Laporkan Masalah

Analisis laporan keuangan PT Danareksa (Persero) sebelum dan sesudah berita kepemilikan Special Purpose Vehicles

QODAR, Ismet, Sukmawati, Dr.,MM

2005 | Tesis | Magister Manajemen

Special Purpose Vehicles memiliki konotasi negatif, khususnya sejak muncul kasus bangkrutnya Enron Corporation, yang juga membawa kehancuran kantor akuntan publik nomor satu didunia, Arthur Andersen, sebagai auditor sekaligus penasehat keuangan Enron Corporation. Reaksi publik Amerika bermacam-macam dalam menanggapi kasus Enron Corporation. Financial Accounting Standars Boards (FASB) pada tahun 2002 merubah nama Special Purpose Vehicles menjadi Variable Interest Entities. Masih pada tahun 2002, Pemerintah Amerika memberlakukan undang undang Special Purpose Vehicles, yang diusulkan oleh Partai Republik. Negara-negara yang menganut bebas pajak atau mengenakan pajak yang rendah, telah banyak menarik perusahaan multinasional untuk memindahkan sebagian operasinya, khususnya operasi keuangan, ke negara-negara tersebut. Akibatnya beban pajak yang dihindari oleh perusahaan multinasional tersebut menjadi beban pajak yang harus dibayar oleh individu dan perusahaan nasional. Jadi meskipun tidak melanggar hokum namun jelas tidak etis. Rekayasa keuangan ditanggapi dengan pendapat yang berbeda, satu pihak berpendapat bahwa rekayasa keuangan malanggar hokum karena telah menjadikan laporan keuangan menjadi sesat, dipihak lein berpendapat bahwa rekayasa keuangan terjadi tidak disengaja, sehingga tidak melanggar hokum, padahal definisi sengaja atau tidak hanya Tuhan dan manajer yang bersangkutan yang mengetahuinya. Informasi asimetris sebagai pemikiran yang berhasil memenangkan hadiah nobel dibidang ekonomi untuk tahun 2001 oleh Joseph E. Stiglitz, George A. Akerlof dan A. Michael Spence sangat relevan jika dihubungkan dengan rekayasa keuangan karena manajer pasti jauh lebih tahu tentang laporan keuangan yang sebenarnya daripada pembaca atau pemakai laporan keuangan. Perusahaan perusahaan di Indonesia juga ada yang memiliki Special Purpose Vehicles, salah satunya adalah PT. Danareksa (Persero), yang menurut harian Bisnis Indonesia terbitan Januari 2004, memberitakan kepemilikan Special Purpose Vehicles oleh PT. Danareksa (Persero). Hingga kini kepastian kepemilikan tersebut belum ada pernyataan resmi dari manajemen maupun dari akuntan publik yang melakukan audit laporan keuangan PT. Danareksa (Persero) tahun 2004. Penulis ingin menguji apakah laporan keuangan PT. Danareksa (Persero) bereaksi dengan pemberitaan tersebut, sehingga hipotesis yang dibangun adalah laporan keuangan PT. Danareksa (Persero) tidak bereaksi terhadap pemberitaan kepemilikan Special Purpose Vehicles. Hasil pengujian hipotesis yang menggunakan Trend Analysis terhadap rasio rasio keuangan untuk periode laporan keuangan 2000 sampai dengan 2004 adalah laporan keuangan PT. Danareksa (Persero) bereaksi terhadap pemberitaan kepemilikan Special Purpose Vehicles.

Special Purpose Vehicle as a financing strategic has a negative image towards public in the United States of America, especially after the collapse of Enron Corporation that also brings to an end number one accounting firms in the world, Arthur Andersen, as auditor and financial consultant for Enron Corporation. Reacts over Special Purpose Vehicles in the United States of America are varies. In 2002, Financial Accounting Standard Boards (FASB) re name Special Purpose Vehicles as Variable Interest Entities. Still in 2002, The Government of the United States of America issued SPV Act of 2002 (Republic Act no. 9182). Tax haven attracts many Multinational Corporation in order to reduce their tax burden, even though is legal but is not ethics. Many individuals and corporation suffers because they have to pay tax more than they should. The loss tax that avoided in Tax Havens is to be paid by individuals and corporation who live in the countries. Financial engineering commented in various ways. One parts said that is not legal because make misleading information, the other parts said is legal because is not on purpose. ‘On purpose’ is a very hard to define. Only Gods and manager itself that known whether on purpose or not. Asymmetric Information as an invent by Joseph E. Stiglitz, George A. Akerlof and A. Michael Spence that won nobel price in 2001 is relevant with financial engineering, because there is n doubt that management known better than financial statement user. Indonesian’ companies have also Special Purpose Vehicles, one of them is PT. Danareksa (Persero). Since the broadcast of ownership Special Purpose Vehicles by Bisnis Indonesia in January 2004, until now there is no definite explanation from PT. Danareksa (Persero), whether from PT. Danareksa (Persero)’ management or Accountant Public that perform audit financial reports of PT. Danareksa (Persero) for 2004. The author wants to find out, is there any reaction in PT. Danareksa (Persero)’ Financial Reports after the broadcast of ownership Special Purpose Vehicles by PT. Danareksa (Persero). The Hypothesis that author develops is there is no reaction in PT. Danareksa (Persero)’ Financial Reports after the broadcast of ownership Special Purpose Vehicles by PT. Danareksa (Persero). The result of the research, that using trend analysis toward financial report for period 2000 until 2004, is PT. Danareksa (Persero)’ Financial Reports reacts after the broadcast of ownership Special Purpose Vehicles by PT. Danareksa (Persero).

Kata Kunci : Laporan Keuangan,Analisis,Special Purpose Vehicles, Financial report analysis, Special Purpose Vehicles, Tax Havens, Financial Engineering and Asymmetric Information


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.