Laporkan Masalah

Pemikiran Suparto Brata dalam karya-karya sastranya

UNTORO, Ratun, Prof.Dr. Rachmat Djoko Pradopo

2007 | Tesis | S2 Sastra

Penelitian ini bertujuan mengungkap pemikiran dan kehidupan pribadi Suparto Brata yang menjadi inspirasi dalam aktivitas sastranya. Penelitian ini menggunakan pendekatan teori ekspresif. Pengalaman Suparto Brata yang muncul dalam karya sastranya itu menggeser atau mengangkat personal trouble menjadi public issues. Suparto Brata adalah seorang priyayi bangsawan, sehingga perlu dilihat bagaimana cara ia memandang priyayi dan nonpriyayi serta hubungan kedua kelas sosial itu dalam karya-karyanya. Beberapa karya Suparto Brata memperlihatkan adanya kedekatan hubungan antara fiksi dan nonfiksi, antara realita dalam karya sastra dengan realita dalam kenyataan. Pembaca diajak menikmati pengalaman hidup Suparto Brata dalam hal politik, tradisi, sosial, sastra, dan kehidupan pribadinya melalui karya sastranya. Pemikiran Suparto Brata berdasar pada ideologi priyayi karena kepriyayiannya. Hal itu menjadi ciri utama karya-karyanya (ciri novel priyayi). Ciri menarik novel priyayi adalah priyayi dipertentangkan dengan nonpriyayi dengan kerugian pada pihak nonpriyayi. Pemikiran Suparto Brata yang seperti itu mirip dengan novel priyayi yang berkembang pada tahun 1920—1930-an. Dengan demikian, Suparto Brata belum sepenuhnya membuat gaya baru sastra Jawa. Sebaliknya, ia malah semakin memantapkan keberadaan novel priyayi yang berkembang pada tahun 1920-an, mengingat ia adalah penngarang yang produktif. Suparto Brata pernah mengkritik pengarang Jawa yang hanya menceritakan orang miskin, bodoh, dan sengsara untuk nonpriyayi, sedangkan kesuksesan, kepandaian, kekayaan, dan keberuntungan untuk priyayi. Namun sebaliknya, ia juga berbuat yang sama ketika menceritakan priyayi dan nonpriyayi dalam karyakaryanya.

The research aimed to disclose Suparto Brata way of thinking and his personal life to be his initial inspiration in writing his literary works. The approach of the research used expressive theory. The experience of Suparto Brata had led his literary activities to change “personal trouble” into “public issues”. Suparto Brata is nobleman (priyayi), so that it was significance to view the influence of his nobility to portray priyayi and non-priyayi social class relationship in his works. Some works of Suparto Brata shows close association between fiction and non- fiction, between reality in literary and reality in real life. Readers are invited to enjoy Suparto Brata’s past moments through politic, tradition, social, literary, and his very personal experience in his works. Suparto Brata’s way of thinking used priyayi ideology was reflected in his works because he is a priyayi. It, then, becomes his characteristic in literary works (the characteristic of novel priyayi). The characteristic opposes the priyayi and the non-priyayi with the disadvantages and loss of the non-priyayi at the end of the story. The Suparto Brata way of thinking was similar to the novel priyayi developed during 1920’s to 1930’s. Hence, it is proved that Suparto Brata has not made new style of Javanese literary works but, as a productive author, he establishes more about novel priyayi and promoted it. It is noted that Suparto Brata once criticized Javanese authors who merely told about poverty, stupidity, and misery are possessed by non-priyayi, while success, cleverness, richness, and lucy are possessed by priyayi. In contrast, he also did the same when he told about priyayi and non-priyayi in his works, on the other side.

Kata Kunci : Karya Sastra,Suparto Brata,Novel Pruyayi, Suparto Brata, author way of thinking, authority, novel priyayi, priyayi and non-priyayi.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.