Kemandirian akseptor KB metode implan pascareposisi BKKBN di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul

PUSPITAWATI, Theresia, Prof.dr. M. Hakimi, SpOG.,PhD

2006 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Perilaku dan Promosi

Program KB awalnya ditujukan untuk mengurangi tingginya angka kematian ibu. Namun dalam perkembangannya lebih ditekankan sebagai target demografi. Akibatnya kualitas pelayanan terhadap akseptor KB sering diabaikan. Kritik terhadap kinerja BKKBN di masa lalu memunculkan ide paradigma baru program KB. Hampir bersamaan dengan itu, dengan diterapkannya otonomi daerah BKKBN mengalami reposisi yang membawa implikasi pada keberlangsungan program KB termasuk di dalamnya subsidi pada alat kontrasepsi metode implan. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk melihat tingkat kemandirian akseptor KB metode implan. Secara khusus untuk melihat hubungan pengetahuan, status sosial ekonomi dan akses pelayanan terhadap kemandirian akseptor KB Penelitian ini ini adalah penelitian survei dengan rancangan cross sectional dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Sampel adalah akseptor KB implan di kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul yang melakukan pemasangan implan bulan Januari 2003 – Agustus 2005, yang merupakan masa reposisi BKKBN. Jumlah sampel 132 orang yang diperoleh dengan cara random sampling. Analisis data kuantitatif menggunakan statistik deskriptif dan Korelasi Peringkat Spearmen. Analisis regresi logistik digunakan untuk melihat variabel yang paling berpengaruh. Data kualitatif dianalisis berdasarkan transkrip hasil wawancara mendalam sebagai temuan di lapangan dan ditampilkan dalam bentuk kuotasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) kemandirian akseptor KB metode implan mayoritas kategori tinggi. 2) pengetahuan berhubungan dengan kemandirian akseptor KB implan 3) status sosial ekonomi tidak berhubungan dengan kemandirian akseptor KB implan 4) Akses pelayanan berhubungan dengan kemandirian akseptor KB implan.

In the beginning the family planning program was designed for reducing the high maternal mortality rate. However in the development the demographic target has become dominant. Critiques have been lashed to the performance of the BKKBN. These have propelled the shift of paradigm. In the same time, due to the regional authonomy program of the govememnt, the BKKBN has undergone a repositioning process, whereby there is no more subsidy for the implant contraception method. The general objective of the research is to investigate the level of self reliance of the implant method users. In doing so, ¡t tries to explain the relation between the self reliance level of the implant method users and three determinant factors: knowledge, social economic status and acces to family planning services. The type of research is a cross sectional survey, quantitative research combined with qualitative one. The sample consists of the implant method users ¡n Patuk Subdistrict, Gunungkidul District. There were 132 respondents who were selected by simple random sampling. The quantitative data have been analyzed using a descriptive statistics, Spearman Rank Correlation and logistic regression model were used to examine which of the three factors is the most influencial variable. The qualitative data collected and findings were presented as quotations. The research findings have come to the following conclusions: (1) the level of self reliance of the implant method users is high; (2) there is a significant relationship between the level of self reliance of the implant method users and the level of knowledge; (3) there is a significant relationship between the level of self reliance of the implant method users and the availability of access of family planning services to the users; (4) lastly, there is no significant relationship between the level of self reliance of the implant method users and the sosial economic status.

Kata Kunci : Promosi Kesehatan,Program KB,Kemandirian Akseptor,self reliance, family planning, implant