Kedudukan dan peran suami istri di Minangkabau dalam perspektif keadilan lokal, keadilan berdasarkan Undang-undang perkawinan dan keadilan menurut analisis gender
NI'MAH, Zulfatun, Sri Natin, SH.,SU
2006 | Tesis | S2 Ilmu HukumPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedudukan dan peran suami isteri di Minangkabau dalam perspektif keadilan lokal, keadilan berdasarkan Undang-undang Perkawinan dan perspektif keadilan menurut analisis gender. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) didukung oleh penelitian kepustakaan (library research) dengan pendekatan normatif eksploratif. Data yang ditemukan dianalisis secara kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu Kenagarian Kamangmudik di Kecamatan Kamangmagek Kabupaten Agam dan Kelurahan Garegeh Kecamatan Mandiangin Koto Selaya n Kota Bukittinggi. Kedua lokasi tersebut terletak di Propinsi Sumatera Barat Hasil penelitian menunjukkan bahwa dilihat dari perspektif keadilan lokal, yakni keadilan yang dipersepsikan oleh para subjek penelitian, kedudukan dan peran suami istri oleh para informan dirasakan telah memenuhi rasa keadilan. Ditemukan juga bahwa 3 orang dari 41 informan berpendapat bahwa kedudukan dan peran yang dijalaninya belum sepenuhnya memenuhi rasa keadilan. Mereka adalah dua orang istri berprofesi sebagai PNS yang merasa peran yang disandangnya terlalu berat dan suaminya tidak mau berbagi serta seorang suami berprofesi guru yang merasa mengalami ketidakadilan karena suami tidak dapat mengakses harta pusaka tinggi sehingga kepemilikan hartanya tidak seimbang dengan harta yang dimiliki istri. Dilihat dari perspektif keadilan berdasarkan Undang-undang Perkawinan, kedudukan dan peran suami istri Minangkabau yang menjadi subjek penelitian pada umumnya telah adil. Hal ini ditunjukkan oleh kenyataan bahwa kedudukan dan peran sua mi istri yang dijalankan oleh subjek penelitian telah sesuai dengan ketentuan-ketentuan tentang pembagian peran dan kedudukan suami istri dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974. Namun demikian, pada dua pasang suami istri ditemukan penyimpangan. Kasus pertama, suami berpoligami tanpa ijin istri pertama dan penelantaran rumah tangga oleh suami. Kasus kedua, suami menelantarkan rumahtangganya. Analisis gender melihat bahwa kedudukan dan peran suami istri di Minangkabau yang menjadi subjek penelitian belum sepenuhnya mencerminkan keadilan. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa indikator ketidakadilan gender yang dialami oleh suami dan atau istri. Indikator ketidakadilan gender yang ditemukan berupa kekerasan psikologis, penelantaran rumah tangga (kekerasan ekonomi), marjinalisasi, stereotipe dan beban ganda.
This research intend s to know position and role of husband and wife in Minangkabau on local justice perspective, justice based Marriage Act and justice based gender analyzis. Kind of this research is field research and supported by library research with normative explorative approach. The data that found analyzed by qualitative method. The research carried out at two location, they are Kenagarian (Rural Village) Kamangmudik Kamangmagek District Agam Regency and Kelurahan Garegeh Mandiangin Koto Selayan District Bukittinggi City. Both of them are in West Sumatera Province. The outcome of the research is showed that viewed from local justice (justice on subject of the research perception ), the position and role of husband and wife in Minangkabau have fulfill their sense of justice, except at three informans. They are 2 wives who feel that their roles in houshold are so heavy, while their husband did not able to share. And a husband who tell that there is unequality because man therefore can’t access the high heritage so his own property is not balance with his wife’s property. Viewed from perspective of justice based Marriage Act, position and role of husbands and wives in Minangkabau who became subject of research generally has equal. It showed by reality that their real position and role has match with rules in Act No 1 About Marriage.But, at two couples found deviations. First case, husband make do poligamy without permit from his first wife and neglect his houshold. The second, husband neglect his household. Gender analizys view that position and role husbands and wives of subject of research in Minangkabau are not equal completely yet. It is showed by some indicators of gender inequality that found therefore, they are phsicologist violence, houshold neglection (economical violence), marginalization, stereotyping and double burden.
Kata Kunci : Undang,undang Perkawinan,Kedudukan dan Peran,Suami dan Istri,Minangkabau,position and role, Minangkabau, justice