Angka kejadian komplikasi lambat pascaoperasi prostatektomi transvesikal dan reseksi transuretral pada pasien pembesaran prostat jinak di Rumah Sakir Dr. Sardjito Yogyakarta Januari-Desember 2004

BAKRI, dr. H. Prawito Singodimedjo, SpB,SpU

2006 | Tesis | PPDS I Ilmu Bedah

Latar Belakang: Pada tahun 2000, angka harapan hidup laki-laki akan meningkat diatas 80 tahun di banyak negara dan pada usia tersebut secara histopatologi kejadian PPJnya sekitar 88% dan lebih dari 50% menimbulkan gejala PPJ. Prostatektomi transvesikal (PTV) dan prostatektomi reseksi transuretral (PRTU) masih digunakan sebagai terapi standar untuk PPJ. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian komplikasi lambat pascaoperasi prostatektomi secara PTV dan PRTU Bahan dan Cara: Data dikumpulkan dari 1 Januari 2004 - 31 Desember 2004 rancangan penelitian cohort prospektive, terdapat 67 pasien dari 90 pasien PPJ yang masuk kriteria inklusi yang terdiri dari 12 pasien dilakukan operasi prostatektomi secara PTV dan 55 pasien dilakukan operasi prostatektomi secara PRTU. Data pasien dicatat berdasarkan usia, faktor komorbid seperti hipertensi (HT), penyakit jantung iskemik (PJI), penyakit paru obstruktif menahun (PPOM), diabetes melitus (DM) dan kejadian komplikasi lambat pascaoperasi prostatektomi antara PTV dan PRTU seperti disfungsi ereksi (DE), retrograd ejakulasi (RE), striktur uretra (SU), inkontinensia urin (IU), semua data di analisis statistik t- test. Hasil Penelitian: Terdapat 67 pasien PPJ pascaoperasi prostatektomi (rerata usia 65,81 tahun, rentang usia 51-86 tahun), yang masuk kriteria inklusi terdiri dari 12 pasien di operasi secara PTV (17,9%) dan 55 pasien di operasi secara PRTU (82,1%). Faktor komorbid yaitu HT (19,4%), PJI (16,4%), PPOM (11,9%), DM (4,5%). Usia terbanyak secara PTV pada dekade ketujuh (50%), PRTU terbanyak pada dekade keenam (41,82%). Angka kejadian komplikasi lambat pascaoperasi prostatektomi secara PTV yaitu DE (77,8%), RE(55,6%), SU(8,3%), IU(0%) sedangkan secara PRTU yaitu DE (87,9%), RE (45,5%), SU (9,1%), IU (9,1%). Semua data angka kejadian komplikasi lambat pascaoperasi prostatektomi antara PTV dan PRTU secara statistik tidak bermakna (p>0.05). Kesimpulan : Angka kejadian komplikasi lambat pascaoperasi prostatektomi secara PTV dan PRTU yang paling banyak yaitu DE. Angka kejadian komplikasi lambat pada pasien PPJ setelah operasi prostatektomi antara PTV dan PRTU secara statistik tidak berrmakna

Objective : By the year 2000, the life expectancy of male at birth will exceed 80 years in many countries and most men can therefore be expected to live to an age at which they have an an 88% chance of defeloping histological BPH and more than a 50% chance of symptomatic BPH. Transurethral resection of the prostate (TURP) and transvesical prostatectomy (TVP) are the two methods of operation for BPH. The aims of this study are to find out, the late complications after prostatectomy between TVP and TURP. Patients and Methods : Data were collected from January 1st ,2004 to December 31st , 2004 with prospective cohort study. There were 67 of 90 post-prostatectomy BPH patients who met the inclusion criteria. Data were listed into age and comorbid factors are hypertension (HT), ischemic heart disease (IHD), chronic obstructive pulmonary disease (COPD), diabetes mellitus (DM) and the post-prostatectomy late complications are erectile dysfunction (ED), retrograde ejaculation (RE), urethral stricture (US), urinary incontinence (UI). Data were analyzed statistically with the t-test. Results : There were 67 patients (median age 65.81 years, range 51-86 years), inclusion in this study 12 patients was performed TVP (17.9%), 55 patients was performed TURP (82.1%). Comorbid factors were HT (19.4%), IHD (16.4%), COPD (11,9%), DM (4,5%).. The most frequent age of TVP were 7th decade (50%), TURP were 6th decade (41.82%). The post-prostatectomy late complication rate of TVP were ED (77.8%), RE (55.6%), US (8.3%), UI (0%) and TURP were ED (87.9%), RE (45,5%), US (9,1%), UI (9,1%). The results of the post-prostatectomy late complication rate between TVP and TURP were not significant (p>0.05). Conclusion : The most frequent late complications after prostatectomy of the TVP and TURP is ED. Study about late complications after operation of the BPH between TVP and TURP, statistically were not significant

Kata Kunci : Komplikasi,Pascaoperasi Prostatektomi,PTV dan PRTU,BPH, Open prostatectomy, TURP, Late complication