Peran ibu dalam pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Batangkuis Pekan Kecamatan Batangkuis Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara
GINTING, Dewi Indrawati Theresia, Ir. Soendoro Praptokoesoemo, MM
2006 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan KerjaSampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi tempat berkembang biak vektor penyakit seperti kecoa, lalat dan tikus dimana vektor penyakit tersebut dapat menyebarkan penyakit diare, typhus dan kholera. Meningkatnya penderita diare di Kecamatan Batangkuis disebabkan pengelolaan sampah yang kurang baik. Ibu rumah tangga berperan besar dalam hal pengelolaan sampah rumah tangga karena ibu yang memilih produk rumah tangga yang ramah lingkungan, pemisahan sampah menjadi sampah organik dan anorganik dan pengurangan timbulan sampah serta menyediakan fasilitas pembuangan sampah yang memenuhi syarat yang dianjurkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) jumlah timbulan sampah yang dihasilkan setiap rumah tangga setiap hari, (2) peran ibu dalam pengelolaan sampah rumah tangga di desa Batangkuis Pekan kecamatan Batangkuis, (3) tingkat pendidikan dan pendapatan per kapita per bulan dapat mempengaruhi peran ibu dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Subjek penelitian berjumlah 100 ibu yang memiliki balita dan memiliki rumah sendiri. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Metode statistik yang digunakan adalah analisis bivariat dilakukan dengan uji Chi-square untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan pendapatan responden dengan pengelolaan sampah rumah tangga (pemisahan sampah organik/anorganik dan ketersediaan fasilitas pembuangan sampah di rumah tangga). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah timbulan sampah organik dan sampah anorganik yang dihasilkan satu rumah tangga di desa Batangkuis Pekan berkisar antara 1,59 kg – 1,61 kg. Peran ibu-ibu di desa Batangkuis Pekan dalam pengelolaan sampah rumah tangga rendah karena hanya 12 responden memisahkan sampah organik/anorganik, responden yang memanfaatkan sampah organik/anorganik 0%, 80 responden yang memiliki tempat sampah tetapi tidak memenuhi syarat yang dianjurkan. Pengelolaan sampah ibu dengan cara : 38% membakar sampah, 42% mengumpulkan sampah di pekarangan dan 20% membuang sampah begitu saja (sampah dibuang ke parit atau di jalan raya). Hasil analisis bivariat (uji Chi-square) antara tingkat pendidikan ibu dengan pemisahan sampah organik/anorganik dan ketersediaan fasilitas pembuangan sampah sangat signifikan (p £ 0,01), pendapatan ibu dengan pemisahan sampah organik/anorganik dan ketersediaan fasilitas pembuangan sampah tidak signifikan (p > 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya tingkat pendidikan sangat mempengaruhi peran ibu dalam pengelolaan sampah rumah tangga (pemisahan sampah organik/anorganik dan ketersediaan fasilitas pembuangan sampah).
Garbage which is not well managed may become a breeding place of vectors such as cockroaches, flies and rats which can cause the spread of diarrhea, typhus and cholera. Increasing diarrhea patients at Subdistrict of Batangkuis are due to improper garbage handling. Housewives have a big role in the handling of household garbage because they choose environment friendly household products, separate garbage to organic and inorganic type, reduce garbage production and provide garbage disposal facilities which meet the suggested requirements. This research aims to identify : (1) total produce garbage one household per day, (2) role of mothers in the handling of household garbage at village of Batangkuis Pekan Subdistrict of Batangkuis, (3) level of education and income per capita per month can influencing of mothers†role in the handling of household garbage. Subject of this research was as many as 100 respondents who had children under five and a house of their own. Data collection used observation, interview, questionnaires and documentation. Bivariable analysis was made using chi square test to identify relationship between level of education and income per capita per month with mothers’ role in household garbage handling like separate garbage to organic/anorganic and provide garbage disposal facilities. This research finding show that total produce garbage one household per day was 1,59 kg-1,61 kg. Mothers had little role in household garbage handling because there were only 12 respondents who separated organic from inorganic garbage, respondent who made use of organic/inorganic garbage 0%, and 80 of respondents owned garbage disposal which did not meet the suggested requirements. Mothers handled garbage by burning them (38%), collecting them at the house yard (42%) and throwing them away on the street or ditches (20%). Result of bivariable analysis (chi square test) relationship between level of education mother with separate garbage to organic/inorganic and provide garbage disposal facilities very significant (p £ 0.01), income per capita mother with separate garbage to organic/inorganic and provide garbage disposal facilities not significant (p > 0.05). The conclusion of this research show that the high and low level of education more influencing of mothers†role in the handling of household garbage (separate garbage to organic/inorganic and provide garbage disposal facilities).
Kata Kunci : Kesehatan Lingkungan,Pengelolaan Sampah,Peran Ibu Rumah Tangga