Peran wanita Aceh dalam kepemimpinan :: Suatu tinjauan filsafat kebudayaan
HARDIANSYAH A, Dr. Kaelan, MS
2006 | Tesis | S2 Ilmu FilsafatPenelitian ini berjudul Peran Wanita Aceh dalam Kepemimpinan: Suatu Tinjauan Filsafat Kebudayaan. Kepemimpinan wanita memainkan peranan yang sangat signifikan dalam kehidupan ini, karena memang potensi untuk menjadi pemimpin dimiliki oleh setiap manusia, baik itu laki-laki maupun wanita. Akhirnya seorang pemimpin yang paling baik adalah membawa masyarakat yang dipimpin ke depan pintu kemakmuran, kesejahteraan dan berkeadilan. Adapun tujuan dari penelitian ini, yakni: (1). Mendeskripsikan secara kritis masalah landasan filsafat kepemimpinan wanita Aceh, (2). Mendiskripsikan hakikat manusia menurut pandangan filsafat Aceh, (3). Mendiskripsikan kepemimpinan wanita dalam sudut pandang simbol, (4). Merumuskan secara kritis peran kepemimpinan wanita Aceh dalam kedudukannya berperan yang sama dengan kaum pria. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan atau literer yang bersifat historis dengan sudut pandang (objek formal) filsafat kebudayaan. Data yang berhasil dikumpulkan berdasarkan sumber dari buku, majalah, makalah dan laporan penelitian yang mempunyai kaitan langsung dengan judul tesis. Buku-buku yang dijadikan sumber: (1). Buku-buku yang membahas tentang wanita Aceh dalam perannya di dunia politik dan meliter, selanjutnya digunakan sebagai sumber primer, (2). Bukubuku sebagai sumber skunder adalah yang berkaitan dengan sejarah Aceh, Kerajaan Aceh dan Ulama Aceh. Penelitian ini menggunakan langkah-langkah metodis penelitian, yaitu:inventarisasi data, identifikasi dan klarifikasi data, klasifikasi data dan terakhir adalah analisis data dengan menggunakan metode deskriptif historis, verstehen, interpretasi, hermeneutika, heuristik dan analisis data setelah pengumpulan data dengan melalui proses reduksi data, display data dan metode analisis. Hasil penelitian dapat disimpulkan: (1). Landasan nilai dalam pembentukan spiritual dan intelektual sepanjang zaman di Aceh adalah Al-Quran dan Sunnah Nabi SAW, (2). Filsafat hidup masyarakat masa Kerajaan Aceh adalah Islam termasuk jika memahami pemimpin yang bagaimana wajib ditaati, maka pemimpin itu adalah yang beragama Islam dan mampu untuk berbuat adil dan sejahtera serta meninggalkan segala yang dilarang Islam. Kebudayaan Aceh yang memilih Islam sebagai fundamen yang telah hidup berabad-abad lamanya menghormati dan menjaga hak-hak dan kewajiban wanita, termasuk hak berpolitik serta keikutsertaan dalam menjadi prajurit dan sekaligus pemimpin meliter, (3). Aceh dari sudut pandang agama (teologi) dan budaya yang ada di tengah-tengah masyarakat tidak terjadi bentuk kekerasan simbol yang terbalut dalam budaya penguasa. Artinya kepemimpinan wanita di Aceh merupakan simbol strategi harmonisasi, laki-laki dan wanita yang dengan harmonis hidup sebagai mitra sejajar dan tidak saling tunduk-menunduki, tetapi saling melengkapi di antara laki-laki dan wanita yang berpegang teguh pada nilai-nilai Islam, (4). Berperan sama berarti memberi hak dan kewajiban yang sama dalam persoalan menjadi pemimpin antara laki-laki dan wanita yang di dalam Kerajaan Aceh dijamin penuh oleh hukum Kerajaan Aceh yang berlandaskan Al-Quran dan Sunnah dan tidak bertentangan dengan kebudayaan Aceh
The title of this thesis is "Role of Acehnese woman in leadership: a study of cultural philosophy". The leadership of women plays significant role in life because potency to be a leader is owned by all human being, male and female. A good leader brings people to welfare, prosperity and fairness. The objectives of this research are (1) to describe critically the issue of philosophical base of Acehnese women’s leadership, (2) to describe the essence of human being according to Acehnese philosophical view, (3) to describe the leadership of woman in the symbol view point, and (4) to formulate critically the role of Acehnese women’s leadership in their status as parallel to men. This research is historical literary/library study with cultural philosophical point of view (formal object). Data are collected from books, magazines, papers and research reports related to the title of the thesis. The source books are: 1. Books discussing Acehnese women about their role in political and military world are as primary sources, 2. Books related to Acehnese history, Acehnese kingdom and Acehnese religious leader, are as secondary sources. The research uses methodological steps: inventory, identification and clarification, classification and analysis of the data using historical descriptive, verstehen, interpretation, hermeneutics, heuristic and data analysis after collecting data through the process, display of the data and analytical method. The results of this research are: (1) the fundamental value in shaping the spiritual and intellectual along Acehnese history was Quran and Sunnah of prophet SAW. (2) the way of life the people in Acehnese kingdom era was Islam, including the understanding of the leader to be respected, that is, the leader should be Moslem and able to act fairly and avoided all things forbidden by Islam. Acehnese culture that choose Islam as fundamental value had lived for centuries, it respected and kept women’s rights and obligations, including the right in political field and participation to be soldier and military leader; (3) Aceh in theological and cultural point of view indicates no symbol violation occured in society included in ruler culture. It means leadership of women in Aceh was the symbol of harmonization strategy of men and women that lived together as same partner, they did not suppress each other, but complemented holding Islamic values; (4) having same role means giving same right and obligation in issue of being leader for men and women in Acehnese kingdom was guaranteed by Acehnese kingdom’s law based on Quran and Sunnah which was not contrary to Aceh culture.
Kata Kunci : Filsafat Kebudayaan,Wanita,Kepemimpinan