Pengaruh Masase Perineum masa ante natal terhadap Ruptura Perineum pada Primipara
SUHARNI, Prof.dr. Sulchan Sofoewan, PhD.,Sp.OG(K)
2006 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran KlinikLatar Belakang : Persalinan pervaginam dapat menyebabkan laserasi dasar panggul dan ruptur perineum. Bila tidak dilakukan reposisi yang baik akan dapat mengakibatkan terjadinya fistula vesiko-vaginalis inkontinensia alvi dan prolapsus uteri serta gangguan fungsi seksual setelah persalinan. Tujuan Umum : Mengetahui apakah ada pengaruh masase perineum masa ante natal terhadap ruptura perineum pada primi para. Tujuan Khusus : a. Membandingkan seberapa derajat ruptur yang dilakukan masase dengan yang tidak dilakukan masase. b. Membandingkan seberapa derajat ruptur yang dilakukan masase sama atau kurang dari 15 kali dengan masase lebih dari 15 kali. Bahan dan Cara Penelitian : Penelitian ini menggunakan desain Randomisasi (RCT). Data diambil dari ibu primi gravida usia kehamilan 36 minggu yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Responden dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kelompok intervensi diberi latihan masase yang harus dilakukan dirumah setiap hari selama 10 menit dengan menggunakan olium cossar. Petugas mengunjungi responden yang tidak kontrol kerumahnya untuk meyakinkan masase tetap dilakukan. Penolong persalinan adalah dokter dan bidan yang telah terstandarisasi secara APN. Evaluasi dilakukan pada saat partus dengan menilai derajat ruptur dengan menggunakan standar ruptura perineum berdasarkan teori. Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan SPSS 12, Program Stata versi 8.0 untuk analisis Bivariat dan Multivariat menggunakan GLM Multinomial Regresi. Hasil Penelitian : Didapatkan 151 responden dari kelompok masase yang melakukan masase kurang atau sama dengan 15 kali sebanyak 9,3% dan 90,7% melakukan masase lebih dari 15 kali. Sedangkan dari kelompok kontrol didapatkan 160 responden yang seharusnya tidak melakukan masase tetapi 2 (1,25%) responden drop out karena melakukan masase atas kemauanya sendiri. Responden yang tidak dimasase akan mempunyai risiko ruptur derajat II 1,7 kali dibandingkan dengan yang melakukan masase lebih dari 15 kali (RR=1,7; CI 95%: 1,315-2,196). Jumlah masase perineum kurang atau sama dengan 15 kali kemungkinan akan mempunyai risiko ruptur derajat III sebanyak 3,29 kali dibandingkan dengan responden yang tidak melakukan masase (RR=3,29; CI95%: 2,067-5,238) dan kemungkinan mempunyai risiko ruptur derajat III 3,17 kali dibandingkan dengan responden yang melakukan masase lebih dari 15 kali (RR=3,17; CI 95% : 1.991 – 5,047). Pada hasil uji multivariate ini selain jumlah masase perineum tidak menunjukkan adanya variabel atau faktor lain yang menyebabkan terjadinya kerusakan perineum. Simpulan : a. Ada pengaruh yang bermakna terhadap ruptura perineum bagi yang dilakukan masase dengan yang tidak dilakukan masase pada ibu primipara. b. Ruptura perineum dengan derajat yang berbeda dapat dikurangi dengan latihan masase lebih dari 15 kali dibandingkan masase yang dilakukan kurang dari 15 kali.
Background : Vaginal delivery however can cause a leceration and perineal rupture from only a vaginal mucose laceration through rupture until rectal mucose. A bad reposition suturation can cause problems after delivery such as vaginal fistule, defecation incontinence, uterine prolaps and sexual disfunction. Objective : The aum of this study is to determine influence of antenatal perineal massage on perineal rupture in primiparous. Design : this study is randomized controlled trial. The data collected from primiparous with 36 weeks of gestational age devided into treatmen group ang control group. The patien was filtered by inclution and exclution criteria. Intervention group were given a massage training by the trainer. That have to be done every day minimum 10 minutes the massage, is done with using olium cossar. The trainer visit the patient’s have to make sure that the intervention still be done. The trainer is a doctor or midwife that has be a standardical acconducy to APN. The education done at delivery period and classified the grade of laceration according to recent theoretical advances. Than the result is gathered and compare with the intrevention before true analysis done by using Soft Were SPSS and Program Strata 8.0 analysis bivarite and multivariate by using GLM Multinomial regrestion. Result : Among 151 responden from massage group 9,3% with less from 15 times massage and 90,7% with more than 15 times massage. And from control group 160 responden with 1,25% drop out because of doing massage on their own will. Control group with no massage have 3,29 higher risk on third grade of perineal laceration compare to massage group with more than 15 times massage (RR = 3,29; CI 95% : 2,067 - 5,238) and 3,17 higher risk compare to massage group with less from 15 times massage (RR = 3,17; CI 95% : 1,991 – 5,049). On multivariate analysis beside the massage treadment no other factor influence the perineal laceration. Conclusions : a. There is a significant difference between group with no perineal massage before delifery and with perineal massage for the primiparous. b). The insidence of perineal rupture or perineal laceration is lower on group with more 15 times than less 15 times.
Kata Kunci : Masase Perineum,Ruptura Perineum,Ibu Primipara, Perineal massage, perineal rupture, primigravidae, randomized controlled tria