Laporkan Masalah

Tren Mode Busana ABG Yogyakarta, 2004-2006

SETIAWAN, Deni, Dr. Sumartono, MA

2006 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

Seni hadir di setiap jiwa manusia dengan beragam bentuk. Perkembangan zaman juga mewarnai kreasi seni yang diciptakan oleh kreatornya, dengan berbagai macam alasan. Zaman tradisional, modern, atau posmodern hanya masalah periodeisasi akan keberlangsungan dan transformasi seni pada tatanan kehidupan sosial manusia. Era posmodern ditandai dengan ketidakjelasan, sebagai simbol tetapi tidak simbolis, sebagai suatu arti tetapi tidak bermakna. Eksistensinya merupakan sarana dalam menunjukkan citra dan status sosial di dalam kehidupan bermasyarakat, tertampil dengan beragam wacana. Arus globalisasi menjadi ujung tombak media massa yang memberikan wajah baru terhadap nilai kultural pada sendi-sendi kehidupan sosial dan budaya. Gaya pakaian, dandanan rambut, asesoris, selera musik, atau pilihan-pilihan kegiatan yang dilakukan, adalah bagian dari pertunjukan pengkaburan identitas dan kepribadian diri. Akhirnya nilai seorang “ABG” sangat identik dengan penampilan sebagai representasi identitas. Para “ABG” selalu punya cara untuk tampil beda dan terus memperbaharui penampilannya. Penampilan bukan saja apa yang melekat pada tubuh semata, melainkan juga bagaimana keseluruhan “potensi” dalam diri yang memungkinkan untuk ditampilkan sebagai citra diri. Tahap pencarian identitas diri, merupakan titik awal media massa menjadi sumber nilai bagi kebiasaannya, bahkan menempatkan para selebritis yang senantiasa menghiasi wajah infotainment sebagai idola dan menjadikan gaya hidup tersebut sebagai identitasnya. Pakaian memang berperan besar dalam menentukan citra seseorang, dan lebih dari itu, menjadi cermin dari identitas, status, kelas, hierarki, gender, memiliki nilai simbolik dan merupakan ekspresi cara hidup tertentu. Pakaian juga mencerminkan sejarah, hubungan kekuasaan, serta perbedaan dalam pandangan sosial, politik dan religius. Dengan pendekatan estetika, semiotika, serta paradigma sejarah seni, diharapkan mampu melihat subkultur yang berkembang pada tatanan kultural di Yogyakarta.

Art exists ini various manifestasions in the soul of human being. The development of an era also gives its spirit to the art created by artist. Whether an art belongs to a traditional, modern, or postmodern era, it is more likely to be a matter of timecategorization connected with social life. Postmodern era is marked by vagueness, as a symbol which is not really symbolic, as a meaning which is not meaningful. Its existence is a way of showing the image and the social life through various discourses. The current current of globalization becomes the spearhead of the mass media which transfers a new spirit into the cultural values of social and cultural lives. The vagueness of self identity and personality can be seen also in the fashion style, hair style, accessories, music style and other choices someone can make. Eventually, the sense of “ABG” (teenagers) is identical with the physical performance as representation of identity. The “ABG” always have their own way to show off differently and keep on updating their appearance. It does not only deal with what is attached to their body, but also how all the inner potential elements are exposed to create a self image. The stage of self identity searching is placed as a starting point of the mass media. They even place the celebrities that dominate the infotainment as idols and put their lifestyle as their identity. Fashion is defined to play an important role in building an image. Moreover, it also reflect identity, social status and class, social hierarchy, gender, symbolic and expression of certain life style. A fashion can also reflect history, relation of power and different social, political and religious views. With the approach of aesthetics, semiotics and the paradigm of art history, it is expected that the sub-culture developing in the cultural life of Yogyakarta can be observed.

Kata Kunci : Busana,Tren Mode,ABG Yogyakarta, Trend Fashion, Cultural Identity, Postmodernism, Semiotic


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.