Laporkan Masalah

Balanced Scorecard :: Pengaruh aspek kognitif dan afektif dalam pengambilan keputusan

HANDOKO, Jesica, Dr. Gudono, MBA

2006 | Tesis | S2 Akuntansi

Penelitian ini bertujuan meneliti pengaruh aspek kognitif dan afektif para pengambil keputusan saat perusahaan mengimplementasikan Balanced Scorecard (BSC). Aspek kognitif terkait dengan kapabilitas dan karakteristik kognitif para pembuat keputusan dalam memanfaatkan semua ukuran-ukuran BSC yang telah dipilih, baik ukuran-ukuran umum maupun ukuran-ukuran unik. Aspek afektif terkait dengan emosi negatif yang timbul saat menjalin hubungan interpersonal antar anggota organisasi. Ada tiga hipotesis yang diajukan. Pertama, ukuranukuran umum dan ukuran-ukuran unik BSC akan mempengaruhi evaluasi kinerja, tetapi pengambil keputusan akan lebih menekankan pada ukuran-ukuran umum dibandingkan unik. Kedua, ukuran-ukuran umum dan ukuran-ukuran unik BSC akan mempengaruhi penetapan alokasi bonus, tetapi pengambil keputusan akan lebih menekankan pada ukuran-ukuran umum dibandingkan unik. Ketiga, reaksi afektif, berupa emosi negatif, mempengaruhi evaluasi kinerja dan atau penetapan alokasi bonus dengan menggunakan BSC. Metode eksperimen laboratorium dengan 2 (Com-BR atau Com-BK) x 2 (Uniq-BR atau Uniq-BK) x 2 (Affect atau No Affect) x 2 (Divisi BR dan BK) mixed-subjects design digunakan untuk mengumpulkan data responden. 168 mahasiswa S-2 Akuntansi dan Manajemen Universitas Gadjah Mada berpartisipasi secara random assignment ke dalam salah satu dari 8 treatment cells yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik ukuran-ukuran umum atau unik mempengaruhi judgment evaluasi kinerja dan penetapan alokasi bonus, dan para pengambil keputusan memberi penekanan yang lebih besar pada ukuran-ukuran umum dibandingkan ukuran-ukuran unik. Temuan ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang menduga sampel yang telah mendapat pengetahuan tentang BSC akan mampu memanfaatkan kedua jenis ukuran BSC. Akan tetapi hasil penelitian ini tidak mendukung dugaan adanya pengaruh aspek afektif. Meskipun ditemukan bukti bahwa pengambil keputusan memberikan skor evaluasi kinerja yang lebih tinggi dan alokasi bonus yang lebih besar pada manajer divisi yang tidak menimbulkan emosi negatifnya, tetapi temuan ini tidak signifikan secara statistis. Secara keseluruhan, hasil penelitian ini memberikan bukti tentang pentingnya mempertimbangkan aspek kognitif para pengambil keputusan saat perusahaan ingin mengimplementasikan BSC secara efektif. Selain itu aspek afektif juga perlu mendapat perhatian untuk menghindarkan dampak negatif pengambilan keputusan.

This research aimed for investigating the effect of decision makers’cognitive and affect aspect when a firm implementing Balanced Scorecard (BSC). Cognitive aspect deals with decision makers’cognitive capabilities and characteristics in utilizing all kinds of BSC measures, including common and unique measures. Affective aspect deals with negative emotions that often present in interpersonal relationships. There were three hypotheses being developed. First, BSC common and unique measures will affect performance evaluation, but decision makers will place greater emphasis on common than unique measures. Second, BSC common and unique measures will affect bonus allocation, but decision makers will place greater emphasis on common than unique measures. Third, affective reaction, especially negative emotions, will affect performance evaluation and or bonus allocation using BSC. Laboratory experiment with 2 (Com-BR or Com-BK) x 2 (Uniq-BR or Uniq-BK) x 2 (Affect or No Affect) x 2 (Divisi BR and BK) mixed-subjects design was conducted to collect respondents’ data. 168 graduate students from Accountancy and Management department, Gadjah Mada University, randomly assigned in one of eight treatment cells. The results show that common and unique measures do have statistically significant effects on performance evaluation judgment and bonus alocation, and decision makers place greater emphasis on common than unique measures. This findings consistent with prior research that suggest sample with BSC knowledge will be able to utilizing both kinds of BSC measures. Unfortunately, there was no support for affect effect. There was evide nce that decision makers scoring higher in performance evaluation and alocating more bonus for division managers that not eliciting his or her negative emotion, but this finding was not statistically significant. Overall, this findings provide important evidence in considering decision makers’cognitive when a firm want to pursue effective Balanced Scorecard. Beside that, to avoid negative consequences in decision making, affective aspect need to be considered as well.

Kata Kunci : Balanced Scorecard, Pengambilan Keputusan, Balanced Scorecard, Cognitive, Affective and Decision Making.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.