Pendidikan kesehatan lingkungan melalui kultum :: Kajian di Pondok Pesantren Bustanul Arifin dan Darussaadah Kabupaten Bener Meriah
HARYONO, Iswahyudi, Dra. Yayi Suryo Prabandari, MSi.,PhD
2006 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Perilaku dan PromosiLatar belakang : Kondisi kesehatan lingkungan di Indonesia masih kurang baik. Hal ini ditandai dengan tetap tingginya angka kesakitan penyakit ISPA, diare, kulit, dan TBC. Kondisi seperti ini juga terjadi di pondok pesantren yang banyak tersebar di Kabupaten Bener Meriah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Oleh karena itu, diperlukan upaya promosi kesehatan yang memperhatikan nilai, norma serta sumber daya setempat. Kuliah tujuh menit (kultum) merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk menyampaikan da’wah, sehingga kultum dapat digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan kesehatan lingkungan. Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah menguji peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan melalui metode kultum oleh guru/ustadz terhadap komunitas pesantren. Metode : Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Populasinya adalah santri, sedangkan subjek untuk setiap kelompok adalah seluruh santri. Variabel bebas adalah pendidikan kesehatan melalui kultum dan variabel terikat pengetahuan, sikap dan perilaku santri tentang kesehatan lingkungan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dan check list observasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji homogenitas, normalitas, independen sample t test dan paired sample t test. Hasil : Dari hasil analisis statistik diketahui bahwa pengetahuan, sikap dan perilaku santri tentang kesehatan lingkungan yang diberi pendidikan kesehatan melalui kultum disertai hand out berbeda dengan yang tidak diberi intervensi kultum. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai rerata skor pengetahuan, sikap dan perilaku santri yang diberi pendidikan kesehatan lingkungan melalui kultum pada saat post test 1 dan 2. Rutinitas pesan kesehatan lingkungan yang diperoleh santri melalui kultum, penyampaian pesan kesehatan lingkungan yang dilakukan dalam suasana religius serta figur guru/ustadz yang dipercaya dan dihormati di pesantren memberikan kontribusi pada perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku santri ke arah respon yang positif. Kesimpulan : Pengetahuan, sikap dan perilaku santri yang diberi pendidikan kesehatan lingkungan melalui kultum lebih baik dari santri yang tidak diberi intervensi kultum. Sehingga kultum sebagai media da’wah dapat digunakan untuk menyampaikan pesan kesehatan di pesantren, masjid maupun lewat forum pengajian.
Background : The condition of environmental health in Indonesia is still not good. This is noticed with high morbidity rate of ARI (Acute Respiratory Infection), diarrhea, skin and TBC diseases. This condition is occurred in pondok pesantren (moslem school) which is spread out in the district of Bener Meriah Province of Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Therefore, health promotion effort which considered value, norm as well as local resources is necessary. Kultum (kuliah tujuh menit/seven minutes speech) is one of media which could be used to conveys da’wah (moslem learning) so that kultum can be used as media to conveys enviromental health message. Objective : The general objective of this research was aimed to find out the improvement knowledge, attitude and behavior related to the health environment through kultum method by ustadz toward pesantren community. Method : This was a quasi experiment research and the population was santri (moslem student in moslem school) and the subject for each group was all santri. The independent variable was health education through kultum and dependent variable were knowledge, attitude and behavior of santri regarding environmental health. The research instrument being used was questionnaire and observation check list. Data analysis was conducted by using independent sample t test and paired sample t test. Result: The result of statistic analysis showed that knowledge, attitude and behavior regarding environmental health of santri who were given health education through kultum with hand out was different with those who were not given kultum intervention. This was showed by the increasing average value score of knowledge, attitude and behavior of santri who were given environmental health education through kultum in post test 1 dan 2. The routinity of environmental health message which is obtained by santri through kultum, conveying environmental health message which was implemented in religious situation as well as figure of guru/ustadz who was credible and respected in pesantren effected on the changes of knowledge, attitude and behavior of santri toward positive respond. Conclusion : Knowledge, attitude and behavioral of santri who were given environmental health education through kultum better than santri who were not given intervention kultum. kultum as da’wah media could be used to conveys health message in pesantren, mosque or praying forum.
Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan,Kultum,Pondok Pesantren