Laporkan Masalah

Drug-Related Problems dalam tatalaksana keracunan obat pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Panti rapih Yogyakarta periode Januari 2003 sampai Juni 2005

SAMBEKA, Vanson Devi, dr. Budi Mulyono, SpPK-K

2006 | Tesis | S2 Ilmu Farmasi (Magister Farmasi Klinik)

Latar belakang: Drug-Related Problems (DRPs) merupakan kumpulan dari berbagai masalah yang berhubungan dengan obat yang banyak terjadi di tempat pengobatan manapun di seluruh dunia. Dalam tatalaksana keracunan obat seringkali ditemui kendala disebabkan oleh kesalahan diagnosa karena kurang atau tidak adanya keterangan dari pihak pasien, kurangnya pengetahuan tentang gejala -gejala keracunan obat, kesalahan dalam penanganan, dan kesalahan dalam terapi yang lebih dikenal dalam bidang kesehatan dengan istilah drug-related problems. Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri DRPs dalam penatalaksanaan keracunan obat dan untuk mengetahui apa sajakah DRPs dalam penatalaksanaan keracunan obat serta berapa persen kejadian DRPs pada pasien rawat inap dengan keracunan obat dengan menggunakan kriteria 8 kategori DRPs. Metode dan Obyek : Penelitian non-eksperimental yang berbentuk survei retrospektif dilakukan melalui rekam medik pada pasien keracunan obat yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2003 sampai dengan Juni 2005. DRPs dikaji dari data rekam medik tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif kuantitatif dinyatakan dengan persentase. Hasil : Jumlah pasien dengan keracunan obat periode Januari 2003 sampai dengan Juni 2005 yang diteliti sebanyak 27 pasien dengan kejadian keracunan attemption suicide (62,96%), accidental poisoning (33,33%), dan self poisoning (3,70%). Tidak terdapat kejadian keracunan karena homicidal poisoning (0%). Kasus keracunan obat dibagi menjadi enam kelompok yang terdiri dari: obat yang berpengaruh pada sistim saraf pusat (14,81%), obat flu dan batuk (14,81%), obat lain (22,22%), lebih dari 1 macam obat (11,11%), obat dengan bahan lain (22,22%), dan keracunan obat tapi tidak diketahui (14,83%). Persentase pasien keracunan obat terbesar adalah kelompok umur 16 - 25 tahun (81,48%) dan kejadian terbesar pada perempuan (70,36%). Pasien yang mengalami DRPs berjumlah 13 pasien (48,15%) dengan 14 kasus. DRPs yang terjadi yaitu: untreated in dications 4 pasien (14,81%), improper drug selection 3 pasien (11,11%), overdose drug 2 pasien (7,41%), drug without indications 2 pasien (7,41%), drug interactions 2 pasien (7,41%), dan adverse drug reaction 1 pasien (3,70%). Under dose drug dan failure to receive drug tidak terjadi (0%). Kesimpulan : Tatalaksana keracunan obat dimulai dari terapi pertolongan pertama, terapi suportif, terapi dengan antidotum, dan terapi pemulihan kesehatan sudah sesuai dengan literatur dengan aplikasi pada keadaan pasien, kecuali beberapa DRPs yang terjadi. Terdapat 48,15% pasien yang mengalami DRPs dengan 14 kasus. DRPs dalam tatalaksana keracunan obat bisa terjadi. Semua DRPs yang terjadi pada penelitian ini tidak berakibat fatal pada pasien yang mengalaminya.

Background: Drug-Related Problems (DRPs) is a collection of problems related to drugs which are frequently occured in clinics around the world. Obstacles in management drug-poisoning are usually caused by wrong diagnosis because lack of or absent information from patients, lack of knowledge about drug-poisoning symptoms, management mal-practice, and failures in theraphy which is known in health discourse as drug-related problems. The study aims to investigate DRPs in management and to understand types of DRPs and it’s within in-patients cases using eight (8) categories of DRPs. Method and Object: Non-experimental research using retrospective survey was conducted by medical records of drug-poisoning patients who was treated inpatients in Panti Rapih Hospital, Yogyakarta during January, 2003 to June, 2005. DRPs observed from medical records was then analyzed quantitatively descriptive and presented in presentages. Result: The number of patients suffered from drug-poisoning during January, 2003 to June, 2005 are twenty seve (27) patients with poisoning cases of attemption suicide (62,96%), accidental poisoning (33,35%) and self-poisoning (3,70%). There was no incident of homicidal poisoning (0,00%). Drug-poisoning cases can be divided into six categories: drug that effect central nervous system (14,81%), drugs for influenza and cough (14,81%), others (22,22%), more than one kind of drugs (11,11%), drugs combine with other substances (22,22%), and unidentifying drug-poisoning. Presentage of drug-poisoning pasient in majory are under the age -group of 16-25 (81,48%0 and are mostly woman (70,36%). Pasients suffered DRPs are 13 pasient (48,15%) with 14 cases. DRPs occured are untreated indications (14,81%), improper drug selection (11,11%), overdose drug (7,41%), drug without indications (7,41%), drug interactions (7,41%), dan adverse drug reaction (3,70%). Under dose drug and failure to receive (0,00%). Conclussion: Drug-poisoning management begin with first aid therapy, suportive therapy, therapy with antidotum, and health-recovery therapy are in accordance with literatures with aplication to pasient’s condition, expect of certain DRPs cases.There are 48,15% pasients suffered DRPs in 14 cases. DRPs in drug poisoning cases can happen. All DRPs occurred in this research didn’t cause fatal effect to pasients.

Kata Kunci : Keracunan Obat,Tatalaksana,DRPs, drug-poisoning, DRPs, management


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.