Laporkan Masalah

Determinan perilaku suami yang mempengaruhi pilihan penolong persalinan bagi istri

SODIKIN, dr. Ova Emilia, SpOG.,M.Med.,PhD

2006 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Kes. Ibu dan Anak-Ke

Latar Belakang: Pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010, yaitu meningkatnya secara bermakna jumlah ibu hamil yang memeriksakan diri dan melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan. Budaya sering membatasi perempuan untuk mengambil keputusan bagi kesehatannya, seperti keputusan untuk merencanakan jumlah anak dan jarak kehamilan banyak ditentukan suami atau orang tua. Keputusan memilih penolong persalinan kebanyakan masih ditentukan secara sepihak oleh suami. Melindungi wanita hamil dari praktek-praktek dalam proses reproduksi yang membahayakan adalah merupakan tanggung jawab suami. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengekplorasi faktor perilaku suami dalam pemilihan penolong persalinan suami untuk istri, lebih lanjut penelitian ini memiliki tujuan khusus yaitu menentukan faktor apakah yang mendominasi suami apakah faktor dukungan sosial, biaya, pengetahuan, keyakinan ataupun sikap yang di miliki suami. Sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dan dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi akibat dari persalinan. Metode: Penelitian ini bersifat survai dengan rancangan cross-sectional. Subyek penelitian adalah suami yang istrinya melahirkan dalam satu tahun terakhir (1 Januari-31 Desember 2005) yang tinggal di wilayah kerja Puskemas Kecamatan Pekuncen Daerah Tingkat II Kabupaten Banyumas Jawa Tengah. Jumlah sampel 110 orang . Hasil: Variabel yang mempunyai hubungan bermakna terhadap pemilihan penolong persalinan adalah variabel pendidikan suami OR= 7,57 (95% CI: 2,11 – 27,15) biaya persalinan mempunyai OR= 6,77 (95% CI: 2,06 -22,28) dan keyakinan suami OR= 0,15 (95% CI: 0,04 – 0,55) . Suami dengan pendidikan tinggi mempunyai peluang 7,5 memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan istri dibandingkan yang berpendidikan rendah. Keyakinan suami terhadap penolong persalinan kesehatan berpeluang 0,15 memilih penolong persalinan tenaga kesehatan dibandingkan dengan yang tidak mempunyai keyakinan terhadap penolong tenaga kesehatan. Biaya persalinan yang mahal 6,7 kali akan meningkatkan pemilihan penolong persalinan nakes dibandingkan dengan biaya persalinan murah, ini dipengaruhi oleh pengeluaran untuk biaya persalinan kepada tenaga kesehatan terdapat beberapa pengeluaran yang sangat tinggi, sehingga kurva distribusi rata-rata (mean) pembiayaan penolong persalinan akan miring ke kanan. Kesimpulan: Faktor pendidikan, biaya dan keyakinan suami merupakan faktor menentukan pemilihan penolong persalinan bagi persalian istri. Suami lebih berpeluang lebih besar memilih penolong persalinan tenaga bukan kesehatan dengan biaya lebih murah. Perlu diadakan penyuluhan bagi pasangan yang akan menikah, tentang bahaya dan komplikasi yang dapat terjadi pada ibu hamil. Perlunya melibatkan suami dalam memberikan pendidikan pada ibu hamil pada saat pelayanan antenatal. Dengan penekanan agar tiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan karena aman bagi keselamatan istrinya.

Background: One of the women roles in the family is reproduction function. Unfortunately, most of them not realize if they have rights in reproduction function. Cultural factors often as an obstacle for women in health care decision including decision for planning in number of children and interval between two children still depend on husband and parent decision. Most of the decision for determines childbirth assistant was depending on husband. Purpose: This study generally explored husbands’ behavior factors to determining of child-birth assistant for his wife and especially to determine the dominant factor that was influence husband in chosen for child-birth assistant for his wife between some factors including social factor, fee for delivery service, husbands’ knowledge, husbands’ believe, or husbands’ attitude. Results from this study can increased child-birth assistant by health professional and decreased the maternal and neonatal mortality rate. Method: This study is observational study or non-experimental study. This study is using the cross-sectional design. Subjects study was husbands that his wife born a child in last one year (from January 1 to December 31, 2005) and living in Primary Health Center (Puskesmas) Sub district Pekuncen, District of Banyumas, Central Java. Total respondents in this study is 110 (n = 110). Results: Fee for delivery service was having a significant correlation to determine child-birth assistant (OR = 5.497; 95% CI: 1.822 to 16.588), p=.002 (p<.05). The expensive fee for delivery have a correlation in increase the choosing for health professional 5.5 times compare with inexpensive fee for delivery service. This condition caused by some extreme fee for delivery service for health professional with implication distribution curve for mean fee for delivery service become rightsided skewness. Conclusion: Determinant fee for delivery service is the main factor for husband to determine for child-birth assistant for his wife. Husband tends to choose non health professional for child-birth assistant that was inexpensive. Therefore, a couple that will be married is important to follow the guidance and counseling about threat and complication possibility for the pregnant woman. Husband should be involved in guidance and counseling for the pregnant women when antenatal care. The important information need to know if health professional child-birth assistant is safe for his wife.

Kata Kunci : Persalinan,Perilaku Suami,health reproduction, husband, determining of child-birth assistant


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.