Karakteristik dan evaluasi terapi imunosupresan pada pasien sindrom nefrotik anak di RS Dr. Sardjito Yogyakarta

DEWI, L. Metta, dr. Sumadiono, Sp.A(K)

2006 | Tesis | S2 Ilmu Farmasi (Magister Farmasi Klinik)

Sindrom nefrotik merupakan gangguan yang terutama terjadi pada anak, yaitu 15 kali lebih banyak daripada orang dewasa. Obat-obat imunosupresan seperti kortikosteroid, obat sitotoksik dan siklosporin dapat menimbulkan remisi proteinuria dan obat-obat ini diperlukan pada pengobatan sindrom nefrotik anak, akan tetapi adanya efek samping imunosupresan dapat membahayakan anak- anak terutama pada masa pertumbuhan dan masa perkembangannya. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui karakteristik, pola, hasil dan efek samping terapi imunosupresan pada pasien sindrom nefrotik anak. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pengambilan data yang dilakukan secara retrospektif berdasarkan data rekam medik Rumah Sakit (RS) Dr. Sardjito Yogyakarta terhadap sejumlah 53 pasien SN anak rawat inap dan atau rawat jalan periode Januari 2004-Juni 2005 yang mendapat terapi imunosupresan. Pasien sindrom nefrotik anak awal masuk RS Dr. Sardjito Yogyakarta dengan rawat inap 77,36% dan rawat jalan 22,64% di mana jumlah laki-laki (62,27%) hampir dua kalinya anak perempuan (37,73%). Penyakit lainnya pada SN anak yang sering muncul adalah infeksi saluran kencing (84,91%), infeksi saluran pernafasan atas (35,85%), diare cair akut (24,53%) dan tuberkulosis (11,32%), yang merupakan penyakit infeksi. Obat imunosupresan yang paling banyak digunakan saat awal masuk RS adalah prednison (75,48%). Efek samping terapi imunosupresan yang terjadi adalah moon face (75,47%) dan hipertensi (33,96%). Hasil terapi imunosupresan pada penelitian ini adalah relaps sebesar 62,26% dan remisi sebesar 54,72%. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah pasien sindrom nefrotik anak awal masuk RS Dr. Sardjito dengan rawat inap sebesar 77,36%, dengan jumlah anak laki-laki hamper dua kali anak perempuan. Pada penelitian ini, ditemukan penyakit lain yang ada pada sindrom nefrotik anak yaitu penyakit infeksi saluran kencing (84,91%), infeksi saluran pernafasan atas (35,85%), diare cair akut (24,53%) dan tuberkulosis (11,32%), yang merupakan penyakit infeksi. Efek samping dari penggunaan imunosupresan adalah moon face (75,47%) dan hipertensi (33,96%). Imunosupresan yang banyak digunakan adalah prednison. Hasil terapi imunosupresan pada sindrom nefrotik anak adalah relaps sebesar 62,26% dan remisi sebesar 54,72%.

Nephrotic syndrome is primarily a pediatric disorder to children which is 15 times more common in children than adults. Immunosuppresant such as corticosteroids, cytotoxics, and cyclosporine decrease proteinuria, however their side effects are primarily harmful to children growth and development phase. This study was aimed at identifying the characteristic, patterns, side effects and results of immunosuppresant therapy on children with nephrotic syndrome. This study was a descriptive research. The data was collected retrospectively based on medical record of 53 inpatient and or outpatient children with nephrotic syndrome who have had immunosupresant therapy at Dr Sardjito Hospital,Yogyakarta in January 2004 to June 2005. Among the children with nephrotic syndrome initially come to Dr. Sardjito Hospital of 77.36% inpatients and 22.64% outpatients, the number of male patients (62.26%) is hardly twice of female ones (37.73%). The majority cases of children with nephrotic syndrome were urinary tract infection (84.9%), the upper respiratory tract infection (35.85%), acute diarrhea (24.53), and tuberculosis (11.32%). The most commonly immunosuppresant agent used by children initially get in the hospital is prednisone (75.48%). The side effects of immunosuppressive agent therapy often happen were moon face (75.47%) and hypertension (33.96%). These results of immunosuppresant therapy have relapse 62,26% and remission 54.72%. The study concludes that the children with nephrotic syndrome initially get in Dr. Sardjito hospital was inpatient (77.36%), in which male patients are almost twice of female ones. The cases often happen to nephrotic syndrome children were urinary tract infection (84.91%); upper respiratory tract infection (35.85%); acute diarrhea (24.53%); and tuberculosis (11.32%); most of them are infection diseases. Prednison was often used for the children with nephrotic syndrome. The side effects of using immunosupresant agent were moon face (75.47%) and hypertension (33.96%). The immunosupresant therapy gave relapse (62.26%) and remission (54.72%).

Kata Kunci : Terapi Imunosupresan,Sindrom Nefrotik Anak, nephrotic syndrome, children, prednisone, methyl prednisolone, cyclophosphamide, cyclosporine, hypertension