Penggunaan bahasa dalam ranah pariwisata di beberapa hotel di Kuta Kabupaten Badung Bali
BUDIARSA, Made, Promotor Prof.Dr. I Dewa Putu Wijana, SU.,MA
2006 | Disertasi | S3 Ilmu BudayaPenelitian ini berjudul “Penggunaan Bahasa dalam Ranah Pariwisata di Beberapa Hotel di Kuta, Kabupaten Badung, Baliâ€. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap karakteristik penggunaan bahasa dalam kehidupan sosial para penutur di hotel di daerah pariwisata. Karakteristrik yang dimaksud berkaitan dengan aspek-aspek fungsional kebahasaan, seperti (1) variasi penggunaan bahasa, (2) strategi komunikasi , (3) fungsi dan bentuk alih kode, (4) iterferensi dalam penggunaan bahasa, (5) penggunaan jargon. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data dalam penulisan ini bersumber dari berbagai peristiwa tutur alami yang terjadi di sembilan hotel di Kuta yang dipilih berdasarkan purposif sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan ada dua macam, yaitu (1) metode simak dan (2) metode cakap. Kedua metode pengumpulan data ini dalam penerapannya dijabarkan dalam teknik-teknik bawahannya, yaitu teknik wawancara, teknik rekam dan catat, dan teknik observasi. Data yang telah terkumpul dan dipilah sesuai dengan tujuan penelitian ini, kemudian dianalisis menggunakan model analisis etnografigrafi komunikasi dengan menerapkan metode kontekstual dan fungsional. Temuan penelitian ini dapat disampaikan secara ringkas sebagai berikut. Pertama, berkaitan dengan variasi penggunaan bahasa ditemukan ada tiga bentuk variasi penggunaan bahasa, yaitu (1) variasi penggunaan BI, (2) variasi penggunaan BB, dan (3) variasi penggunaan BING. Variasi penggunaan tingkat tutur bahasa, meliputi (1) penggunaan BBK, (2) penggunaan BBA, (3) penggunaan BING santun, (4) penggunaan BING tak santun, (5) penggunaan BI santun, dan (6) penggunaan BI tak santun. Penggunaan ragam bahasa meliputi (1) penggunaan BI ragam formal, (2) penggunaan BI ragam tak formal, (3) penggunaan BING ragam formal, (4) penggunaan BING ragam tak formal, (5) penggunaan BB ragam formal, dan (6) penggunaan BB ragam tak formal. Kedua, bentuk komunikasi yang digunakan oleh para penutur, yaitu (1) komunikasi vertikal dan (2) komunikasi horizontal. Komunikasi vertikal terdiri atas (a) komuniksi vertikal ke bawah, (b) komunikasi vertikal ke atas. Strategi komunikasi yang digunakan oleh para penutur di hotel, yaitu (1) strategi komunikasi lengkap dan (2) strategi komunikasi tidak lengkap. Strategi komunikasi lengkap mencakupi, yaitu (a) strategi pembukaan, (b) strategi pembahasan topik, dan (c) strategi penutup. Strategi komunikasi tidak lengkap meliputi (a) strategi komunikasi tanpa pembukaan, (b) strategi komunikasi tanpa penutup, dan (c) strategi komunikasi ringkas. Ketiga, temuan berkaitan dengan bentuk AK yang terjadi dalam masyarakat perhotelan dapat dikategorikan menjadi enam, yaitu (1) AK dari BI ke BING, (2) AK dari BI ke BB, (3) AK dari BING ke BI, (4) AK dari BING ke BB, (5) AK dari BB ke BI, dan (6) AK dari BB ke BING. Di samping itu, ditemukan juga bentuk AK yang berkaitan dengan kosakata yang digunakan di bagian-bagian yang ada di hotel Keempat, temuan berkaitan dengan interferensi penggunaan bahasa BING dan BI oleh penutur di hotel. Interferensi penggunaan BING, yaitu (1) interferensi dalam fonologi atau pelafalan, mencakupi (a) interferensi dalm pelafalan konsonan [ph,th, kh] BING, (b) interferensi pelafalan konsonan [θ], [ð] BING, (c) interferensi pelafalan konsonan [v], [f] BING, (d) interferensi pelafalan konsonan kluster BING, dan (e) interferensi penggunaan tekanan kata atau stres BING; (2) interferensi dalam morfologi, antara lain (a) interferensi dalam pengulangan kata dasar dan (b) interferensi dalam penjamakan; (3) interferensi dalam sintaksis, antara lain (a) dalam pembentukan kalimat pasif, (b) dalam pembentukan kalimat kala kini (simple present tense), dan (c) dalam pembentukan kalimat kala lampau (simple past tense). Interferensi penggunaan BI, yaitu (1) interferensi dari aspek morfologi, (2) interferensi dari aspek fonologi. Disamping itu, ditemukan juga penyederhanaan penggunaan BB dan karakteristik penggunaan BB. Penggunaan kosakata khas BING atau jargon juga banyak ditemukan berkaitan dengan penggunaan bahasa di hotel.
