Laporkan Masalah

Kajian Mikoriza Vesikula Arbuskula (MVA) dalam menekan perkembangan penyakit bercak ungu (Alternaria Porri) pada bawang putih

ARIFIN, Zainal, Promotor Prof.Dr.Ir. Y.B. Sumardiyono

2005 | Disertasi | S3 Ilmu Pertanian

Penelitian bertujuan 1) mengeksplorasi jamur MVA dari lapangan, untuk dapat diaplikasikan ke dalam teknik budidaya bawang putih, 2) memanfaatkan potensi jamur MVA terpilih sebagai agens hayati untuk meningkatkan ketahanan tanaman pada fase pertumbuhan vegetatif terhadap A. porri, 3) memperoleh isolat jamur MVA sebagai agens hayati yang dapat diintegrasikan dengan cara pengendalian yang lain, 4) memanfaatkan jamur MVA sebagai agens hayati untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi bawang putih, serta memperbaiki kualitas umbi. Penelitian dilakukan melalui tahapan Eksplorasi dan Penelitian lapangan, Eksplorasi dilakukan di Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Wonosobo Provinsi Jawa Tengah, bertujuan untuk mencari dan memperoleh isolat jamur MVA terpilih, sedangkan penelitian lapang bertujuan untuk menguji isolat jamur MVA hasil eksplorasi, dilakukan di Balai Benih Sariaji, Dusun Ngasinan, Kelurahan Kramatan, Kabupaten Wonosobo (800 m dpl.). Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktorial dengan kombinasi perlakuan 4X2X2, yang terdiri atas empat isolat jamur MVA yaitu Glomus sp. isolat Karanganyar, Glomus sp. isolat Wonosobo dan G. manihotis isolat Bogor dan kontrol, dua aras fungisida yaitu disemprot dan tidak disemprot, dua faktor varietas bawang putih yaitu varietas Lumbu kuning dan Lumbu hijau. Dari hasil eksplorasi dan penelitian lapangan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Glomus sp. isolat Karanganyar dan Glomus sp. isolat Wonosobo, merupakan jamur MVA yang dapat diaplikasi ke dalam teknik budidaya bawang putih varietas Lumbu kuning dan Lumbu hijau, 2) Bawang putih varietas Lumbu kuning dan Lumbu hijau yang diinokulasi Glomus sp. isolat Karanganyar, Glomus sp. isolat Wonosobo dan G. manihotis isolat Bogor, pada saat berada dalam fase perumbuhan vegetatif mempunyai kemampuan dalam menekan perkembangan penyakit bercak ungu. yang disebabkan oleh A. porri, 3) Ketiga jamur MVA yang diaplikasi, berpotensi sebagai agens pengendali hayati yang dapat diaplikasi secara tunggal maupun diintegrasikan dengan penyemprotan fungisida mankozeb, 4) Serapan N, P dan K pada daun bawang putih yang diinokulasi Glomus sp. isolat Karanganyar, Glomus sp. isolat Wonosobo, dan G. manihotis isolat Bogor lebih tinggi daripada yang tidak diinokulasi, 5) Kemampuan Glomus sp. isolat Karanganyar, Glomus sp. isolat Wonosobo dan G. manihotis isolat Bogor dalam menyerap nutrisi N, P dan K pada saat tanaman berada dalam fase pertumbuhan vegetatif, lebih besar daripada jamur MVA pribumi, 6) Konsentrasi S pada umbi bawang putih yang diinokulasi Glomus sp. isolat Karanganyar, Glomus sp. isolat Wonosobo dan G. manihotis isolat Bogor lebih tinggi daripada yang tidak diinokulasi, 7) Kemampuan Glomus sp isolat Karanganyar, Glomus sp. isolat Wonosobo dan G. manihotis isolat Bogor, dalam menyerap S, lebih besar daripada jamur MVA pribumi.

The objective of the research to: 1) explore the Vesicular Arbuscular Mycorrhizal (VAM) fungi from the field to be applied in garlic cultivation technique, 2) utilize the potential of selected VAM fungi as biological agents in improving crop resistance against A. porri, during the phase of vegetative development, 3) obtain an isolate VAM fungi as biological agent that could be integrated with other controlling technique, 4) utilize VAM fungi as biological agents capable to increase garlic growth and production as well as to improve their bulb quality. This study was conducted in two stages of exploration and field research. The exploration, conducted in Karanganyar and Wonosobo regencies of Central Java Province, aimed to look for and obtain the selected VAM fungi isolate. Field research, carried out at Balai Benih Sariaji in Ngasinan, Kramatan, Wonosobo regency (800 m above sea level), aimed to test VAM fungi isolate. The study was conducted through a 4x2x2 factorial of Random Complete Block Design (RCBD) consisting of four VAM fungi isolate. They were Glomus sp. isolate Karanganyar, Glomus sp. isolate Wonosobo and G. manihotis isolate Bogor and control (indigenous of VAM fungi), two application with and without fungicide, and two varieties of garlic, Lumbu kuning and Lumbu hijau. The result of field exploration and field research indicated that: 1) Glomus sp. isolate Karanganyar and Glomus sp. isolate Wonosobo, were the native VAM fungi that could be applied in cultivation technique for Lumbu kuning and Lumbu hijau varieties of garlic, 2) Lumbu kuning and Lumbu hijau varieties that inoculated with Glomus sp. isolate Karanganyar, Glomus sp. isolate Wonosobo and G. manihotis isolate Bogor, were resistance against purple blotch disease caused by A. porri during the phase vegetative development, 3) Three VAM fungi were potential as biological controlling agents that could be applied individually or in integration with mancozeb fungicide, 4) Uptake of N, P and K in garlic leaves inoculated with Glomus sp. isolate Karanganyar, Glomus sp. isolate Wonosobo and G. manihotis isolate Bogor, were higher than those of non-inoculated ones, 5) Ability of Glomus sp. isolate Karanganyar, Glomus sp. isolate Wonosobo and G. manihotis isolate Bogor in absorbing N, P and K during the phase of vegetative development was higher than that of indigenous VAM fungi, 6) Uptake of S in garlic bulb that inoculated with Glomus sp. isolate Karanganyar, Glomus sp. isolate Wonosobo and G. manihotis isolate Bogor higher than that of non-inoculated ones, 7) Ability of Glomus isolate Karanganyar, Glomus sp. isolate Wonosobo and G. manihotis isolate Bogor, in absorbing S was higher than that indigenous VAM fungi.

Kata Kunci : Penyakit Tanaman, Bawang Putih, Bercak Ungu, MVA


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.