Analisis kinerja manajemen berdasarkan Economic Value Added dan implementasi Kepmen BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 untuk mengevaluasi tingkat kesehatan BUMN :: Studi kasus PT (Persero) Angkasa Pura II

RAFLI, Elya, Erni Ekawati, Dr.,MBA

2005 | Tesis | Magister Manajemen

Pemegang saham, manajemen dan karyawan perusahaan berkepentingan dengan kinerja perusahaan, dan mengharapkan adanya penciptaan nilai perusahaan yang dapat memakmurkan pemegang saham, sedangkan manajemen dan karyawan mengharapkan gaji dan bonus yang lebih besar. Oleh karena itu penilaian kinerja suatu perusahaan merupakan pekerjaan yang sangat penting. Selain itu penilaian kinerja berkaitan dengan proses manajemen yaitu perencanaan, dan pengendalian dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengeluarkan Surat Keputusan tentang penilaian Tingkat Kesehatan Perusahaan BUMN nomor 100/MBU/2002 yang isinya membagi kinerja perusahaan dalam bentuk kinerja keuangan, operasional dan administrasi. Dalam kinerja Keuangan salah satu unsur adalah menilai Return of Equity (ROE), Return of Invesment (ROI) dan Return of Asset(ROA) yaitu menghitung kemampuan investasi menghasilkan laba. Kinerja ini juga digunakan oleh auditor untuk menilai kinerja BUMN termasuk PT Angkasa Pura II. Yang menjadi permasalahan adalah sejauhmana SK Meneg BUMN nomor 100/MBU/2002 dapat digunakan untuk mengukur kinerja berkaitan dengan penciptaan nilai perusahaan ? Economic Value Added (EVA) salah satu pengukur kinerja keuangan yang memiliki keunggulan dibandingkan dengan penilaian kinerja akuntansi. Keunggulan itu antara lain EVA menghitung biaya modal dan melakukan sejumlah penyesuaian terhadap laporan keuangan yang relevan dan manajemen dapat menggunakan EVA untuk menentukan strategi yang dapat membangun nilai perusahaan. Berdasarkan penilaian terhadap ROE dan ROI terhadap kinerja keuangan PT Angkasa Pura II tahun 2002 sampai dengan tahun 2004 mendapat nilai bobot yang tertinggi masing-masing 15 dan 10. Berarti dengan menggunakan metode kinerja SK MENEG BUMN dapat menciptakan nilai tambah bagi perusahaan, meskipun dalam perhitungannya belum menghitung cost of capital. Dengan mengguna EVA, untuk Laporan Keuangan tahun 2001 sampai dengan tahun 2004 didapatkan tahun 2001 dan 2002 negatip artinya bahwa manajemen belum dapat memberikan nilai tambah kepada pemilik perusahaan, hal ini dapat dimaklumi karena dalam keadaan tidak normal dalam hal ini suku bunga masih tinggi. Pada tahun 2003 dan 2004 EVA positip berarti manajemen telah memberikan nilai tambah kepada pemilik saham. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis merekomendasikan agar penilaian kinerja SK Meneg BUMN tetap dilakukan disamping itu menggunakan EVA untuk mengukur kinerja berkaitan dengan penciptaan nilai perusahaan.

The Stockholder, management and employees are all concerned with the company’s performance. The stockholders expect the creation of company’s value, which increases the profit of the company, so that not only management but employees as well can expect higher salary and bonuses. Therefore, the assessment of company’s performance is a very important thing since it is related to the process of planning and controlling for the sake of achieving company’s goal. State Minister of the state-owned company, as the advisory of state-owned company and the representative of the stockholders, has issued a decree concerning the degree of healthy performances of the company number 100/MBU/2002 which consists the division of company’s performances into three parts, i.e.: financial, operational and administrative performances. In the financial performance’s aspect, there are what we call Return of Equity and Return of Investment, which represents the performances and the ability of the company to enlarge and to get profit. These kinds of things are used by auditor to assess the whole performances of state-owned companies, including P.T. (Persero) Angkasa Pura II. So far there is one question, that is how does this decree can be used as a tool to measure the whole performances of companies related with the creating of company’s value. Economic Value Added (EVA) is one of the tools to measure the financial performances of a company. It has some advantages compared to the accountancy performance. One of the advantages is that EVA could calculate the cost of capital and a number of adjustment to the relevant financial statement and so management can use EVA to determine the strategy of developing and building company values. According to the assessment of Return of Equity and Return of Investment to the financial performance of P.T. (Persero) Angkasa Pura II in the year 2002 up to year 2004, there are high ROE and ROI, and getting the highest value each 15 and 10. It means that by using the decree of state minister of state-owned company, performances method can create added value to the company, even though in the calculation excluded cost of capital. By using EVA, analysis of financial statement in the year 2001 up to 2002 the result is negative. It means that the management has not given the added value yet to the stockholders. It is tolerable because of national economic condition where the rate of interest still high. But in the year 2003 to 2004, by the same tools, the result is positive, which means that the management can give better added value to the stockholder. Pursuant to this research, the writer recommends that the ministry decree for performance assessment should remain be conducted, beside using Economic Added Value (EVA) to assess performances related to the creating a company’s value.

Kata Kunci : Kinerja Manajemen EVA,KepMen,BUMN No: KEP,100/MBU/2002, Gaining profit with EVA positive