The title of this research is “The Use of Language in Tourism Domain in Hotels at Kuta, Badung , Baliâ€. This research is intended to investigate the characteristic use of language in the social life of the hotel residents in the tourism region. The characteristic included the aspects of functional use of language, such as (1) Functional varieties of languages, (2) communication strategies, (3) forms and functions of code-switching, (4) language interference, and (6) the use of jargon. This research used qualitative descriptive approach. The data used to support this writing obtained from various kinds of natural speech events which took place in tourism domain at hotels in Kuta. The method used in collecting data consisted of (1) participation method and (2) interview method. In the implementation of these methods they were further elaborated into (a) in depth interview technique, (b) note-taking and recording techniques, and (c) observation techniques. The data which have been properly collected and classified, then they were analysed accordingly by using the ethnography model of analysis and contextual and functional methods. The findings of this research could be summarized shortly as follows. Firstly, the findings in connection with the functional varieties use of language, namely (1) functional varieties of Indonesian language, (2) functional variaties of Balinese language, and (3) functional variaties of English language. The functional variaties of language speech level, namely (1) ordinary Balinese language and (2) honorific Balinese language, (3) the use of polite English language and (4) the use of impolite English language, (5) the use of polite Indonesian language and (6) the use of impolite Indonesian language. The use of register, namely (1) the use of formal Indonesian register, (2) the use of non formal Indonesian register, (3) the use of English formal register, (4) the use of English non formal register, (5) the use of formal Balinese register, and (6) the use of non formal Balinese register. Secondly, forms of communication used by the speakers in the hotel, consisted of (1) vertical communication and (2) horizontal communication. Vertical communication could be divided into (a) vertical communication downward and (b) vertical communication upward. Communication strategies used by speakers in the hotel consisted of (1) complete communication strategy and (2) incomplete communication strategy. Complete communication strategy, namely (a) opening communication strategy, (b) topic communication strategy, and (c) closing communication strategy. Incomplete communication strategy, namely (a) communication without opening strategy, (b) communication without closing strategy, and (c) short communication strategy. Thirdly, the findings in connection with code-switching happened in the hotel society could be catagorized into six forms, namely (1) code-switching from Indonesian to English, (2) code-switching from Indonesian to Balinese, (3) code-switching from English to Indonesian, (4) code-switching from English to Balinese, (5) code-switching from Balinese to Indonesian, and (6) code-switching from Balinese to English. Besides that, it was also found the forms of code-switching in connection with the lexical items associated with departments of the hotel. Fourthly, findings in connection with interference use of language English and Indonesian languages. The interference use of English language, namely (1) inteference in phonology or pronunciation in English consonants, such as (a) in pronouncing English consonants [ph,th, kh], (b) in pronouncing English consonants [θ], [ð], (c) in pronoucing English consonants [v], [f], and (d) in pronoucing English consonant clusters, and (e) interference in using English stress. (2) Interference in morphology, consisted of (a) in using repetition of English words, (b) in making plural forms of English. (3) Inteference in English syntax, consited of (a) making passive voice in English , (b) making simple present tense in English, and (c) making simple past tense in English. Interference in using Indonesian language, namely (1) interference in morfology and (2) interference in phonology. Besides, It was also found the simplification of using Balinese language and the characteristic of using Balinese language. The use of English and Indonesian jargons were also found in connection with the use of language in the hotel.
Kata Kunci : Bahasa,Strategi Komunikasi,Penutur Hotel