Prevalensi antibodi Neospora caninum pada sapi-sapi di Jogjakarta, menggunakan metode Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA)

RENDRAWAN, Dedy, Dr.drh. Soedarmanto Indarjulianto

2006 | Tesis | S2 Sain Veteriner

Neospora caninum adalah protozoa golongan Apicomplexa. Protozoa ini telah diidentifikasi sebagai penyebab abortus pada sapi di California pada pertengahan tahun 1980an. Sedangkan di Indonesia data tentang Neospora caninum belum pernah ada. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui prevalensi antibodi Neospora caninum pada serum sapi di Jogjakarta, baik yang memiliki sejarah abortus maupun tidak. Sebanyak 150 sampel darah sapi dikoleksi dari wilayah kabupaten Sleman, Bantul dan Kulon Progo. Seratus lima puluh sampel darah tersebut terdiri dari 27 ekor memiliki sejarah abortus, 123 ekor tidak menunjukkan gejala abortus. Ke-27 ekor yang memiliki gejala abortus, masing-masing dari jenis Peranakan Onggole (PO) 12 ekor, Pernakan Simetal 6 ekor, Friesian Holstein (FH) 7 ekor (import Australia), dan Brahman-cross 2 ekor (import Australia). Sampel darah yang berasal dari sapi yang tidak menunjukkan gejala abortus, sejumlah 123 ekor sapi dari jenis sapi FH. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara random. Sampel darah diambil secara legeartis melalui vena jugularis. Serum yang terbentuk kemudian dideteksi antibodi terhadap N. caninum menggunakan metode Ewnzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Antigen yang ditambahkan sebagai kontrol positif adalah antigen P38 (antigen (glikoprotein) permukaan takhizoit, dengan berat molekul 38 kDa) (Schares et al., 2000). Nilai cut off Optical Density (OD)= 0,066. Index ELISA diatas 0,066 dinyatakan positif. Seratus lima puluh serum sapi yang diuji, 5 sampel positif terhadap antibodi Neospora caninum. Sampel yang positif adalah 3 ekor sapi FH import Australia (kode: P 26, PKM 4. 731, dan P1.Ng1); dua ekor sapi PO (kode: Syg 24 dan Snd.5). Sampel yang menunjukkan gejala abortus pada trimester pertama dan kedua berturut-turut dengan kode sampel PKM 4. 731, Syg 24 dan Snd 5, sedangkan sampel P26 dan P1.Ng1. tidak mengalami abortus. Nilai rata-rata OD dan index berturut-turut sebagai berikut: P 26 OD 0,204, index 0,092; PKM 4. 731, OD 0,243, index 0,147; P1.Ng1, OD 0,214, index 0,106. Syg 24, OD 0,231, index 0,130. Snd.5, OD 0,193, index 0,076. Penelitian ini menunjukkan prevalensi antibodi Neospoara caninum di Jogjakarta 3,33 %.

Neospora caninum is an Apicomlexa protozoa. This Protozoa was identified as caused cows abortion in California in 1980. While in Indonesia N. caninum infection never been reported. Therefore, this research aim to detect the prevalensi N. caninum antibody of cows serum in Jogjakarta, both of them abortion history and neither. One hundred and fifty cows blood were collected from region of subprovince Sleman, Bantul And Kulon Progo. One hundred fifty blood sample consisted of 27 with abortion history, 123 not show the abortion symptom. The sample collected by random. The blood sample taken as legeartis via jugularis vene. The formed serum detected with enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Antigen enhance as positive control were antigen P38-glikoprotein from takhizoit surface with weight molecule 38 kDa (Schares et al., 2000). Cut off Optical Density (OD)= 0,066 and ELISA index above 0,066 positive expressed. One hundred fifty serum cows examined, 5 sample positive N. caninum antibody. The positive sample were 3 Australian cows (code: P 26, PKM 4. 731, and P1.Ng1); two heads beef cattle (code: Syg 24 and Snd.5). sample showing abortion symptom at first and second trimester with sample code PKM 4. 731, Syg 24 and Snd 5, Sample P26 and P1.Ng1. have not showed abortion symptom. Optical density average and index successively follows: P 26 OD 0,204, index 0,092; PKM 4. 731, OD 0,243, index 0,147; P1.Ng1, OD 0,214, index 0,106. Syg 24, OD 0,231, index 0,130. Snd.5, OD 0,193, index 0,076. This research shows the prevalensi of N. caninum antibody in Jogjakarta 3,33 %.

Kata Kunci : Abortus Sapi,Neospora caninum,Serum,ELISA,Prevalensi, Neospora caninum, ELISA, Cows serum