Laporkan Masalah

Faktor-faktor risiko keracunan pestisida pada petani hortikultura di Kabupaten Sleman

SARJOKO, Toto Sudargo, SKM.,M.Kes

2006 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Epidemiologi Lapanga

Latar belakang: Penggunaan pestisida dalam pengendalian hama pertanian untuk meningkatkan produksi pertanian masih merupakan andalan bagi petani hortikultura di Kabupaten Sleman, dan penggunaannya ternyata masih cukup tinggi. Data yang tersedia di Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman mengungkapkan bahwa pada tahun 2000 terdapat kasus keracunan terpapar ringan 33,10%, tahun 2001 terpapar ringan 23,88 %, tahun 2002 terpapar ringan 8,11 %, tahun 2003 terpapar ringan 17,84% dan tahun 2004 terpapar 19,19%. Tujuan: untuk mengetahui angka prevalensi keracunan pestisida di Kabupaten Sleman dan Mengetahui faktor-faktor risiko kejadian keracunan pestisida bagi petani hortikultura di Kabupaten Sleman. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan rancangan penelitian kasus-pembanding (case control study). Sebagai kelompok kasus adalah petani penyemprot dengan kasus keracunan yang dapat diuji dengan metode tintometrik menurut Edson dan sebagai kelompok kontrol adalah petani penyemprot yang tidak mengalami keracunan. Hasil: Semakin tinggi tingkat pendidikan petani semakin sedikit yang menderita keracunan pestisida dengan OR = 1,7; semakin lama petani hortikultura melakukan penyemprotan semakin besar kemungkinan terjadinya keracunan pestisida dengan OR = 2,0; semakin sering petani hortikultura melakukan penyemprotan dalam 1 minggu semakin besar kemungkinannya terjadi keracunan pestisida dengan OR = 2,6; semakin buruk status gizi petani semakin besar kemungkinannya terjadi keracunan pestisida dengan OR = 3,0. Kesimpulan: Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya keracunan pestisida pada petani hortikultura di Kabupaten Sleman adalah: tingkat pendidikan petani, lama menyemprot, frekuensi penyemprotan dalam 1 minggu, dan status gizi.

Background: Use of pesticide to control agricultural pest in order to increase production is still intensively practised by horticulturists at Sleman District. Data available at the Health Office of Sleman District indicate that there was 33.10% of lightly exposed poisoning case in 2000, 23.88% in 2001, 8.11% in 2002, 17.84% in 2003 and 19.19% in 2004. Objective: To identify prevalence of pesticide poisoning at Sleman District and find out risk factors of pesticide occurence among horticulturists farmers at Sleman District. Method: The study was analytical with case control study design. The case group were farmers utilizing pesticides with poisoning case tested using tintometric method of Edson and the control group were farmers utilizing pesticides with no poisoning case. Result: Higher level of farmers' education meant fewer cases of pesticide poisoning with OR=1.7; longer exposure of pesticide spraying meant greater possibility of pesticide poisoning with OR=2.0; greater frequency of pesticide spraying within a week meant greater possibility of pesticide poisoning with OR=2.6; poor nutrition status meant greater possibility of pesticide poisoning with OR= 3.0. Conclusion: Factors affecting occurence of pesticide poisoning among horticulturists farmers at Sleman District were: level of education of farmers, length and frequency of spraying within a week and nutrition status.

Kata Kunci : Petani Hortikultura,Pestisida,Risiko Keracunan, risk factors, pesticide poisoning, horticulturists


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.