Laporkan Masalah

Perempuan bangsa kolonial di Hindia Belanda dalam novel Varijs van Java Darah, Keringat, Airmata karya Remy Sylado :: Sebuah kajian kritik sastra feminis

YULYANI, Heny, Prof.Dr. Imran T. Abdullah

2006 | Tesis | S2 Sastra

Sebuah pandangan bahwa perempuan sebagai objek seksual merupakan salah satu permasalahan yang memicu pergerakan kaum feminis. Dalam novel Parijs van Java darah, keringat, airmata karya Remy Sylado digambarkan perjuangan seorang perempuan bangsa kolonial (Belanda) di Hindia Belanda melepaskan diri dari jaringan bisnis prostitusi. Selain permasalahan yang ada di dalam novel PvJ, pengarang dan konteks sosial juga merupakan masalah penting dalam sebuah penelitian. Oleh sebab itu, penelitian ini menggunakan pendekatan Kritik Sastra Feminis dan Strukturalisme Mukarovsky. Remy Sylado sebagai pengarang novel PvJ memberi pengaruh besar terhadap karyanya. Remy Sylado berpendapat bahwa menulis sebuah novel harus melakukan riset terlebih dahulu karena pembaca tidak mungkin diberi cerita kosong belaka. Pendapat tersebut tidak lepas dari tujuannya sebagai sastrawan, yaitu memberi hiburan, harapan, dan ajaran moral. Oleh sebab itu, novel PvJ disertai data yang nyata sebagai hasil riset, kritik sosial, dan ajaran moral. Secara Struktural, cerita novel Pvj merupakan flash back. Alur cerita ke masa puluhan tahun silam. Gertruida sebagai tokoh utama dalam novel PvJ menceritakan kehidupannya di masa lalu melalui teks novel ini. Latar Netherland dan Hindia Belanda (Indonesia) di masa penjajahan Belanda merupakan latar tempat dan latar waktu dalam novel PvJ. Di Hindia Belanda, latar Kota Bandung yang dijuluki Parijs van Java merupakan latar dominan karena sebagian besar peristiwa yang dialami tokoh utama terjadi di Kota Bandung. Pada saat itu, Kota Bandung merupakan kota yang maju di seluruh Nusantara dan dijuluki Parijs van Java . Gambaran Kota Bandung sebagai Parijs van Java mengungkapkan realita yang sebenarnya. Namun, julukan Parijs van Java yang melekat sebagai semboyan telah rusak seiring dengan kebejatan moral orang-orang Belanda. Meskipun dalam strata sosial di Hindia Belanda, status sosial perempuan bangsa kolonial jauh lebih tinggi dibandingkan dengan status sosial perempuan bangsa Cina, Arab, apalagi dengan perempuan pribumi. Namun, dikalangan bangsanya sendiri, posisi perempuan bangsa kolonial tetap subordinat. Para pemilik perkebunan (Preangerplanters) menjadikan perempuan sebagai objek seksual, demi kepentingan bisnis, mereka melakukan berbagai macam cara untuk menjerat perempuan yang akan dijadikan penghibur. Gertruida sebagai target bisnis prostitusi tersebut, ia mencoba bangkit dari penindasan yang dilakukan para pemilik bisnis prostitusi. Tokoh Gertruida menunjukkan bahwa dibalik lemahnya fisik perempuan, ada ketabahan dan ketegaran jiwa dalam diri perempuan. Ketabahan dan ketegaran jiwa tersebut muncul ketika seorang perempuan dihadapkan pada kenyataan hidup.

The opinion that women as sexual object is one of the problem to spur movement on feminist. In the novel Remy Sylado’s Parijs van Java darah, keringat, airmata to be explained struggle a colonial women (Belanda) in Hindia Belanda for flee from prostitution bisnis network. Another problem in this novel, author and social context are important problems also in a research. Because of them, this research use feminist literary critical approach and Mukarovsky structuralism. Remy Sylado as author was gave influence to his work. Remy Sylado said that before to write a novel must be done a research because readers are not probably given by empty story only. That opinion same with his purpose as scholar to give distraction, expectation, and moral education. Because of them, to join in this novel real data as research result, social critict, and moral education. Structurally, story of this novel is a flash back story. Plot of the story go back to several decades a go. Gertruida as the main character was told her life in the past into text this novel. This novel be set at Netherland and Hindia Belanda (Indonesia) at Netherland colonization moment. Bandung city called Parijs van Java as dominant setting because more than event be faced by the main character get in Bandung City. In the past, Bandung City is the most progress city all over nusantara and called Parijs van Java . Bandung City image as Parijs van Java in the past give expression to real reality. But named Parijs van Java as slogan for Bandung City has broken along with damazing to moral colonizers. Although in social levels at Hindia Belanda social status of colonial women more higest than social status another womens as like Chinesse, Arabic, what alse Indigene women. But the position of colonial wome n constants subordinate in their notion community.Preangerplanters created women as sexual object, in the bisnis interest they spend kind of trick to make women as consoler. Gertruida as prostitution bisnis target, she attempt to get up from owners prostitution bisnis oppression. The character Gertruida indicated that behind susceptibility women phsycally, there are firmness and soul obstinacy appear when a women be aimed to reality life.

Kata Kunci : Sastra Indonesia,Novel Remy Sylado,Citra Perempuan Belanda


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.