Laporkan Masalah

Strategi Cina dalam pelaksanaan Cina-ASEAN Free Trade Area (CAFTA)

MARIA, Anastasia Laura, Drs. Riza Noer Arfani, MA

2006 | Tesis | S2 Ilmu Politik (Hubungan Internasional)

CAFTA (China-ASEAN Free Trade Area) dapat dipandang sebagai salah satu strategi Cina untuk mencapai tujuan politik luar negerinya. Untuk melakukan analisis, penulis menggunakan beberapa konsep antara lain strategi, geopolitik, regionalisme, dan soft power. Cina secara geografis berada dekat dengan banyak negara anggota ASEAN seperti Myanmar, Laos, Vietnam, Filipina, dan juga Taiwan. Dengan CAFTA, Cina memiliki kesempatan yang lebih luas untuk melakukan pendekatan dalam segala aspek, baik itu politik, ekonomi, maupun keamanan. Strategi yang diterapkan dalam CAFTA oleh Cina untuk mengoptimalkan kerjasama terwujud dalam beberapa hal, yaitu politik luar negeri, pendekatan bilateral terhadap setiap negara anggota ASEAN, pelaksanaan program EHP, menjalankan dan menaati aturan organisasi internasional, dan melakukan pendanaan terhadap beberapa proyek besar Cina dan ASEAN. Dengan strategi-strategi yang telah diterapkan oleh Cina di atas, secara bertahap rasa saling ketergantungan akan semakin meningkat. ASEAN dapat terus mempertimbangkan Cina sebagai sebuah partner yang tepat bagi hubungan jangka panjangnya, sedangkan Cina merasa terjamin oleh kedekatannya dengan ASEAN. Cina secara perlahan juga membuka akses dan pengaruh yang lebih luas terhadap Asia Tenggara ketika mulai memberikan bantuan dan pendanaan bagi beberapa proyek besar. CAFTA diakui merupakan strategi yang tepat diterapkan oleh Cina ketika politik luar negerinya berubah haluan dari aktif menjadi proaktif. Dengan berkonsentrasi pada potensi soft power yang dimilikinya, Cina membuat sebuah integrasi ekonomi terbesar di dunia dengan ASEAN yang secara geografi dan ekonomi penting bagi Cina. CAFTA ini juga tepat bagi upayanya mengisolasi Taiwan secara ekonomi. Taiwan yang selama ini menjalin hubungan ekonomi dengan banyak negara, termasuk ASEAN, mengalami kesulitan untuk membentuk area perdagangan bebas karena Cina sudah satu langkah di depan. Cara yang lebih lembut ini kemungkinan dapat membuat Taiwan kesulitan karena pasar-pasar ASEAN yang dimilikinya bisa jadi akan diambil oleh Cina karena kemampuan kompetisi Cina sekarang jauh lebih besar. Situasi tersebut diharapkan Cina dapat semakin membuat Taiwan dekat sehingga upaya reunifikasi dapat dicapai

CAFTA (China-ASEAN Free Trade Area) is seen as one of China’s strategy to reach its common foreign interest. To get closer to this topic, the writer uses some political concepts such as strategy, geopolitics, regionalism, and soft power. Geographically, China, Taiwan, and ASEAN countries like Myanmar, Laos, Vietnam, and Philipine are parts of Asia. CAFTA gives China opportunity to broad its influence to ASEAN countries and making some approaches in all aspects, either politic, economy, or security. CAFTA’s strategy implemented by China to this cooperation are foreign political, an approach to every single country, EHP programme, to obey the international organization rule, and taking responsibility to some big projects. Gradually, implementing these strategies will emerge dependency between China and ASEAN. ASEAN should keep considering China as the main partner for the long term, beside China feels secure for its pheriperi. China gradually will put its influence to Southeast Asia broader since it takes responsibility in funding some big projects which are important for ASEAN countries. CAFTA is admitted as the right strategy taken by China when its foreign politic turned from active into proactive. Soft power whose China has will help it to form a biggest economic integration in the world with ASEAN since ASEAN geographically and economically is very important for China. CAFTA’s also a good strategy to isolate Taiwan economically by now because Taiwan starts to get difficult to take opportunity to form free trade area with ASEAN countries. It means, gradually China will have bigger ability than Taiwan in ASEAN market. That situation will give China a chance to make Taiwan closer to it and finally, reunification could be reached.

Kata Kunci : Politik Dalam Negeri,Cina,CAFTA, ASEAN, China, Taiwan, strategy, geopolitics, soft power, economy.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.