizontal bar, external bracing bar