Promosi kesehatan untuk siswa Sekolah Dasar sebagai upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengenai gejala orang yang diduga penderita TBC
HARDISASI, Rr. Ni Ratih, Dra. Ira Paramastri, MSi
2006 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Perilaku dan PromosiLatar Belakang. Penyakit tuberkulosis (TBC) sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Propinsi DIY. Tuberkulosis telah menyerang 3.739 orang di DIY. Salah satu masalah yang krusial dalam program penanggulangan TBC adalah rendahnya angka penemuan kasus (Case Detection Rate / CDR). Angka penemuan kasus (CDR) Propinsi DIY tahun 2004 adalah 34,77% dan Kabupaten Bantul 21,39%, masih jauh dari target yang ingin dicapai (60%). Salah satu upaya promosi kesehatan adalah pemberdayaan masyarakat dalam hal ini siswa sekolah dasar dengan memberikan pendidikan kesehatan sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap kesehatan masyarakat dalam program penanggulangan TBC. Tujuan Penelitian. Untuk mengetahui adanya peran siswa sekolah dasar terhadap program penanggulangan TBC sebagai kader kesehatan setelah diberikan promosi/pendidikan kesehatan. Metode Penelitian. Jenis penelitian adalah quasi experiment dengan rancangan Pretest and postest group design. Subjek penelitian adalah siswa sekolah dasar kelas V dengan besar sampel 30 siswa sebagai kelompok perlakuan dan 30 siswa sebagai kelompok kontrol. Analisis data menggunakan Chi-square, Independent sample t-test dan Paired sample t-test Hasil Penelitian. Hasil uji statistik karakteristik responden dengan Chi-square menunjukkan bahwa antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p>0,05) pada variabel umur, jenis kelamin dan pekerjaan orangtua tetapi pada nilai/prestasi siswa menunjukkan ada perbedaan yang bermakna (p<0,05). Hasil analisis dengan menggunakan Paired sample t-test menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05) untuk variabel pengetahuan dan keterampilan antara sebelum dan setelah mendapat perlakuan, sehingga promosi kesehatan berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan responden. Hasil analisis dengan menggunakan Independent sample t-test menunjukkan perbedaan yang bermakna untuk variabel pengetahuan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (p<0,05) sedangkan variabel keterampilan tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna (p>0,05). Kesimpulan. Promosi kesehatan menggunakan metode ceramah dan media audiovisual dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan responden.
Background. Tuberculosis (TBC) has until recently been a health problem among people in province of DIY. Tuberculose affected 3.739 people. One of the crucial problems in fighting the TBC is the low case detection rate (CDR). The CDR in 2004 averaged only 34,77% - far from the expected rate at 60%. Even Bantul Regency, one of the province’s regencies, the rate only reached 21,39%. An effort to promote TBC-life is empowering the people by, for instance, providing school children with health education with the hope of their active participation in the TBC prevention campaign. Objective. To recognize the role of school children serving as health agents in the TBC prevention campaign. Methods. The experiment carried out is quasi-experiment with pretest and postest group design. Subject is elementary school children in their fifth year divided into two groups: the treatment group containing 30 students and the control group involving the other 30. Data analysis in use are Chi-square, Paired sample t-test and Independent sample t-test. Result. The result of this research showed that 1) there was significant difference in the knowledge and skill variable before and after treatment, 2) there was significant difference between the treatment group and the control group only in the knowledge and not in the skill variable. Conclusion. A health campaign using verbal communication and audiovisual presentation may improve the knowledge and the skill of the respondents.
Kata Kunci : Promosi Kesehatan,Siswa SD,Pengetahuan Penyakit TBC